Minggu, 03 November 2024

ORANG BERIMAN TIDAK RENDAH DIRI TETAPI RENDAH HATI

 

ORANG BERIMAN TIDAK RENDAH DIRI TETAPI RENDAH HATI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, orang orang beriman tidaklah memiliki sifat rendah diri yaitu sikap atau kondisi di mana seseorang merasa rendah dan kurang percaya diri terhadap dirinya sendiri. Orang yang memiliki sikap rendah diri cenderung merasa bahwa mereka tidak cukup baik, kurang berharga dan meragukan kemampuannya.

Ketahuilah bahwa hakikatnya, orang beriman tidaklah punya sifat rendah diri karena orang  beriman adalah umat terbaik. Allah Ta'ala berfirman :

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah” (Q.S. Ali Imran 110).

Kemudian, ketahuilah bahwa rendah hati dekat maknanya berendah diri. Dan orang orang beriman dianjurkan untuk senantiasa memiliki sikap rendah hati. Diantara ciri rendah hati atau berendah diri adalah tidak pamer dengan kelebihannya, dalam bahasa pepatah disebut sebagai ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Dalam syariat  disebut juga tawadhu' atau  dalam bahasa Sunda disebut handap asor. Ini adalah sikap aktif positif. 

Ada beberapa firman Allah Ta'ala yang menyebutkan tentang berendah diri atau rendah hati diantaranya :

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ 

Jangan sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) menujukan pandanganmu (tergiur) pada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir). Jangan engkau bersedih hati atas (kesesatan) mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang-orang mukmin. Q.S al Hijr 88.

Dan juga Allah Ta'ala berfirman :

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا

Adapun hamba hamba Rabb Yang Maha Pengasih itu adalah orang orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati. (Q.S al Furqan 63).

Tentang berendah diri, rendah hati atau tawadhu' juga disebutkan oleh  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam  sabda beliau :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Harta tidak akan mungkin berkurang karena sedekah, tidaklah seorang memberikan maaf kepada orang lain melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala malah menambahkan kemuliaan pada orang tersebut.  Dan tidaklah seseorang MERENDAHKAN HATINYA karena Allah melainkan pasti diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa ketika seseorang tidak bisa memelihara sikap berendah diri, rendah hati atau tawadhu' maka bisa jatuh kepada sifat sombong. Sungguh Allah Ta'ala tidak menyukai orang yang sombong, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S Luqman 18).

Wallahu A'lam. (3.399).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar