Sabtu, 16 November 2024

INFAK DAN SEDEKAH SEMAKIN TINGGI NILAINYA JIKA …

 

INFAK DAN SEDEKAH SEMAKIN TINGGI NILAINYA JIKA …

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Berinfak dan bersedekah adalah perbuatan yang sangat terpuji dalam syariat bahkan diperintahkan.  Allah Ta'ala berfirman : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌۗ وَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Wahai orang orang yang beriman !. Infakkanlah sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah 254).

Ketahuilah bahwa landasan utama yang harus dijaga dalam berinfak dan bersedekah adalah IKHLAS KARENA ALLAH. Dengan demikian menjadi amal shalih yang akan memberatkan timbangan amal baik seorang hamba di akhirat kelak. Allah Ta'ala berfirman :

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).

Selain itu, ketahuilah bahwa infak dan sedekah seorang hamba akan SEMAKIN TINGGI NILAINYA DAN SEMAKIN BESAR PAHALANYA jika terkait dengan hal hal berikut ini :

Pertama : Diberikan kepada orang tua dan karib kerabat. Allah Ta'ala berfirman : 

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

 

Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi KEDUA ORANG TUA, KERABAT, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (Q.S al Baqarah 215)

Syaikh as Sa'di berkata : harta yang sedikit atau banyak, maka orang yang paling utama menerima harta itu dan yang paling berhak untuk didahulukan serta paling besar hak mereka atas semua doa kedua orang tua yang diwajibkan atasmu berbakti kepadanya dan haram bagimu durhaka kepadanya.

Diantara cara berbakti paling agung kepada mereka adalah memberi nafkah kepada keduanya. Karena itu, memberi nafkah kepada keduanya adalah wajib atas seorang anak yang berada dalam kondisi lapang.

Setelah kedua orang tua adalah sanak saudara menurut tingkatannya, yang terdekat lalu yang lebih dekat menurut kedekatannya dan kebutuhannya; karena memberi nafkah kepada mereka adalah sebuah sedekah dan silaturahim.

Sungguh, prioritas pertama dalam berinfak atau membelanjakan harta  adalah KEDUA ORANG TUA, kemudian karib kerabat. Dalam KBBI antara lain disebutkan bahwa karib kerabat adalah  orang yang dekat pertalian keluarga,  sedarah sedaging, keluarga dan sanak saudara.

Ketahuilah bahwa prioritas dalam berbuat baik  hakikat adalah memiliki nilai (pahala) yang lebih besar dan lebih banyak.

Kedua : Bersedekah dalam keadaan sehat dan takut jadi miskin.

Dlam satu riwayat disebutkan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : 

 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ

 

Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang LEBIH BESAR PAHALANYAl ?. Beliau menjawab : Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya.

Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah).

 Ketiga : Memberi sedekah secara sembunyi sembunyi.

Sungguh, Allah Ta'ala menyukai hamba-Nya yang menyedekahkan hartanya, tanpa diketahui orang lain yaitu sebgaimana firman-Nya :

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Jika kamu menampakkan sedekah sedekahmu  maka ITU BAIK. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang orang fakir,   maka ITU LEBIH BAIK BAGIMU. Dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Baqarah 271).

Bersedekah secara sembunyi sembunyi itu lebih baik, diantaranya karena punya potensi kuat untuk MENJAGA KEIKHLASAN. Ketahuilah bahwa jika infak atau sedekah dilakukan dengan ikhlas maka akan mendatangkan pahala yang lebih besar sesuai dengan tingkat keikhlasannya.

Wallahu A'lam. (3.414).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar