BERFIKIR YANG HARAM TANPA
MELAKUKANNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketahuilah bahwa manusia mempunyai potensi untuk melakukan kebaikan yaitu orang orang yang
mendapat taufik dan hidayah dari Allah Ta’ala. Tapi manusia juga mempunyai
potensi melakukan keburukan karena :
Pertama : Manusia di ilhami oleh dua keadaan yaitu untuk kebaikan atau ketakwaan
dan keburukan. Allah berfirman : “Fa alhama haa fujuura haa wa taqwaa haa”.
Maka Kami mengilhamkan kepadanya jalan (kejahatan) dan ketakwaann. (Q.S asy
Syams 8).
Kedua : Manusia bukan malaikat. Manusia memiliki hawa nafsu, Dan hawa nafsu itu cenderung kepada
keburukan. Allah berfirman : “Wa maa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaa
ratun bis suu-i illa maa rahima rabbi”. (Yusuf berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari
kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku (Q.S Yusuf 53)
Ketiga : Manusia mempunyai musuh yang nyata yaitu syaithan yang selalu berusaha
menggoda dan mendorongnya untuk melakukan kemaksiatan dan dosa. Allah berfirman
: “Innamaa ya’murukum bis suu-i wal fahsyaa-i wa an taquuluu ‘alallahi maa
laa ta’lamun”. Sesungguhnya
(syaithan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan
apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (Q.S al Baqarah 169)
Keempat : Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah. Syaikh as Sa’di berkata :
Manusia itu adalah lemah dalam hal fisik, lemah dalam berkehendak, lemah dalam
bertekad dan lemah dalam iman dan kesabaran
(Lihat Tafsir Kariimir Rahman).
Allah berfirman : “Wa khuliqal
insaanu dha’iifaa”. Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (Q.S an
Nisaa’ 28.)
Itulah sebabnya terkadang timbul
pikiran seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan.
Kemudian Allah Ta’ala memberikan petunjuk untuk membatalkan niat buruk yang
telah terpikir olehnya.
Lalu bagaimana hukumnya jika seseorang telah berfikir untuk melakukan
sesuatu yang diharamkan. Misalnya berfikir untuk mencuri, minum khamer dan
perbuatan buruk lainnya.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz, bekas Mufti ‘Am Kerajaan Saudi Arabia, memberikan fatwa, :
Pikiran pikiran buruk yang timbul pada
diri manusia, seperti berfikir untuk berbuat zina, mencuri, meminum sesuatu
yang memabukkan dan semisalnya sedangkan dia tidak melakukan sesuatu apapun
darinya, maka hal ini dimaafkan dan orang tersebut tidak berdosa.
Syaikh memberi penjelasan bahwa ini adalah berdasarkan
sabda Rasulullah :
Pertama : “Innallaha tajaawaza li ummatii
maa hadatsat bihi anfusuhaa maa lam yatakallamuu au ya’maluu bihi” Sesungguhnya
Allah telah mengampuni dari umatku hal
hal yang dibisikkan oleh jiwa mereka selama mereka tidak berbicara tentangnya
(membeberkannya) atau melakukannya. (Mutafaq ‘alaihi)
Kedua : Sabda Rasulullah dalam hadits
Qudsi : “Man hamma bi saiyi-atin wa lam ya’malhaa lam aktubhaa ‘alaihi”
Barangsiapa yang berkeinginan untuk melakukan suatu keburukan sedangkan dia
tidak melakukannya, niscaya Aku (Allah) tidak mencatatkan (dosa) atasnya. (H.R
Imam Muslim).
Ketiga : Didalam lafazh yang lain
disebutkan : “Uktubuuhaa lahu hasanatun innama tarakahaa min jarra-i.
Catatkan baginya satu pahala sebab dia meninggalkannya (tidak melakukannya,
pen.) demi Aku. (Mutafaq ‘alaihi, dari Ibnu Abbas).
Makna hadits tersebut (hadits ketiga) adalah:
Pertama : Barangsiapa yang meninggalkan
kejahatan yang ingin sekali dilakukan, demi Allah, maka Allah akan mencatatkan
baginya sebagai suatu kebaikan.
Kedua : Dan jika dia meninggalkan
kejahatan yang ingin sekali dilakukan karena sebab lain, bukan karena Allah,
maka tidak akan dicatat sebagai satu kejahatan baginya namun tidak pula dicatat
sebagai satu kebaikan.
Inilah karunia Allah Ta’ala dan
rahmat-nya kepada para hamba-Nya. Segala puji dan rasa syukur hanya untuk-Nya.
Tiada tuhan –yang haq untuk disembah- selainNya.
(Dinukil dari Kitab Fatwa-fatwa
Terkini)
Jadi pikiran pikiran buruk yang tidak
dilakukan maka tidak mendatangkan dosa. Bahkan jika seseorang tidak melakukan
apa yang datang pada pikiran pikiran buruknya karena mencari wajah Allah maka
Allah memberikan satu pahala baginya.
Namun demikian saudaraku, janganlah
melazimkan diri untuk memikirkan keinginan keinginan buruk. Jika terlintas sesuatu yang buruk
dalam pikiran maka janganlah diikuti segeralah buang jauh jauh karena ini bisa
membahayakan. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa : (1) Manusia diilhami
oleh fujur dan takwa (2) Manusia itu memiliki nafsu yang cenderung kepada
keburukan (3) Manusia itu mempunyai
musuh yaitu syaithan yang selalu mendorongnya kepada keburukan (4) Manusia itu
lemah, lemah iman dan lemah kesabaran.
Gantilah segera pikiran pikiran buruk yang terlintas dengan pikiran baik. Diantara caranya adalah segera
membaca ta’awudz, beristighfar dan
banyak berdzikir. Insya Allah ini
adalah obatnya.
Wallahu A’lam. (309)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar