KETIKA DIDATANGI RASA MALAS MEMBACA AL QUR AN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Kita mengetahui sangatlah banyak hamba hamba Allah yang senantiasa
membaca al Qur an dan mengkhatamkannya dalam waktu tertentu. Ada yang
mengkhatamkan sekali sebulan, dua bulan,
tiga bulan ataupun lebih dari itu. Tetapi terkadang datang penghalang yang
tidak jelas lalu timbul futur atau rasa malas untuk membaca al Qur an lalu
terhenti meskipun sementara.
Ketahuilah bahwa ini kerugian yang nyata bagi hamba hamba Allah
karena Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda
beliau tentang al hal wal murtahal :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ
- قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ
الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ
Dari
Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling
dicintai Allah ?. Beliau menjawab : Al hal wal murtahal.
Orang
ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau
menjawab : Yaitu yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali
khatam ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at Tirmidzi).
Selain
itu, masih sangat banyak sebab yang semestinya bisa mendorong atau memotivasi
setiap hamba sehingga TIDAK FUTUR ATAU
MALAS MEMBACA AL QUR AN, diantaranya :
Pertama : Ingatlah, dahulu, pada awal belajar membaca al Qur an terasa
berat, terasa tidak mudah tetapi tetap
bersemangat dan akhirnya DENGAN PERTOLONGAN ALLAH sekarang kita mampu membaca
dengan baik.
Ini
adalah nikmat yang besar bahkan tidak semua orang mendapat nikmat mampu membaca
al Qur an. Ketahuilah bahwa sifat suatu nikmat adalah disyukuri dengan
perbuatan. Ketika sudah dapat nikmat mampu membaca al Qur an dengan baik maka
salah satu tanda bersyukur adalah dengan selalu membacanya.
Kedua : Membaca al Qur an adalah salah satu ibadah atau perbuatan
baik yang sangat dianjurkan dalam syariat Islam. Ketika seseorang melakukan
suatu ibadah atau perbuatan baik akan kembali kembali kepada dirinya. Allah
Ta'ala berfirman :
إِنْ
أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik UNTUK DIRIMU SENDIRI. Dan jika kamu berbuat buruk maka (kerugian
berbuat buruk) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Isra’ 7).
Bahkan
bacaan al Qur an akan kembali kepada diri seseorang yaitu berupa syafaat bagi di
akhirat kelak, Ketahuilah bahwa ada suatu keadaan yang sangat berat dan akan
dilalui oleh manusia yaitu ketika berada di padang Mahsyar. Saat itu semua
orang membutuhkan pertolongan.
Dan
diantara syafaat atau pertolongan yang akan diperoleh seorang mukmin adalah
dari bacaan al Qur an nya ketika berada
di dunia. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ.
Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia
akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada pembacanya. (H.R.
Muslim, dari Abu Umamah).
Ketiga
: Sungguh, hakikatnya seorang hamba tidak akan futur atau malas membaca al Qur
an TERUS MENERUS meskipun terkadang
harus dengan memaksa diri. Ketahuilah bahwa Rasulullah
Salallahu ‘alaihi asallam mengingatkan tentang amalan
yang dilakukan secara kontinyu, terus menerus akan MENDATANGKAN
KECINTAAN ALLAH TA’ALA. Dari Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا
وَإِنْ قَلَّ
Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu
(terus menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R
Imam Muslim).
Wallahu
A'lam. (3.404)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar