ORANG BERIMAN TIDAK
RENDAH DIRI TETAPI RENDAH HATI
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, orang orang beriman tidaklah memiliki sifat
rendah diri yaitu sikap
atau kondisi di mana seseorang merasa rendah dan kurang percaya diri terhadap
dirinya sendiri. Orang yang memiliki sikap rendah diri cenderung merasa bahwa
mereka tidak cukup baik, kurang berharga dan meragukan kemampuannya.
Ketahuilah bahwa hakikatnya, orang beriman tidaklah
punya sifat rendah diri karena orang beriman
adalah umat terbaik. Allah Ta'ala berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ
بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ
اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ
وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Kamu adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah” (Q.S. Ali Imran 110).
Kemudian, ketahuilah bahwa rendah hati dekat maknanya berendah
diri. Dan orang orang beriman dianjurkan untuk senantiasa memiliki sikap rendah
hati. Diantara ciri rendah hati atau berendah diri adalah tidak pamer dengan
kelebihannya, dalam bahasa pepatah disebut sebagai ilmu padi, semakin berisi semakin
merunduk. Dalam syariat disebut juga
tawadhu' atau dalam bahasa Sunda disebut
handap asor. Ini adalah sikap aktif positif.
Ada beberapa firman Allah Ta'ala yang menyebutkan
tentang berendah diri atau rendah hati diantaranya :
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ
اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Jangan sekali-kali engkau (Nabi
Muhammad) menujukan pandanganmu (tergiur) pada kenikmatan hidup yang telah Kami
berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir). Jangan engkau
bersedih hati atas (kesesatan) mereka dan berendah hatilah engkau terhadap
orang-orang mukmin. Q.S al Hijr 88.
Dan juga Allah Ta'ala berfirman :
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى
ٱلْأَرْضِ هَوْنًا
Adapun hamba hamba Rabb Yang Maha Pengasih itu adalah orang orang yang
berjalan di muka bumi dengan rendah hati. (Q.S al Furqan 63).
Tentang
berendah diri, rendah hati atau tawadhu' juga disebutkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabda beliau :
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا
عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
Harta
tidak akan mungkin berkurang karena sedekah, tidaklah seorang memberikan maaf
kepada orang lain melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala malah menambahkan
kemuliaan pada orang tersebut. Dan tidaklah seseorang MERENDAHKAN
HATINYA karena Allah melainkan pasti diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala. (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah bahwa ketika seseorang tidak bisa
memelihara sikap berendah diri, rendah hati atau tawadhu' maka bisa jatuh
kepada sifat sombong. Sungguh Allah Ta'ala tidak menyukai orang yang sombong,
yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ
فَخُورٍ
Dan
janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang orang
yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S Luqman 18).
Wallahu
A'lam. (3.399).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar