INFAK DAN SEDEKAH
SEMAKIN TINGGI NILAINYA JIKA …
Disusun oleh :
Azwir B. Chaniago
Berinfak dan bersedekah adalah
perbuatan yang sangat terpuji dalam syariat bahkan
diperintahkan. Allah Ta'ala berfirman :
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ
يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌۗ
وَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang orang yang beriman !.
Infakkanlah sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada
lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah
254).
Ketahuilah bahwa landasan utama
yang harus dijaga dalam berinfak dan bersedekah adalah IKHLAS KARENA ALLAH.
Dengan demikian menjadi amal shalih yang akan memberatkan timbangan amal baik
seorang hamba di akhirat kelak. Allah Ta'ala berfirman :
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ
مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ
خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Timbangan
pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan
(kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan
timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya
sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).
Selain
itu, ketahuilah bahwa infak dan sedekah seorang hamba akan SEMAKIN TINGGI
NILAINYA DAN SEMAKIN BESAR PAHALANYA jika terkait dengan hal hal berikut ini :
Pertama
: Diberikan kepada orang tua dan karib kerabat. Allah Ta'ala berfirman :
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا
يُنْفِقُوْنَۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ
وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ وَمَا
تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
Mereka bertanya kepadamu (Nabi
Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang
kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi KEDUA ORANG TUA, KERABAT, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan
pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya. (Q.S
al Baqarah 215)
Syaikh as Sa'di berkata : harta
yang sedikit atau banyak, maka orang yang paling utama menerima harta itu dan
yang paling berhak untuk didahulukan serta paling besar hak mereka atas semua
doa kedua orang tua yang diwajibkan atasmu berbakti kepadanya dan haram bagimu
durhaka kepadanya.
Diantara cara berbakti paling agung
kepada mereka adalah memberi nafkah kepada keduanya. Karena itu, memberi nafkah
kepada keduanya adalah wajib atas seorang anak yang berada dalam kondisi
lapang.
Setelah kedua orang tua adalah
sanak saudara menurut tingkatannya, yang terdekat lalu yang lebih dekat menurut
kedekatannya dan kebutuhannya; karena memberi nafkah kepada mereka adalah
sebuah sedekah dan silaturahim.
Sungguh,
prioritas pertama dalam berinfak atau membelanjakan harta adalah KEDUA ORANG TUA, kemudian karib
kerabat. Dalam KBBI antara lain disebutkan bahwa karib kerabat adalah orang yang dekat pertalian keluarga, sedarah sedaging, keluarga dan sanak
saudara.
Ketahuilah bahwa prioritas dalam berbuat
baik hakikat adalah memiliki nilai
(pahala) yang lebih besar dan lebih banyak.
Kedua :
Bersedekah dalam keadaan sehat dan takut jadi miskin.
Dlam satu riwayat disebutkan bahwa seorang sahabat
bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا
قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ
الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ
كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang
LEBIH BESAR PAHALANYAl ?. Beliau menjawab : Engkau bersedekah pada saat kamu
masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan
menjadi kaya.
Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah).
Sungguh, Allah Ta'ala menyukai hamba-Nya yang menyedekahkan hartanya, tanpa diketahui orang lain yaitu sebgaimana firman-Nya :
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ
تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ
عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Jika
kamu menampakkan sedekah sedekahmu maka ITU BAIK. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang orang
fakir, maka ITU LEBIH BAIK BAGIMU. Dan Allah akan menghapus
sebagian kesalahan kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
(Q.S al Baqarah 271).
Bersedekah
secara sembunyi sembunyi itu lebih baik, diantaranya karena punya potensi kuat
untuk MENJAGA KEIKHLASAN. Ketahuilah bahwa jika infak atau sedekah dilakukan
dengan ikhlas maka akan mendatangkan pahala yang lebih besar sesuai dengan
tingkat keikhlasannya.
Wallahu A'lam. (3.414).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar