ENAM NASEHAT BAGI YANG BERUSIA LANJUT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Fudhail bin Iyadh berkata :
Hendaklah engkau berbuat kebaikan di sisa umurmu. Niscaya Allah akan mengampuni
(dosa) apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat
keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan
(buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang. (Jami’ul Ulum wal Hikam).
Ketahuilah saudaraku bahwa bagi orang yang masih muda katakanlah berumur
20 tahun maka saat wafatnya ada dua waktu : (1) Kemungkinan waktunya sudah dekat dan (2) Mungkin juga masih jauh.
Tapi bagi seseorang yang sudah berumur lanjut misalnya sudah berumur 60 tahun, maka
saat wafatnya kapan. Saat wafatnya ada dua waktu juga yaitu : (1) Waktunya
sudah dekat atau (2) Sudah sangat dekat.
Oleh karena maka sangatlah perlu diperhatikan oleh orang orang telah
berusia lanjut yang : INTINYA ADALAH TIDAK MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG MEMBUATNYA LALAI DARI
KETAATAN KEPADA ALLAH TA’ALA. Diantaranya
adalah :
Pertama : TIDAK berteman (dekat)
dengan orang orang yang berakhlak buruk. Diantaranya adalah orang orang yang tidak pandai bersyukur
kepada Allah yang telah memberinya berbagai kenikmatan. Juga jangan berteman
dengan orang orang yang hanya memburu dunia dan segala kenikmatannya. Begitu
juga dengan orang orang yang banyak bermaksiat kepada Allah, orang orang yang
tidak berlaku jujur dan yang lainnya.
Allah berfirman : Yaa aiyuhal ladzina aamanuut taqullaha wa
kuunuu ma’ash shaadiqin”. Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah kamu bersama orang orang yang benar. (Q.S at Taubah
119)
Sungguh
Rasulullah telah mengingatkan agar
seseorang selalu memperhatikan dengan siapa dia harus berteman dekat.
Beliau bersabda : “Arrajulu ‘alaa
diini khaliilih, falyanzhur ahadukum man yukhaalil” Seseorang itu bergantung kepada agama teman
dekatnya. Oleh karena itu hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan
siapa yang akan dijadikan teman dekatnya.(H.R at Tirmidzi dan Abu Dawud).
Kedua : TIDAK
banyak bersenda gurau, tidak banyak tertawa apalagi dengan cerita cerita yang
dibumbui kebohongan dan dibuat buat. Juga tidak membicarakan atau menceritakan
semua yang dilihat dan didengar yang tidak ada manfaat akhiratnya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Jangan kalian banyak
tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati”. (H.R at Tirmidzi dan
Ibnu Majah, dishaihkan oleh Syaikh al Albani).
Rasulullah bersabda : “Min husni islamil mar’i tarkuhu maa
laa ya’niih” Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan
apa yang tidak bermanfaat baginya. (H.R Imam at Tirmidzi, dari Abu Hurairah).
Sebelum membicarakan atau melakukan sesuatu jangan lupa bertanya
kepada diri apakah yang akan saya bicarakan atau yang akan saya lakukan ini
memiliki manfaat untuk akhirat saya atau tidak. Apakah Allah ridha kalau saya
membicarakan ini atau melakukan itu. ? Lalu jawablah dengan jujur.
Ketiga : TIDAK
melakukan perjalanan yang tidak terlalu penting apalagi perjalanan jauh. Rasulullah
bersabda :
“Janganlah engkau melakukan perjalanan jauh (safar) kecuali menuju tiga
masjid : Al-Masjid Haram, Masjid Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan
Masjid al-Aqshaa” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Perjalanan
jauh bisa melelahkan dan butuh banyak waktu serta biaya. Kelelahan,
menghabiskan waktu dan biaya di perjalanan adalah tidak baik bagi seorang yang
telah berumur lanjut. Selain itu orang yang bersafar akan sulit melakukan
ibadah terutama ibadah sunnah dengan sempurna pada hal seseorang yang telah
haruslah berusaha memperbanyak dan menyempurnakan ibadah sunnah sebagai
tambahan bagi ibadah wajibnya.
Keempat : TIDAK
mengikuti kemauan syahwat. Meskipun sesuatu itu mubah, tetaplah dipelihara agar
tidak berlebihan seperti dalam hal makan, minum, tidur apalagi untuk menikmati
hiburan seperti menonton televisi dengan acara yang buruk semacam
ghibahtainment, sinetron yang terkadang mengumbar aurat dan yang lainnya. Juga
harus dihindari begadang di malam hari kecuali untuk ibadah sebatas kemampuan.
Kelima : TIDAK
khawatir dengan rizki dan kebutuhan duniawi. Rasulullah
bersabda : “Laa tamuutu nafsun hatta
tastakmila rizqahaa” Satu jiwa tidak akan mati hingga ia memperoleh
rezkinya dengan sempurna. (H.R Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Allah
yang menjamin rizki yang terkadang datang dari arah yang tidak disangka. Sungguh Allah menjamin rizki makhluknya. Allah berfirman : “Wama
min daabbtin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa”. Dan tidak satupun makhluk
bergerak (bernyawa) dibumi melainkan semuanya dijamin Allah rezkinya (Q.S Hud
6).
Keenam : Tidak
memberikan kesaksian, penjelasan atau jawaban untuk siapa saja yang meminta
tanpa terlebih dahulu mencari dan memastikan kebenarannya. Jangan asal menjawab
kalau ditanya tentang sesuatu. Lebih baik menjawab dengan tidak tahu. Ini lebih
selamat.
Allah
berfirman : “Wa laa taqfu maa laisa laka
bihii ‘ilmun, innas sam’a wal bashara wal fu-aada kullu ulaa-ika kaana kullu ulaa-ika kaana ‘anhu mas-uulaa” Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S
al Isra’ 36).
Itulah sebagian nasehat yang insya Allah bermanfaat bagi
orang orang yang telah berusia lanjut dalam memanfaatkan sisa umurnya. Wallahu
A’lam. (853)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar