Sabtu, 16 November 2024

SANGAT DIANJURKAN MENDOAKAN GURU GURU KITA

 

SANGAT DIANJURKAN MENDOAKAN GURU GURU KITA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Semua orang sependapat kalau dikatakan bahwa orang yang sangat banyak berjasa bagi diri kita adalah guru guru kita. Guru telah mengajarkan banyak ilmu bagi kemashlahatan dalam menjalani hidup ini. Kita telah diajarkan berbagai ilmu TENTANG SYARIAT DAN JUGA ILMU ILMU YANG LAIN DAN BERMANFAAT BAGI KAUM MUSLIMIN.

Sungguh, guru pertama adalah IBU KITA yang pertama mengajar dan mendidik kita semenjak dilahirkannya. Kemudian baru guru guru lain yang mengajar secara formal ataupun tidak formal. Mengajarkan ilmu dibangku sekolah atau mengajarkan ilmu di luar bangku sekolah, di majlis ilmu dan yang lainnya.

Ketahuilah bahwa makna guru adalah sangat luas bahkan termasuk orang orang yang kita belajar dari akhlak seseorang, kebiasaan baiknya meskipun terkadang kita mengambil pelajaran itu tanpa diketahui oleh orang itu (baca : guru itu). Bahkan bisa jadi kita mengambil ilmu dari orang yang tidak kita kenal dan tak mengenal kita.

Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA, dalam suatu ceramah beliau dan di share di media sosial, antara lain menceritakan kisah yang pernah dialami oleh Syaikh  Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al Badr. Diceritakan bahwa beberapa tahun yang lalu Syaikh Abdurrazaq pada bulan Ramadhan beliau shalat malam atau taraweh di Masjid Nabawi di ronde kedua yaitu antara jam 01.00 sampai kira kira jam 03.00.

Saat itu di depan saya, kata Syaikh,  ada seorang Indonesia datang untuk shalat memakai tongkat. Dia berdiri shalat persis didepan shaf saya. Waktu shalat akan dimulai orang ini meletakkan tongkatnya dan berdiri shalat dengan satu kaki dan shalat itu berlangsung sekitar dua jam, tanpa tongkat.

Kata Syaikh saya mengambil ibrah atau pelajaran dari orang Indonesia ini bahwa kekuatan seorang hamba (hakikatnya) tidak terletak pada kekuatan fisik tetapi pada iman yang ada di hatinya. Ustadz Firanda memberi komentar bahwa banyak orang yang kuat fisiknya, tegap badannya tetapi sulit membuka mata untuk bangun  apalagi mengangkat kepala untuk bangun shalat shubuh.

Kemudian Syaikh menganggap orang itu gurunya dalam perkara ini meskipun saya tidak mengenalnya dan dan orang itu juga tidak mengenal saya. Kata Syaikh : Saya SERING MENDOAKAN KEBAIKAN untuk orang ini karena saya telah mengambil pelajaran berharga darinya. (Afwan, penyusun tulisan ini menyebutkan kisah ini dalam redaksi bahasa secara bebas dan singkat tanpa mengurangi makna).

Kesimpulannya adalah bahwa Syaikh Abdurrazaq dalam peristiwa ini telah memperluas makna guru yaitu meskipun tidak berbicara dengan orang itu dan tidak saling kenal tetapi telah mengambil pelajaran dari orang Indonesia itu dan  diangap sebagai salah satu guru beliau dan SERING DIDOAKAN.

Oleh karena itu hamba hamba Allah, ketika kita berdoa ambillah kesempatan mendoakan kebaikan bagi semua guru guru yang kita baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat. Ketahuilah, ketika kita mendoakan kebaikan bagi orang lain, apalagi untuk guru kita. Diantara keutamaannya adalah :

Pertama : Telah berusaha membalas kebaikan orang yang telah berbuat baik. Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من استعاذ بالله فأعيذُوهُ ومن سأل بالله فأعطوه، ومن أتى إليكم معروفاً فكافئوه، فإن لم تجدوا، فادعوا له، حتى يعلم أن قد كافأتموه

Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika kamu tidak mampu, maka doakanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal. (H.R Abu Dawud).

Kedua : Yang mendoakan mendapat doa dari malaikat. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :


مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu kecuali malaikat berkata : Dan untuk kamu juga seperti itu. (H.R Imam Muslim).

Pada riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

دَعْوَةُ الْمَرْء الْمُسْلِم لأخيه بظهر الغيب مُسْتَجَابَةٌ، عندَ رأْسه مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلِّمَا دَعَا الأَخِيهِ بِخَيْرِ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ، وَلَكَ بمثل رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Doa seorang muslim untuk saudaranya dengan tanpa sepengetahuan saudaranya itu mustajab. Di kepala seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas. Bila ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan : Aamiin, dan untukmu juga seperti yang engkau doakan. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah, para ulama mejelaskan bahwa doa malaikat itu mustajab, antara lain Al Imam Abul Hasan al Mufarakfuri rahimahullah berkata : Doa para malaikat itu mustajab. (Mura’atul Mafatih),

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata : Mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya menunjukkan jujurnya keimanan seseorang. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda : Tidaklah sempurna keimanan kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (Syarah Riyadush Shalihin).

Wallahu A'lam. (3.413).
 

 



 

 

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar