AJARKAN ANAK SUPAYA TAKUT KEPADA
ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Anak adalah amanah yang
harus dijaga, dipelihara dan harus dididik oleh orang tuanya. Rasulullah Salallahu ’alaihi wassalam, bersabda : ”Qaala
rasulullahi salallahu ’alaihi wasallama, maa min mauluudin ilaa yuuladu ’alal
fithrati fa abawaahu yuhauwidaanihi wa yunashiraanihi wa yumajjisaanihi” Rasulullah telah
bersabda, 'Seorang bayi tidak dilahirkan melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah).
Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani,
ataupun Majusi. (H.R Imam Muslim)
Dalam
hadits ini terdapat kewajiban yang besar bagi orang tua untuk mendidik
anak-anaknya agar tidak terjerumus menjadi Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
Tujuan pendidikan kepada anak terutama dan paling utama
adalah memberi bekal agar mereka terhindar
dari api neraka.
Allah
berfirman: Ya aiyuhalladziina aamanuu quu anfusakum wa ahliikum naaraa wa
quuduhan naasu wa hijaaratu, ’alaihaa malaaikatun ghilaazhun syidaadun laa
ya’shuunallaha maa amrahum wa yaf’aluuna maa yukmaruun” Wahai orang-orang yang beriman
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang di perintahkan”(QS. At Tahrim: 6).
Imam
Ibnu Katsir, dalam tafsirnya menukil perkataan Qathadah tentang makna ayat ini, yaitu : Hendaklah engkau menyuruh
mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka kepada-Nya. Dan
hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan
mereka untuk menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada
Allah, maka peringatkan dan cegah mereka.
Sungguh
sangatlah banyak cara dan teori yang dikemukakan orang orang ahli berkenaan
dengan cara mendidik dan mengajar anak. Tapi ketahuilah bahwa teori apapun yang
dipakai dalam mendidik anak janganlah melupakan
dua hal pokok dan paling penting
yaitu :
Allah
berfirman : ”Wa man yuthi’illaha wa rasuulahuu wa yakhsyallaha wa yattaqhi
fa ulaa-ika humul faa-izuun” Dan barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya mereka itulah orang
orang yang mendapat kemenangan. (Q.S an Nuur 52).
Kedua : Jangan mengajarkan anak untuk
mengejar kehidupan dan gemerlapnya dunia beserta segala perhiasan dan
godaannya. Ajarkan kepada anak untuk
tidak rakus terhadap kehidupan dan harta dunia. Jika
seseorang rakus terhadap kehidupan, kesenangan dan harta dunia maka akan sangat
membahayakan kepada dunianya dan akhiratnya.
Allah
berfirman : ”Wamal hayaatud dun-yaa illaa la’ibun wa lahwun, wa
ladaarul aakhiratu khairun lilladziina yattaquun, afalaa ta’qiluun”. Dan
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri
akhirat itu sungguh lebih baik bagi
orang yang bertakwa. Tidakkah kalian mengerti (QS. Al An’am: 32).
Allah berfirman : “Wa mal hayaatad dun-yaa illaa mataa’ul
ghuruur” Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Q.S Ali
Imran 185).
Mudah mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (296)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar