MENGAPA SAYA MELARANG DIRI SAYA
MEMILIH PEMIMPIN KAFIR
Oleh : Azwir B.
Chaniago
Saya bersyukur kepada Allah Ta’ala
karena telah memberi saya nikmat yang paling besar dari segala nikmat yaitu
beragama Islam. Sungguh Islam adalah agama disisi Allah, sempurna
dan agama yang Allah ridha dengannya.
Allah berfirman : “Innad
diina ‘indallahil islam” Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam. (Q.S
Ali Imran 19).
Allah berfirman : Al yaumal akmaltu lakum diinakum wa atmamtu
‘alaikum ni’mati wa radhitu lakumul islaami diina” Pada hari ini telah Aku
sempurnakan bagi kamu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu kepadamu dan Aku ridha Islam sebagai agama bagimu (Q.S al
Maidah 3).
Oleh karena itu saya berusaha
menjaga posisi yaitu : SAYA DENGAR DAN SAYA PATUH. Saya menyadari bahwa
jika bergeser dari posisi ini dan
melanggar apa yang dilarang Allah Ta’ala maka saya benar benar takut akibat
buruk yang akan menimpa diri saya yang sangat lemah ini.
Sungguh jika Allah Ta’ala telah menyuruh sesuatu ataupun melarang sesuatu pastilah ada
hikmah yang sempurna dibalik semua itu. Bukankah Allah Maha Mengetahui yang
terbaik buat hamba hamba-Nya. Dalam hal ini termasuk larangan Allah dalam
memilih pemimpin kafir.
Sungguh sangatlah banyak mudharat
atau keburukan yang akan menimpa diri
saya jika mengabaikan perintah Allah
yaitu nekad memilih pemimpin dari kalangan orang kafir, diantaranya adalah :
Pertama : Orang kafir semakin leluasa menghina (agama) saya.
Sungguh Allah telah berfirman : “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah
dalam pandangan orang orang yang kafir, dan
mereka menghina orang orang yang beriman. Padahal orang orang yang bertakwa itu berada diatas
mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang yang Dia
kehendaki tanpa perhitungan. (Q.S al Baqarah 212).
Dalam ayat ini disebutkan orang orang kafir menghina orang orang
beriman. Kalau mereka dipilih jadi pemimpin lalu punya kekuasaan maka mereka akan lebih leluasa menghina
(agama) Islam ini. Lalu datang pertanyaan. Apakah ada yang tega jika dia dan agamanya dihina orang kafir ?.
Kedua : Perlindungan dan
pertolongan Allah akan jauh dari saya.
Allah berfirman : “Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka (orang orang Yahudi dan
Nasrani) setelah ilmu (kebenaran) sampai
kepadamu, tidak akan ada bagimu
pelindung dan penolong dari Allah.” (Q.S al Baqarah 120).
Perhatikanlah dalam ayat
ini Allah Ta’ala memberikan ancaman :
Jika orang beriman mau mengikuti kemauan
manusia yang tidak senang kepada orang beriman (termasuk kemauan mereka agar
orang beriman memilih mereka menjadi
pemimpin) maka Allah akan mencabut perlindungan dan pertolongan-Nya bagi orang
beriman. Kalau Allah Ta’ala mencabut perlindungan dan pertolongan-Nya kepada
saya lalu kemana lagi saya akan memohon perlindungan dan pertolongan.
Ketiga : Saya takut dengan siksa dan adzab Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala akan memberikan
siksaan kepada orang orang yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin. Jika
saya memilih orang kafir sebagai pemimpin berarti saya menyelisihi perintah Allah.
Sungguh ada ancaman yang berat bagi
orang orang yang berani menyelisihi perintah-Nya. Allah berfirman : “Falyahdzril ladzina
yukhaalifuuna ‘an amrihii an tushiibahum fitnatun au yushiibahum ‘adzaabun
aliim” Maka hendaklah orang orang yang menyalahi (menyelisihi) perintah-Nya
takut akan mendapat cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).
Sekiranya saya memilih orang kafir sebagai pemimpin, pada hal Allah
telah melarangnya dengan tegas, maka berarti saya mengingkari perintah Allah
dan Allah akan mendatangkan adzab-Nya.
Allah berfirman : “Innal ladziina kafaruu
biayaatillahi lahum ‘adzaabun syadiidun
wallahu ‘aziizun dzun tiqaam”. Sungguh orang orang yang ingkar
terhadap ayat ayat Allah akan memperoleh adzab yang berat. Allah Mahaperkasa
lagi mempunyai hukuman. (Q. S Ali Imran 4).
Itulah sebagian alasan kenapa saya
melarang diri saya untuk memilih orang orang kafir menjadi pemimpin. Intinya
adalah : (1) Saya telah mewajibkan diri
untuk berpegang kepada perintah Allah (2) Saya sangat takut dengan adzab
Allah.
Oleh karena itu, saya juga ingin berbuat baik yaitu berusaha mengajak keluarga, saudara dan teman
teman saya yang memang memiliki rasa takut terhadap adzab Allah Ta’ala untuk
tidak memilih pemimpin dari golongan kafir.
Hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. Wallahu A’lam. (821)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar