Selasa, 12 November 2024

BERANGKAT SAFAR PADA HARI KAMIS TERMASUK SUNNAH

 

BERANGKAT SAFAR PADA HARI KAMIS TERMASUK SUNNAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam menjalani hidup di dunia, hampir tidak ada diantara kita yang tidak pernah bersafar atau melakukan perjalan (jauh). Ketahuilah bahwa diantara adab bersafar yang disunnahkan adalah berangkat pada hari Kamis dan berpagi pagi.

Berangkat hari Kamis dan berpagi pagi hakikatnya adalah keutamaan dan bukan sesuatu yang wajib untuk dilakukan karena kebutuhan setiap orang dalam bersafar adalah berbeda beda waktu, keadaan dan kebutuhan. Maksudnya, jika bisa mengatur dan meilih  waktu untuk berangkat safar maka ambillah hari Kamis dan berpagi pagi. Dalam satu riwayat disebutkan  :

لَقَلَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِيْ سَفَرٍ إلاَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ.

Sesungguhnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bepergian senantiasa melakukannya pada hari Kamis. (H.R  Imam Bukhari).

Dan juga berdasarkan hadits  dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu disebutkan bahwa :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ فِيْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ.

Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju perang Tabuk pada hari Kamis dan telah menjadi kebiasaan beliau untuk keluar (bepergian) pada hari Kamis. (H.R Imam Bukhari).

Tentang disunahkan berangkat berpagi pagi dalam bersafar  ada disebutkan dalam satu hadits :

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لأُِمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا

Ya Allah, berkahilah ummatku pada pagi harinya. [H.R  Abu Dawud  dan at Tirmidzi, ia berkata : Hadits ini hasan).

Selain itu juga disunnahkan untuk berangkat safar pada waktu ad-Dulajah, yaitu awal malam atau sepanjang malam, sebagaimana hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ

Hendaklah kalian bepergian pada waktu malam, karena seolah olah bumi itu terlipat pada waktu malam. [H.R Abu Dawud dan al Hakim).

Demikianlah sunnah Rasulullah tentang waktu untuk bepergian atau bersafar yang ketika keadaan memungkinkan hendaklah orang orang beriman mengamalkannya. Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku, barang siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.412).

 

SIKAP YANG HARUS DIKEDEPANKAN KETIKA DATANG UJIAN BERUPA MUSIBAH

 

SIKAP YANG HARUS DIKEDEPANKAN KETIKA  DATANG UJIAN BERUPA  MUSIBAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, pada saat Allah berkehendak maka hamba hamba Allah akan didatangi ujian berupa musibah. Bisa jadi ujian itu pada dirinya, keluarganya, hartanya dan yang lainnya. Allah Ta'ala berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, KAMI TELAH BERIMAN DAN MEREKA TIDAK DIUJI ?. Dan sungguh Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang berdusta. (Q.S al Ankabut 2-3).

Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :  

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لَا تَزَالُ الرِّيحُ تُفِيئُهُ، وَلَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلَاء

Perumpamaan seorang mukmin tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu meniupnya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim dan at Tirmidzi).

Oleh karena itu ketika didatangi ujian berupa musibah maka hamba hamba Allah hendaklah mengedepankan beberapa sikap yang mendatangkan ridha Allah, diantaranya adalah :

Pertama : Berbaik sangka kepada Allah Ta'ala.

Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda berupa hadits qudsi :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.

Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan. (H.R Imam Ahmad).

Syaikh Muhammab bin Shalih al Utsaimin mengatakan : Bahwa Allah akan berbuat mengikuti prasangkaan para hamba-Nya terhadap diri-Nya,  apabila ia berprasangka baik, maka Dia akan melakukannya (sesuai prasangkaan baik itu), dan jika ia berprasangka buruk maka Dia juga akan melakukannya (sesuai prasangkaan buruk itu). (Syarh Riyadhus Shalihin).

Ketahuilah bahwa ketika seseorang didatangi sesuatu ujian tang tidak menyenangkan bisa jadi ada hikmah berupa kebaikan disitu. Allah Ta’ala berfirman :

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

 Kedua : Menjaga sikap sabar. Allah Ta’ala  berfirman :

وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (Q.S Yunus 109)

Ketahuilah bahwa  sabar dalam ayat diatas  disebutkan dengan fi’il amr (kata kerja perintah). Dan kaidah ushul fiqih menyabutkan : Hukum asalnya kata perintah menghasilkan hukum wajib.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan : Maka wajib bagi setiap  orang untuk bersabar terhadap musibah dan tidak mengucapkan perkataan yang haram serta tidak melakukan perbuatan yang haram (ketika menghadapi musibah). (Syarah Hadits Jibril).

Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala menyediakan PAHALA TANPA BATAS bagi orang orang yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin).

Ketiga : Bersegera introspeksi diri dan  memohon ampun.

Ketika didatangi ujian berupa musibah maka sangat dianjurkan untuk melakukan introspeksi diri atau muhasabah. Bisa jadi musibah itu datang tersebab maksiat dan dosa yang dilakukan. Sebab maksiat dan dosa terkait dengan musibah. Oleh karena itu maka perbanyak memohon ampun.   

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata : Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat. (Al Jawabul Kaafi)

Dan juga Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam fiman-Nya :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syura 30

Wallahu A'lam. (3.411).

 

 

 

 

 

JUDI ADALAH PERBUATAN SYAITHAN DAN DIHARAMKAN ALLAH

 

JUDI ADALAH PERBUATAN SYAITHAN DAN DIHARAMKAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa PERBUATAN SYAITHAN, yang wajib untuk dijauhi oleh orang orang beriman. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون

Wahai orang orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, BERJUDI, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk PERBUATAN SYAITHAN. Maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu beruntung. (Q.S al Maidah 90).

Dalam suatu hadits dari Sahabat Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menyebutkan dalam sabda beliau tentang berjudi adalah haram yaitu SEPERTI ORANG MAKAN DAGING BABI :

اللاعبُ بالفصين قماراً ؛ كآكلِ لحمِ الخنزيرِ ، واللاعبُ بهما غير قمارٍ ، كالغامسِ يدهُ في دمِ خنزيرٍ

Bermain dengan dua mata dadu ini dalam RANGKA BERJUDI seperti orang yang makan daging babi. Dan orang yang bermain dengan kedua mata dadu tapi tanpa taruhan, seperti orang yang mencelupkan tangannya pada darah babi. (H.R Imam Bukhari).

Ketahuilah, kemajuan tekhnologi di bidang komunisasi dan informasi saat ini memang memberikan SANGAT BANYAK MANFAAT BAGI MASYARAKAT YANG BIJAK DALAM MENGGUNAKANNYA.

Tetapi yang sangat memprihatinkan kita bahwa dengan memanfaatkan tekhnologi informasi ternyata perbuatan syaithan yang diharamkan Allah Ta'ala yaitu JUDI ONLINE berkembang dengan pesat.

Menurut info dari  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan saat ini pemain JUDOL mencapai 3, juta orang. 80 % diantaranya adalah golongan menengah kebawah. Sementara itu PERPUTARAN UANG di Judol ini meningkat terus dengan tajam. Tahun 2021 tercatat perputaran 51 triliun, tahun 2022 80 triliun dan tahun 2023 naik menjadi 327 triliun rupiah. (CNBCindonesia.com).

Ketahuilah, bahwa sungguh uang atau penghasilan dari yang haram tidak ada secuilpun mendatangkan kebaikan.  Harta haram pasti  mendatangkan dosa dan kesengsaraan. Mau dimanfaatkan untuk apa harta haram itu :

(1) Mau diinfakkan atau disedekahkan ?. Allah tak akan menerimanya  karena Allah Ta’ala hanya menerima yang baik. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،

Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahabaik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik saja. (H.R Imam Muslim).

(1) Mau dinikmati, dimakan bersama keluarga ?. Ketahuilah bahwa  badan yang tumbuh dari harta yang haram akan berhak disentuh api neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat kepada  Ka’ab :

يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka. (HR. Tirmidzi, al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini Hasan).

(2) Mau diinfakkan atau disedekahkan ?. Allah tak akan menerimanya  karena Allah Ta’ala hanya menerima yang baik. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،

Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahabaik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik saja. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.410).

 

 

 

TENTANG MAKNA KEDEKATAN HAMBA KEPADA RABB-NYA

 

TENTANG MAKNA KEDEKATAN HAMBA KEPADA RABB-NYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dahulu sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : 

يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ

Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a. Ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras ?. Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat berikut ini. (Majmu’ al Fatawa, Ibnu Taimiyah). 

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah Ta'ala pada orang yang berdoa (yaitu kedekatan yang sifatnya khusus).

Kedekatan Allah pada orang yang berdoa adalah kedekatan yang khusus (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang). Allah begitu dekat pada orang yang berdoa dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu’ al Fatawa).

 Syaikh as Sa'di berkata :

(1) Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.

(2) Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdoa pada-Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkan) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah tetaplah berdoa kepada Allah Ta'ala karena sungguh Allah Ta'ala  mengabulkan doa hamba hamba-Nya.

Wallahu A'lam. (3.409).



Senin, 11 November 2024

DIANTARA PENGHALANG DIKABULKANNYA DOA SESEORANG

 

DIANTARA PENGHALANG DIKABULKANNYA DOA SESEORANG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah adalah fakir, tidak memiliki apa apa. Lalu Allah Ta'ala berikan berbagai nikmat. Ketika nikmat yang ada pada diri seorang hamba masih merasa perlu tambahan minta lagi kepada Allah Ta'ala dengan berdoa. Allah Ta'ala berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S al Ghafir 60).

Ketahuilah bahwa ada beberapa bentuk atau cara Allah Ta’ala mengabulkan doa hamba hamba-Nya. Ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam dalam sabda beliau :

Dalam sebuah hadits tentang pengabulan doa, disebutkan : 

 ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُقَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal : (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3)  Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang semisal.

Para sahabat lalu mengatakan : Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda : Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa doa kalian.” (H.R Imam Ahmad dari Abu Sa’id, Hadits Hasan)

Dari hadits ini dapatlah kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala memang benar benar akan mengabulkan doa hamba hamba-Nya meskipun dalam berbagai macam bentuk. Oleh karena itu kita menjadi semakin yakin dan semakin bersemangat dalam berdoa kepada Allah Ta’ala.

Tetapi di zaman ini ada sebagian orang yang merasa doanya belum dikabulkan padahal sering berdoa. Ketahuilah bahwa ketika doa terasa sudah dikabulkan ataupun belum dikalbulkan maka setiap hamba hendaklah JANGAN BOSAN BERDOA. Teruslah berdoa dengan sungguh sungguh.

Ketahuilah bahwa terkadang ada orang yang berdoa diberi cobaan yaitu tidak atau belum dikabulkan doanya. Dalam perkara ini Dr. Sulaiman an Najran memberi nasehat : Diantara bentuk cobaan adalah tidak atau belum dikabulkan doa seseorang.

Tujuan cobaan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa tulus dan tunduknya hamba tersebut dalam berdoa. Jika dia tetap berdoa maka Allah Ta'ala akan berikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari permintaan dalam doanya. Jika dia berpaling rugilah ia dalam doanya. (@twitulama).

Selain itu, ketahuilah bahwa memang ada beberapa penghalang terhadap pengabulan doa. Imam Ibnul Qayyim menyebutkan : Salah satu kesalahan yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah ketergesa gesaan seorang hamba. Ia menganggap doanya lambat dikabulkan, lantas dia merasa jenuh dan letih (lalu berhenti berdoa).  

Ibarat seorang petani yang menanam tanaman, kemudian ia menjaga dan menyiraminya. Namun karena terlalu lama menunggu hasilnya, orang itu pun membiarkan dan mengabaikan tanaman tersebut. (Kitab Ad Daa’ wa ad Dawaa’)

Selanjutnya dinukilkan nasehat ulama terdahulu tentang doa yang belum atau tidak dikabulkan, diantaranya :

(1) Ibnu Rajab al Hambali berkata  : Sebagian ulama terdahulu mengatakan bahwa tidaklah doa itu tertunda untuk dikabulkan kecuali karena engkau telah menutup pintunya dengan maksiat (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Imam Ibnul Jauzi  berkata : Bisa jadi belum terkabulnya doa ialah karena ada beberapa penghalang dalam dirimu, mungkin makanan yang engkau makan mengandung syubhat atau hatimu ketika berdoa dalam keadaan lalai atau karena maksiat  yang engkau lakukan dan engkau  tidak sungguh sungguh bertaubat atasnya. (Shaidul Khatir).

Wallahu A'lam. (3.408)

 



 

Minggu, 10 November 2024

YANG BERNIAT MELUNASI HUTANG AKAN DIMUDAHKAN ALLAH

 

YANG BERNIAT MELUNASI HUTANG AKAN DIMUDAHKAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Berhutang atau mengambil pinjaman dalam syariat Islam adalah sesuatu yang  sifatnya mubah atau boleh saja.  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  pun pernah berhutang yaitu sebagaimana satu hadits  dari Aisyah : 

اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْ يَهُودِىٍّ طَعَامًا وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ

Bahwa Nabi pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan pembayaran tunda sampai waktu yang ditentukan, yang beliau menggadaikan baju besinya. (H.R Imam Bukhari).

Tetapi ketahuilah bahwa  hakikatnya berhutang itu adalah sesuatu yang tidak dianjurkan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, untuk kebutuhan yang sangat penting seperti kebutuhan biaya hidup yang sangat mendesak, untuk biaya berobat dan yang lainnya yang sifatnya darurat.

Bahkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengajarkan doa berlindung dari hutang, yaitu sebagaimana sabda beliau :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau DARI LILITAN HUTANG dan kesewenang-wenangan manusia.

Dan juga beliau berdoa yaitu sebagaimana hadits dari 'Urwah, dari Aisyah, bahwa beliau bersabda :

كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ » .

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di akhir shalat (sebelum salam) : ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHRAM. Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang.

 

Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam : Kenapa engkau sering meminta perlindungan  dalam masalah hutang ?. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Jika orang yang berhutang berkata dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari. (H.R Imam Bukhari).


Oleh karena itu, bagi hamba hamba Allah yang terpaksa mengambil hutang maka pada saat mengambil hutang  BERNIATLAH SUNGGUH SUNGGUH UNTUK MELUNASINYA. Dalam satu hadits dari Abu Hurairah disebutkan :

 

إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً

 

Sesungguhnya yang paling BAIK di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang. (H.R Imam Bukhari).

 

Ketahuilah, ketika seseorang berniat untuk membayar atau melunasi hutangnya maka Allah Ta'ala MEMBERI KEMUDAHAN DALAM MEMBAYAR HUTANGNYA.

(1) Hadits dari Ummul Mukminin Maimunah. 

كَانَتْ تَدَّانُ دَيْنًا فَقَالَ لَهَا بَعْضُ أَهْلِهَا لاَ تَفْعَلِى وَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهَا قَالَتْ بَلَى إِنِّى سَمِعْتُ نَبِيِّى وَخَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا ».

 

Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan : Jangan kamu lakukan itu !. Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah (untuk berutang)  tersebut.

Lalu Maimunah mengatakan : Iya, sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia BERNIAT INGIN MELUNASI HUTANG TERSEBUT, , maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia. (H.R Ibnu Majah).

 

(2) Hadits dari Abdulah bin Ja'far. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ

 

Allah akan bersama (akan memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Wallahu A'lam. (3.407)

 

 

 

  

 

JANGAN BERBICARA JIKA TAK BERMANFAAT

 

JANGAN BERBICARA JIKA TAK ADA MANFAAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Lisan adalah salah satu nikmat  sangat besar bagi hamba hamba Allah. Sungguh, manusia akan mengalami kesulitan yang berat bahkan fatal jika tidak bisa berbicara atau berkomunikasi antar sesama. Ketahuilah bahwa sifat atau hakikat dari suatu nikmat termasuk nikmat lisan, bisa berbicara, ADALAH WAJIB UNTUK DISYUKURI.

Ketahuila bahwa  cara bersyukur paling utama terhadap nikmat Allah Ta'ala adalah dengan menggunakan nikmat itu untuk sesuatu yang bermanfaat yaitu sesuai peruntukannya.

Sungguh, salah satu bentuk mensyukuri nikmat lisan yang dianugerahkan  Allah Ta'ala dalam menggunakan lisan   adalah MENYERU KEPADA KEBAIKAN. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang-orang yang menyeru (orang lain) kepada (mentaati) Allah. Q.S Fussilat 33. 

Sungguh, tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada seseorang yang mengajak kepada tauhid Allah dan penyembahan kepada-Nya semata. Lalu dia melakukan amal shalih dan dia berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim yang tunduk kepada perintah dan syariat Allah.”

Dalam Kitab Tafsir al Muyassar disebutkan : Ayat ini mengandung dorongan untuk menyeru kepada kebaikan atau berdakwah, menjelaskan keutamaan para ulama yang mengajak kepada Allah Ta'ala berdasarkan ilmu yang mantap (bashirah) sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad. (Departemen Agama Saudi Arabia)

Sungguh lisan yang tidak dijaga bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Demikian pentingnya hal ini, maka Imam al Ghazali dalam Kitab Ihya membuka bab khusus tentang  bahaya lisan dengan menyebut lebih dari selusin contoh lisan yang buruk seperti ghibah atau membicarakan aib orang lain, adu domba, berbohong, memfitnah dan yang lainnya.

Imam Ibnul Qayyim berkata : BAHAYA LISAN YANG PALING RINGAN ADALAH MEMBICARAKAN SESUATU YANG TIDAK ADA MANFAATNYA. Dan Imam Sahl mengingatkan bahwa : Barangsiapa berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat maka ia tercegah untuk berkata jujur.

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan tentang kebaikan yang ada pada diri seseorang  yaitu sebagaimana sabda beliau  :

من حسن إسلام المرء ترك ما لا يعنيه

Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam telah mengingatkan bahwa berbicara yang baik terkait dengan iman seseorang.  Perkara ini disebutkan dalam sabda beliau : 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Mutafaqun ‘alaihi).

 Wallahu A’lam (3.406)

 

 

 

Jumat, 08 November 2024

DOA TAK DIKABULKAN JIKA MAKAN DARI BARANG HARAM

 

DOA TAK DIKABULKAN JIKA MAKAN DARI BARANG HARAM

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala  berjanji akan mengabulkan doa hamba hambaNya. Allah Ta'ala berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S al Ghafir 60).

Syakh as Sa'di berkata : Ini adalah bagian dari kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya dan nikmat-Nya yang sangat besar, di mana Dia menyeru mereka kepada apa yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi agama dan dunia mereka. Dan Dia perintahkan mereka untuk berdoa dengan doa ibadah dan doa permohonan, dan Dia berjanji kepada mereka akan mengabulkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Allah Ta'ala berjanji  akan mengabulkan doa seorang hamba jika tidak ada penghalangnya. Ketahuilah bahwa salah satu penghalang terkabulnya doa adalah perbuatan maksiat diantaranya makan dari penghasilan yang haram.

Sungguh Allah Ta’ala dengan sangat  jelas memerintahkan manusia untuk memakan makanan halal dan baik. Allah Ta’ala berfirman : 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Q.S al Baqarah 168).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini dihadapkan kepada seluruh manusia baik yang mukmin maupun yang kafir. Allah telah memberi karunia kepada mereka dengan memerintahkan kepada mereka untuk makan dari seluruh yang ada di bumi seperti biji bijian, hasil tanaman, buah buahan dan hewan dalam keadaan yang halal yaitu yang telah dihalalkan buat kalian untuk dikonsumsi yang bukan dari rampasan atau curian. Bukan pula diperoleh dari hasil muamalah yang diharamkan atau dalam hal yang membawa kepada yang diharamkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sebagian Ulama terdahulu mengatakan : Tidaklah doa itu tertunda untuk dikabulkan kecuali karena engkau telah menutup pintunya dengan maksiat (Ibnu Rajab al Hambali dalam Jami’ul Ulum wal Hikam).

Imam Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khathir berkata : Bisa jadi belum terkabulnya doa ialah karena ada beberapa penghalang dalam dirimu, mungkin MAKANAN YANG ENGKAU MAKAN  mengandung syubhat (bisa jadi haram, peny.) atau hatimu ketika berdoa dalam keadaan lalai atau karena maksiat, yang engkau tidak sungguh sungguh bertaubat atasnya.

Ketahuilah bahwa  kalau harta atau makanan yang  dimakan haram maka badannya tumbuh dari yang haram maka doanya tak akan dikabulkan. Sa’ad bin Abi Waqash pernah meminta kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي ‌مُسْتَجَابَ ‌الدَّعْوَةِ

Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ ‌مُسْتَجَابَ ‌الدَّعْوَةِ،

Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan. (H.R at Thabrani).

Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam bersabda : 

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya acak-acakkan, pakaiannya berdebu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (seraya berseru) : Ya Rabb, ya Rabb, namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya juga haram, ia tumbuh dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan ?. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.405)