JANGAN LUPA KEMATIAN TERUS MENUNGGU
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Kalau kita perhatikan keadaan
sebagian manusia, ada yang lupa bahwa mati
akan mendatanginya. Pada hal kematian pasti datang bahkan bisa jadi dengan tiba tiba. Diantara penyebab kenapa ada
manusia yang lupa kematian adalah berlebihan dalam mencintai dunia. Keinginannya
adalah mengumpulkan harta dunia dengan
segala perhiasannya. Mereka bernikmat
nikmat dengan harta dunia lalu lupa
kematian yang setiap detik menyongsong dalam kehidupannya.
Mereka
sebenarnya mengetahui mati akan mendatanginya cuma lupa atau berusaha
melupakan. Ini pasti membahayakan dunia terlebih lagi akhiratnya. Orang yang
lupa akan kematian tentu lebih lupa lagi dalam mempersiapkan bekal menghadapi
kematian dan keadaan sesudah mati itu.
Sungguh
Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Yaa
aiyuhal ladzina aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad,
wattaqullaha, innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang
beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).
Rasulullah
telah mengingatkan dalam sabda beliau
: “Aktsiruu dzikra haadzimil
ladzdzaati ya’nil mauta” Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan
kenikmatan kesenangan yaitu kematian. (H.R Imam at Tirmidzi dan Ibn Majah,
dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Bahkan
Rasulullah memuji orang yang selalu mengingat mati itu sebagai orang mukmin
yang cerdas. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam ditanya : Siapakah dari orang orang mukmin yang cerdas ? Rasulullah
bersabda : “Yang paling banyak mengingat mati dan paling tekun
membuat persiapan untuknya, mereka itulah orang yang cerdas” (H.R Ibnu
Majah dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Ketahuilah bahwa orang yang lupa
mengingat mati maka mereka lalai
mengingat Allah dan lebih lalai lagi dalam beribadah kepada-Nya. Hatinya akan
menjadi keras sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
Oleh karena itu maka renungkanlah,
bagaimana nasib seseorang di akhirat kelak yaitu pasti akan diperlihatkan semua
apa yang dilakukannya ketika berada di dunia. Pastilah dia menyesal dan merugi
bahkan minta dikembalikan kedunia meskipun tidak mungkin terjadi.
Allah berfirman : “Walau taraa idzil mujrimuuna naakisuu ru-uusihim ‘indarabbihim,
rabbanaa absharnaa wa sami’naa farji’naa na’mal shaalihan inna muuqinuun” Dan
(alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat orang orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya dihadapan Rabbnya. (Mereka berkata) Yaa Rabb kami, kami
telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (kedunia) niscaya kami
akan mengerjakan amal shalih. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin. (Q.S as Sajdah 12).
Allah berfirman : “Hatta idzaa jaa-a ahada humul mautu
qaala rabbi arji’uun. La’alli a’malu shaalihan fiimaa taraktu, kallaa, innaha
kalimatun huwa qaa-iluhaa, wa min wa raa-ihim barzzakhun ilaa yaumi yub’atsuun”
Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata : Ya
Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang
telah aku tinggalkan. Sekali kali tidak. Sungguh itu adalah dalih yang
diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (pembatas) sampai pada hari
mereka dibangkitkan. (Q.S al Mu’minuun 99-100)
Oleh karena itu seorang hamba
janganlah pernah lupa sesaatpun bahwa
kematian pasti mendatanginya kapan saja Allah berkehendak. Siapkanlah bekal
yaitu iman dan amal shalih yang akan
menyelamatkan dirinya di akhirat kelak.
Insya Allah ada manfaatnya untuk
kita semua. Wallahu A’lam. (844).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar