MANUSIA
DIMINTA PERTANGUNGAN JAWAB DI AKHIRAT KELAK
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh Allah Ta'ala
tidak menciptakan manusia dengan sia sia atau main main saja. Perkara ini
dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu
mengira bahwa Kami menciptakan kamu main main dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami ?. (Q.S am Mu'minun 115).
Tentang ayat ini,
Syaikh as Sa'di berkata : (Main main) yaitu sia sia dan bathil. Kalian
makan dan minum, berjalan dan menikmati
kelezatan dunia sementara Kami membiarkan kalian tanpa memerintah dan melarang.
Tanpa memberi pahala dan hukuman. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Oleh karena itu, orang
orang yang berakal (sehat) akan selalu mempersiapkan diri menghadapi HARI YANG
PERBUATAN DI DUNIA HARUS DIPERTANGGUNG
JAWABKAN.
Ketahuilah bahwa
banyak perkara yang harus dipertanggungan jawab kelak, diantaranya adalah :
Pertama : Semua nikmat
yang diperoleh di dunia. Allah Ta'ala berfirman :
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ
Kemudian kamu benar
benar akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) pada hari itu TENTANG
KENIKMATAN. (Q.S at Takatsur 8).
Kenikmatan lain yang juga ditanya dan dipertanggung jawabkan adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
Tidak
bergerak kedua kaki seorang hamba
pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai : (1) Umurnya di manakah ia
habiskan, (2) Ilmunya di manakah ia amalkan, (3) Hartanya bagaimana ia peroleh
dan (4) di mana ia belanjakan dan (5)
mengenai tubuhnya di manakah usangnya.
(H.R at Tirmidzi di shahihkan oleh Syaikh al Albani)
Kedua : Semua janji yang telah diucapkan. Allah Ta'ala berfirman :
وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ
ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا
Dan penuhilah janji karena janji
itu pasti diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Isra' 34).
Dalam Kitab Tafsir al Muyassar tahqiq Syaikh
Bakar Abu Zaid disebutkan : Dan penuhilah janji yang kalian telah berkomitmen untuk
melaksanakannya. Sesungguhnya perjanjian itu, Allah akan meminta pertanggung
jawaban kepada yang bersangkutan di hari kiamat. Dia akan memberi balasan
baginya apabila menyempurnakan dan memenuhinya dan akan menyiksa orang yang
akan mengkhianatinya. (Kementrian Agama Saudi Arabia)
Paling utama sekali yang wajib
dipenuhi adalah janji kepada Allah
Ta'ala. Ingatlah, bahwa kita sudah berjanji kepada Allah Ta'ala yaitu
sebagaimana disebut dalam firman-Nya :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ
بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ
أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن
تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ
Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan
kamu dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah
MENGAMBIL KESAKSIAN terhadap roh mereka (seraya berfirman) :BUKANKAH AKU
RABB-MU ?. Mereka menjawab : Benar Engkau Rabb kami), kami bersaksi. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan :
Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini. (Q.S al A'raf 172).
Allah Ta'ala berfirman :
وَكَانَ عَهْدُ ٱللَّهِ
مَسْـُٔولًا
Dan perjanjian dengan Allah akan
diminta pertanggung jawabannya. (Q.S al Ahdzab 15).
Ketiga : Semua perbuatan yang telah
dilakukan. Allah Ta'ala berfirman
:
لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا
يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُونَ
Dia (Allah)
tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S
al Anbiyaa’ 23).
Syaikh as Sa'di
berkata : (Merekalah yang akan ditanya) Yaitu (sebagai pertanggungan
jawab) atas tindak tanduk dan tutur kata mereka lantaran ketidak berdayaan dan
kekerdilan mereka. Pasalna, mereka adalah hamba hamba Allah. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Tentang
pertanggungan jawab atas perbuatan manusia juga dijelaskan Allah Ta'ala dalam
firman-Nya :
وَلَتُسْـَٔلُنَّ
عَمَّا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan kamu pasti ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S an
Nahl 93).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah tetaplah berusaha melakukan amalan
amalan kebaikan berlandaskan iman yang kokoh. Dengan demikian akan menjadi
mudah mempertanggung jawabkan diri di akhirat kelak.
Sebagai penutup tulisan ini dinukilkan satu hadits yang menjelaskan
tentang sifat orang yang cerdas yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam :
أَفْضَلُ
المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا
وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan PALING BAGUS PERSIAPANNYA UNTUK MENGHADAPI KEMATIAN. Mereka semua adalah orang-orang cerdas. (H.R at Tirmidzi).
Wallahu A'lam. (2.790).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar