PELIHARA IMAN AGAR TERUS BERTAMBAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang telah memberikan banyak nikmat kepada hamba
hamba-Nya. Nikmat nikmat itu semuanya adalah nikmat yang besar bahkan ada yang
paling besar yaitu nikmat iman. Nikmat iman yang melahirkan amal shalih untuk
keselamatannya di dunia dan terutama di
akhirat kelak. Mereka akan mendapatkan surga sebagaimana yang Allah
Ta’ala janjikan buat mereka, yaitu :
Pertama
: Allah berfirman : Sesungguhnya orang orang
yang beriman
dan mengerjakan amal-amal shalih dan merendahkan diri kepada
Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya. (Q.S Huud 23).
Kedua : Allah Ta’ala
berfirman : “ Fa-ammaladziina aamanuu wa
‘amilush shalihaati fa yudkhiluhum rabbuhum fii rahmatihi dzaalika huwal fauzul
mubiin”. Adapun orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh maka Rabb mereka memasukkan mereka ke
dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. (Q.S al Jaatsiyah
30).
Imam Ibnu Katsir berkata : Allah
memberitahukan tentang keputusan yang Dia berikan kepada semua makhluk-Nya pada
hari Kiamat kelak. “Adapun orang orang
yang beriman dan beramal shalih, yakni hati mereka beriman lalu seluruh
anggota badan mereka mengerjakan amal shalih (yaitu) yang dikerjakan secara
tulus dan sesuai dengan syariat “maka
Rabb mereka memasukkan mereka kedalam rahmat-Nya, yaitu surga. (Tafsir Ibnu
Katsir).
Amat sangat penting untuk diketahui oleh seorang hamba bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang. Diantara
dalilnya adalah :
(1) Firman
Allah Ta’ala :
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
فَزَادَهُمْ
إِيمَانًا
وَقَالُوا
حَسْبُنَا
اللَّهُ
وَنِعْمَ
الْوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul)
yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”,
Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah
Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung. (Q.S Ali Imran : 17)
(2) Firman Allah Ta’ala :
وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ
الصَّالِحَاتُ
خَيْرٌ
عِنْدَ
رَبِّكَ
ثَوَابًا
وَخَيْرٌ
مَرَدًّا
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang
telah mendapat petunjuk. dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. (QS Maryam:
76).
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan tafsir ayat
ini dengan menyatakan : Terdapat dalil yang menunjukkan pertambahan iman dan
pengurangannya, sebagaimana pendapat para as-Salaf ash-Shaalih. Hal ini
dikuatkan juga dengan firman Allah Ta’ala :
وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا إِيمَانًا
“Dan
supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS al-Mudatstsir: 31).
(3) Sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا
قَوْلُ
لَا
إِلَهَ
إِلَّا
اللَّهُ
وَأَدْنَاهَا
إِمَاطَةُ
الْأَذَى
عَنْ
الطَّرِيقِ
وَالْحَيَاءُ
شُعْبَةٌ
مِنْ
الْإِيمَانِ
Iman itu lebih dari tujuh puluh atau lebih dari
enampuluh. Yang paling utama adalah perkataan: “Laa Ilaaha Illa Allah” dan yang
terendah adalah membersihkan gangguan dari jalanan dan rasa malu adalah satu
cabang dari iman. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Hadits
yang mulia ini menjelaskan bahwa iman memiliki cabang-cabang, ada yang
tertinggi dan ada yang terendah . Cabang-cabang iman ini bertingkat-tingkat dan
tidak berada dalam satu derajat dalam keutamaannya, bahkan sebagiannya lebih
utama dari lainnya. Oleh karena itu Imam at Tirmidzi memuat bab dalam sunannya:
“Bab Kesempurnaan, bertambah dan berkurangnya iman”.
Syaikh as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan
hadits di atas menyatakan : Ini jelas sekali menunjukkan iman itu
bertambah dan berkurang sesuai dengan pertambahan aturan syariat dan
cabang-cabang iman serta amalan hamba tersebut atau tidak mengamalkannya. Sudah
dimaklumi bersama bahwa manusia sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini. Siapa
yang berpendapat bahwa iman itu tidak bertambah dan berkurang, sungguh ia telah
menyelisihi realita yang nyata di samping menyelisihi nash-nash syariat
sebagaimana telah diketahui.
Adalah merupakan kewajiban untuk menjaga
agar iman kita tidak turun dan berusaha agar bisa terus
bertambah. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan, diantaranya :
Pertama : Terus menerus belajar ilmu syar’i.
Seorang hamba yang berilmu tentang
Allah dan kekuasaan-Nya maka akan
semakin besar rasa takutnya kepada Allah Ta’ala dan ini akan menambah keimanan
mereka.
Allah berfirman : “Innamaa yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulama”.
Diantara hamba hamba Allah yang takut kepada-Nya adalah ulama. (Q.S Faatir 28).
Pada catatan kaki terjemahan al Qur
an oleh Departemen agama disebutkan bahwa : (Ulama adalah) Orang orang yang
mengetahui ilmu (tentang) kebesaran dan kekuasaan Allah Ta’ala.
Kedua : Melazimkan membaca al Qur an dan mentadaburinya.
Allah berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang beriman
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila
dibacakan ayat ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada
Rabb mereka bertawakkal” (Q.S al Anfaal 2).
Dari ayat ini jelas diketahui bahwa
bacaan al Qur an akan menambah iman seorang hamba. Apalagi dikuti pula dengan
mentadaburi dan merenungkan makna maknanya. Inilah salah satu cara untuk
menjaga dan menambah iman. Insya Allah.
Ketiga : Merenungkan ayat
kauniyah.
Sungguh Allah Ta’ala telah
memperlihatkan ayat ayat-Nya, tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya dalam
penciptaan langit dan bumi yaitu berupa ayat kauniah. Orang yang berakal dan
betul betul memperhatikan kejadian langit dan bumi beserta apa yang ada padanya
tentulah akan bertambah imannya. Bahkan ketika seorang hamba memperhatikan
kejadian dirinya dengan sungguh sungguh dan memikirkan bagaimana hebat dan
sempurnanya ciptaan Allah Ta’ala pastilah juga akan menambah imannya.
Allah berfirman : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri
hingga jelaslah bagi mereka bahwa al Qur an itu adalah benar”. (Q.S
Fushshilat 53).
Keempat : Berteman dengan orang
orang shalih.
Rasulullah bersabda : “ Ar rajuulu ‘ala diini khaliilih.
Falyanzhur ahadukum min yukhaalil”. Seseorang itu mengikuti diin (agama, akhlak
dan kebiasaan) teman akrabnya. Maka hendaknya seseorang melihat siapa yang dia
jadikan teman akrabnya (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad).
Sangatlah beruntung seseorang yang
bisa berteman dengan orang orang shalih karena akan selalu mengingatkan dan
memberi contoh baginya bagaimana seharusnya seorang hamba selalu beribadah
dengan baik agar imannya terus bertambah.
Berkata Imam asy Syafi’i
: Apabila kalian memiliki teman
yang membantumu dalam ketaatan maka genggam erat tangannya, karena mendapatkan
seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah.
Itulah sebagian cara untuk memelihara dan meningkatkan iman. Kita
bermohon kiranya Allah Ta’ala berkenan
menjaga dan memperbaiki iman kita yaitu iman yang menghasilkan amal shalih.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (832)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar