HAKIKAT DUNIA TIDAK BERHARGA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Diantara
manusia ada yang berusaha sekuat kuatnya
untuk mendapatkan dunia beserta perhiasannya. Seolah olah mereka ingin
menghabiskan umurnya hanya untuk dunia. Terkadang membuat mereka lalai terhadap
akhirat yang lebih utama. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya : “Walal aakhiratu khairul laka mina uula” Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik
bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4).
Ketahuilah
bahwa apabila seseorang lebih mengutamakan sesuatu yang fana dan tidak sempurna
maka itu merupakan (1) Indikasi ketidak tahuannya terhadap mana yang lebih
berharga. (2) Atau jika dia tahu mana yang lebih berharga maka itu merupakan
indikasi bahwa dia tidak menginginkan sesuatu yang lebih berharga. (3) Atau
mungkin juga ada kerusakan pada fungsi akalnya.
Rasulullah
dan para sahabatnya sangat paham bahwa pada hakikatnya dunia tidak mempunyai
harga. Oleh karena itu maka beliau dan para sahabat (1) Mencampakkan dunia
dibelakang punggungnya (2) Memalingkan hatinya dari dunia, mengabaikannya dan
tidak merasa nyaman dengannya (3) Menganggap dunia ini penjara bukan surga.
Pada hal kalau beliau menginginkan dunia niscaya akan memperolehnya dengan
mudah.
Lalu
bagaimana penjelasannya bahwa dunia itu secara hakikat tidaklah berharga.
Simaklah beberapa catatan dibawah ini.
Pertama : Rasulullah bersabda : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa
fiih” Dua rakaat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada
didalamnya. (H.R Imam Muslim).
Dunia
dan segala isinya bermakna seluruh harta dunia dan perhiasannya. Dan ternyata
bahwa semua harta dunia itu lebih rendah harganya dibanding dengan keutamaan dua rakaat shalat sunat
Fajr.
Ketahuilah bahwa harta dunia sebesar
dan sebanyak apapun adalah sesuatu yang akan hilang, musnah dan punah. Harta
akhirat yaitu berupa amal shalih yang
dilakukan seorang hamba, diantaranya berupa shalat sunat Fajr maka
kenikmatan dan manfaatnya tidak akan pernah sirna, bermanfaat untuk akhirat dan
pasti akan kekal selama lamanya. Inilah salah satu ketinggian suatu amal shalih
dan merupakan dalil bahwa harta dunia itu tidak ada nilai. Hadits tentang
keutamaan shalat sunat Fajr ini adalah salah satu pembanding atau penjelas
bahwa dunia itu sebenarnya tidak berharga.
Ini adalah nilai dari shalat sunat
Fajr atau shalat sunat qabliya subuh. Apalagi nilai shalat shubuhnya tentu
lebih besar lagi. Begitu pula ibadah ibadah yang lainnya yang pasti jauh lebih
bernilai daripada segala harta dunia.
Kedua : Allah
memberitahukan bahwa dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan yang sementara
saja. Allah berfirman : “Wa maa haadzihil hayaatud dun-yaa illaa lawun
wa la’ibun, wa innad daaral akhirata lahiyal hayawaan. Lau kaanuu ya’maluun”. Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan
permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya
sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al Ankabut 64).
Ketahuilah
bahwa sesuatu yang namanya senda gurau ataupun permainan hakikatnya adalah
tidak berharga. Dan kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina,
karena salah satu makna dun-yaa adalah
rendah atau hina. Kehidupan dunia adalah sesuatu yang sedikit dan kecil, jadi
tidak memiliki harga.
Ketiga : Dunia memang tidak berharga meskipun hanya
seharga sayap nyamuk. Rasulullah bersabda : “Lau
kaanatid dun-yaa ta’dilu ‘indallahi janaaha ba’udhatin, maa saqaa kaafiran
minhaa syarbata maa’in” Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan
sayap nyamuk maka Dia tidak memberi minum sedikitpun darinya kepada orang
kafir. (H.R Imam at Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Lalu
masih adakah diantara kita yang akan menghabiskan umurnya untuk mengejar
sesuatu yang hanya senilai dengan sayap nyamuk.
Dalam
riwayat yang lain disebutkan bahwa pada suatu kali Rasulullah berjalan melewati
pasar sementara banyak sahabat berada di
dekat beliau. Beliau berjalan lalu melewati bangkai anak kambing jantan yang
kedua telinganya cacat. Sambil memegang telinga anak kambing itu beliau
bersabda : “Siapa diantara kalian yang
mau membeli ini seharga satu dirham ?. Para sahabat berkata : Kami sama sekali
tidak tertarik kepadanya. Apa yang (bisa) kami perbuat dengannya. Beliau bersabda : Apakah kalian mau jika
(kambing) ini menjadi milik kalian ?. Para sahabat berkata : Demi Allah, kalau
anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil,
apalagi ia telah mati.
Keempat : Dunia bukan hanya sekedar rendah dan tidak
berharga tetapi dilaknat. Rasulullah bersabda : “Alaa innad dun-yaa mal’uunah. Mal’uunun maa fiihaa illaa dzkrullahi
wamaa waalaahu wa ‘alimun au muta’allimun” Ketahuilah, sesungguhnya dunia
itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada
Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (5) Orang
yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr.
Hadits ini Hasan).
Lalu apakah kita akan menghabiskan
waktu kita mengejar seuatu yang rendah,
tidak berharga dan dilaknat.
Na’udzubillah
Wallahu A’lam. (326)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar