CARA ORANG SHALIH MENYAMBUT RAMADHAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Allahhu a’lam. Allah mendatangkan Ramadhan setiap tahunnya
kepada kita adalah semata mata karena kasih sayang-Nya yang demikian besar bagi kita. Kenapa dikatakan demikian, karena :
Pertama : Allah Mahamengetahui bahwa kita ini banyak dosa, banyak melakukan
maksiat. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi : Ya ‘ibaadii
innakum tukhthi-uuna bil laili wan nahaar.
Wahai hamba hamba-Ku kalian semuanya
melakukan kesalahan pada malam dan siang hari. H.R Imam
Muslim).
Oleh karenanya Allah datangkan Ramadhan sehingga kita bisa
mendapat banyak kesempatan minta ampun
dan bertaubat dan sungguh doa doa orang yang berpuasa lebih mudah diijabah oleh
Allah.
Bahkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan insya Allah dosa
dosa kita telah diampuni. Sungguh Rasulullah bersabda : “Man shaama
ramadhaana iimanan wahtishaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambih”
Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengharapkan pahala (hanya
dari-Nya) maka diampuni dosa dosanya yang telah lalu (H.R Imam Bukhari)
Kedua : Allah Mahamengetahui bahwa amal ibadah kita masih sangat sedikit. Oleh
karenanya Allah datangkan Ramadhan
sehingga kita dapat kesempatan untuk beribadah lebih banyak. Dan dengan kasih
sayang Allah pula maka pahala amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini dilipat gandakan. Bahkan pada bulan Ramadhan kita diberi lailatul qadr, sehingga kita
diberi kesempatan untuk meraih pahala ibadah satu malam lebih baik dari pahala
ibadah seribu bulan.
Tapi ketahuilah bahwa
keutamaan yang sangat banyak selama Ramadhan yaitu untuk mendapatkan kesempatan
banyak beribadah dan banyak memohon ampun sehingga mencapai tingkat takwa
tidaklah datang sendirinya. Kita disuruh berusaha untuk mencari dan
mencapainya. Sungguh tidaklah semua orang akan mendapatkan predikat takwa
itu.
Tidak semua bisa mendapatkan predikat takwa
Puncak tertinggi tujuan shaum adalah melaksanakan perintah
Allah agar mendapatkan predikat takwa. Allah berfirman : “Yaa aiyuhalladzi naamanu
kutiba ‘alaikumush shiam, kamaa kutiba ‘alalladzina min qablikum, la’allakum
tattaquun.” Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu untuk berpuasa,
sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, mudahan-mudahan kamu
menjadi orang orang yang bertakwa (Q.S al Baqarah 183).
Menurut pakar bahasa Arab, kata la’alla, dalam surat
al Baqarah ayat 183 diterjemahkan dengan mudah-mudahan. Mudah mudahan kamu
menjadi orang yang bertakwa mempunyai
dua kemungkinan yaitu bisa dapat takwa bisa juga tidak meskipun zhahirnya
seseorang itu melaksanakan puasa.
Tentang hal ini, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan kita bahwa ada manusia berpuasa
yang hanya memperoleh lapar dan haus saja. Rubba
shaa’imin hazhzhuhu min shiyamihi al ju’ wal ‘athasy. Berapa banyak orang
yang puasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah, an Nasa’i).
Dari hadits ini dapat kita ketahui bahwa tidak semua orang
yang berpuasa mendapat predikat takwa
tapi ada yang hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Beliau bahkan menyebut dengan rubba dan
kata rubba dalam bahasa Arab bukan bermakna
satu atau dua tetapi menunjukkan jumlah yang banyak.
Namun demikian setiap hamba pasti sangat ingin dan selalu
berusaha untuk menjadi orang bertakwa yang salah satunya didapat melalui
berpuasa di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita sambut Ramadhan ini
dengan cara cara yang dilakukan oleh orang orang shalih.
Para ulama dan orang orang
shalih memiliki cara cara yang sangat terpuji dan patut kita teladani dalam menyambut Ramadhan. Diantaranya adalah :
Pertama : Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
Orang orang shalih sangat paham bahwa Ramadhan adalah karunia
Allah dan merupakan salah satu tanda kasih sayang-Nya kepada hamba
hamba-Nya. Oleh karena itu mereka sangat
gembira untuk bisa meraih keutamaan dan keistimewaan Ramadhan. Diantaranya
adalah :
(1) Ada kesempatan untuk mendapat berkah yang
lebih besar. Rasulullah bersabda : Qad jaa’akum syahrur
ramadhan, syahru mubaarak. Sungguh
telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. (H.R Imam
Ahmad dan an Nasa’i)
Ketahuilah bahwa kita sangat membutuhkan berkah karena berkah
bermakna kebaikan yang banyak dan terus menerus ada. Imam an Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim berkata : Makna asal
keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi.
(2) Ada kesempatan
untuk mendapat ibadah satu malam bernilai ibadah seribu bulan. Dan ini tidak ada pada bulan lain
kecuali pada Ramadhan saja. Allah berfirman : “Wamaa adraaka maa lailatul
qadri. Lailatul qadri khairum minalfi syahr”.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu
lebih baik daripada seribu bulan. (Q.S al Qadr 2-3).
(3) Ada kesempatan untuk
diampuni dosa-dosa yang telah lalu.
Rasulullah bersabda : Man shama ramadhaana imanan wahtisaaban ghufiralahu
maa taqaddama min dzambih. Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman
dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Bukhari
dan Muslim).
(4) Ada kesempatan
doa diijabah. Rasulullah bersabda : Tsalatsa da’awaatin
mustajaabaat, da’watush shaa’imi, wa da’watul mazhluumi, wa da’watul musaafir.
Ada tiga macam doa yang dikabulkan, doa orang yang berpuasa, doa
orang yang terzhalimi dan doa orang musafir (H.R Imam al Baihaqi).
(5) Ada kesempatan
mendapat perisai sebagai benteng terhadap api
neraka. Rasulullah bersabda : Ash shiyamu junnatun yastahjinnu bihal
‘abdu minnaar. Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk
membentengi diri dari neraka (H.R Imam Ahmad).
Kedua : Menyambut Ramadhan dengan banyak minta ampun dan
bertaubat.
Mungkin ada yang bertanya kenapa menyambut Ramadhan dengan
banyak minta ampun dan bertaubat. Bukankah kita semua telah berniat akan
melakukan banyak ibadah dalam bulan Ramadhan bahkan pahalanya dilipat gandakan
oleh Allah yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Dan lagi pula bukankah istighfar
dan taubat adalah kebutuhan dan kewajiban orang orang yang banyak berdosa. Jadi
bukan kebutuhan orang orang shalih yang telah banyak ibadahnya.
Ketahuilah bahwa semua manusia banyak berdosa apakah dia
orang shalih atau bukan. Cuma mungkin, Allahu a’lam, orang shalih dosanya lebih
sedikit dibanding dengan yang selainnya. Rasulullah bersabda : “Kullubni adam khaththa’ wa
khairul khaththainat tawwaabun. Setiap anak Adam banyak berbuat
dosa dan sebaik baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat. (H.R Imam
at Tirmidzi).
Jadi sambutlah Ramadhan dengan banyak istighfar dan
bertaubat. Ketahuilah bahwa dosa dosa yang belum dimintakan ampunan dan taubat adalah
salah satu penghalang atau membuat seorang hamba menjadi berat dan cenderung
malas untuk melakukan amal shalih.
Ketiga : Menyambut Ramadhan dengan ilmu.
Bulan Ramadhan memberi kesempatan kepada orang beriman untuk
melakukan semua amal amal utama dalam Islam, kecuali ibadah Haji. Diantaranya
ada puasa wajib, ada shalat tarawih,
sedekah, baca al Qur an, i’tikaf dan yang lainnya. Bahkan pahalanya dilipat
gandakan dari sebelumnya. Ketahuilah bahwa semua ibadah baru bernilai bila
dilakukan dengan ikhlas dan dengan cara
yang diajarkan oleh Rasulullah.
Untuk mengetahui cara beribadah yang benar kita butuh ilmu
dan ilmu hanya didapat dengan belajar. Oleh karena itu sambutlah Ramadhan
dengan banyak belajar ilmu terutama tentang cara cara beramal yang benar dan
utama. Para ulama mengingatkan agar berilmu dulu baru beramal. Sehingga amal
yang kita lakukan adalah berdasarkan ilmu yang benar.
Keempat : Menyambut Ramadhan dengan agenda beramal.
Saudara saudara kita orang orang shalih mengetahui bahwa semua
pebisnis atau manager perusahaan
memiliki agenda yang ketat dan rencana kerja yang sangat rinci bagi bisnisnya
untuk beberapa waktu kedepan.
Orang orang shalihpun
sangat memahami bahwa Ramadhan adalah kesempatan yang sangat besar untuk memasuki
pasar ataupun ladang persiapan akhirat. Apalagi waktunya singkat, hanya 29 atau
30 hari saja. Agar waktu yang pendek dan sangat berharga ini bisa dimanfaatkan
secara optimal maka sangatlah diperlukan untuk membuat agenda atau rencana amal
shalih selama Ramadhan.
Diantara contoh agenda atau rencana yang mungkin kelihatan
sederhana adalah berapa kali akan mengkhatamkan al Qur an selama Ramadhan tahun
ini. Misalkan rencananya satu kali
khatam. Maka dibuat rinciannya. Setiap habis shalat fardhu dibaca dua
lembar, berarti satu hari bisa dibaca sepuluh lembar atau duapuluh halaman yaitu
satu juz sehari. Setelah 30 hari bisa khatam 30 juz.
Contoh lain adalah berapa rencana sedekah selama Ramadhan
ini, misalkan 300 ribu rupiah. Maka supaya tidak berat bersedekahlah setiap
hari 10 ribu rupiah. Ataupun cara cara lain yang cocok dengan keadaan keuangan
masing masing.
Tentu ada juga baiknya untuk membuat agenda membaca buku yang
bermanfaat seperti kitab Tafsir al Qur an, membaca dan mempelajari Kitab kitab
Hadits beserta syarahnya dan juga kegiatan lain yang bermanfaat.
Kelima : Menyambut Ramadhan dengan banyak berdoa dan
bertawakal.
Orang orang shalih banyak berdoa untuk menyambut Ramadhan.
Enam bulan sebelum Ramadhan mereka telah berdoa agar mendapatkan Ramadhan yang
akan datang. Sungguh tidak ada yang bisa mempertemukan kita dengan Ramadhan
kecuali jika Allah mengizinkan. Oleh karena itu mereka memohon dengan sungguh
sungguh melalui doanya kepada Allah agar mendapat Ramadhan yang akan
datang.
Diantara doa yang mereka panjatkan adalah : “Allahhumma
salimni ila ramadhan wa salimlii ramadhan wa tasallamhu minni mutaqaabilan”. Ya Allah, selamatkan kami hingga dapat
merasakan Ramadhan, dan selamatkan kami untuk Ramadhan, dan diterima amal
ibadah kami setelah Ramadhan.
Lalu setelah berdoa mereka bertawakal atau berserah diri
kepada Allah Ta’ala dan apapun yang menjadi ketetapan Allah, mereka menerima
dengan ridha. Orang orang shalih sangatlah mengetahui bahwa apapun ketetapan
Allah maka itulah pilihan Allah dan itulah yang
terbaik bagi dirinya.
Keenam : Menyambut Ramadhan seolah-olah ini Ramadhan terakhir
baginya.
Para ulama dan orang orang shalih senantiasa menganggap bahwa
setiap Ramadhan yang ditemui dianggap sebagai Ramadhan yang terakhir baginya
meskipun mereka selalu berdoa untuk mendapatkan Ramadhan berikutnya. Sikap ini
ternyata memberikan semangat dan dorongan yang besar baginya untuk mengisi
setiap Ramadhan yang ditemui dengan sebaik baik amal ibadah. Sungguh mereka
khawatir jangan jangan tidak dapat lagi bertemu dengan Ramadhan berikutnya.
Orang orang shalih juga sangat khawatir kalau amalannya
selama Ramadhan tahun ini kurang dari tahun tahun sebelumnya maka itu adalah
sebesar besar kerugian dan tidak mungkin dijangkau lagi.
Semoga kita bisa mengambil manfaat dari orang orang shalih
tentang bagaimana mereka menyambut Ramadhan bulan yang penuh berkah dan
maghfirah ini.
Wallahu A’lam. (294)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar