PENGUASA HARUSLAH PUNYA PENASEHAT YANG
BERILMU DAN BERAKHLAK TERPUJI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Penguasa sebagai pemimpin dalam satu kelompok
masyarakat memiliki ruang lingkup tugas yang luas dan kompleks. Oleh karena dia
memang membutuhkan beberapa pendamping sebagai penasehat dalam MELASANAKAN
AMANAH yang diembannya.
Kriteria dan tugas penasehat ini sebagiannya
disebutkan oleh Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab
Islam : (1) Penasehat haruslah dari kalangan orang yang baik baik. (2) Mampu
mengingatkan pemimpin di saat dia lupa dan membantunya di saat dia ingat. (3)
Selalu mengingatkan pemimpin agar senantiasa bersikap baik dan berlaku adil.
(4) Memberi nasehat dan pengarahan serta mendorongnua untuk berbuat baik dan
menjaga ketakwaan. Dengan cara ini, kata Syaikh, maka semua urusan akan menjadi
lurus.
Selanjutnya beliau berkata : Adapun penasehat
yang buruk, tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan darinya. Sebab mereka
tidak dapat membantu untuk berbuat kebajikan. Bahkan penasehat yang buruk ini
akan ikut membantu syaithan untuk mengelincirkan pemimpin.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
: Tidak ada Nabi yang Allah utus dan TIDAK PULA SEORANG PEMIMPIN yang Dia
angkat kecuali mereka memiliki dua jenis teman akrab yaitu teman yang
menyuruhnya UNTUK BEBUAT BAIK serta selalu membantunya dalam berbuat baik. Dan
teman yang menyuruhnya UNTUK BERBUAT JAHAT serta selalu mendorongnya untuk
perbuatan jahat. Orang yang selamat adalah orang yang dijaga Oleh Allah. (H.R
Imam Bukhari, dari Abu Sa’id).
Nah, kalau kita perhatikan sebagian penguasa
atau pemimpin di akhir zaman ini ternyata ada diantara mereka yang zhalim,
berlaku curang dan suka berbohong. Terhadap pemimpin yang suka
berbohong ini sudah diingatkan oleh Rasulullah
Salallahu a’alihi Wasallam tentang hukuman buat mereka sebagaimana sabda
beliau :
ثَلاَثَةٌ لاَ
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ
إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ
مُسْتَكْبِرٌ
Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan
mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia)
tidak akan membersihkan mereka daripada dosa. Dan bagi mereka disiapkan siksa
yang sangat pedih. (Mereka adalah ): Orang tua yang berzina, PENGUASA YANG SUKA
BERBOHONG dan fakir miskin yang takabur. (H.R Imam Muslim)
SEHARUSNYA,
ketika ada pemimpin yang berbohong, berlaku curang dan melakukan berbagai
perbuatan zhalim maka MENJADI KEWAJIBAN PENTING bagi para penasehat atau
pendampingnya untuk memberi nasehat agar berlaku baik. Cuma saja sebagian
pendamping dan penasehat ini ada pula yang berkelakuan buruk, menjadi penjilat
dan cari muka. Tak mau memberi nasehat meskipun itu kewajibannya.
Pada hal diantara penasehat ini umumnya adalah
orang orang ahli, berpendidikan tinggi.
Bahkan ada yang memilki gelar doktor dan
professor. Yang lebih menyedihkan lagi ada diantara mereka yang ahli
dibidang agama hafal ratusan hadits, hafal al Qur an 30 juz dan sering memberi
tausiah diberbagai tempat.
Barangkali diantara mereka tergoda dengan
perhiasan dunia yang sementara yaitu pangkat, jabatan ataupun materi. Padahal untuk tugasnya sebagai penasehat
penguasa mereka umum sudah memiliki jabatan bergengsi dan diberi gaji yang
cukup besar. Wallahu A’lam.
Ketahuilah bahwa ketika penasehat penasehat
ini membiarkan berlaku buruk, tak memberikan nasehat yang sepatutnya,
membiarkan kebohongan yang dilakukan penguasa YAKINLAH BAHWA MEREKA TAK AKAN
LEPAS dari pertanggungan jawab kepada Allah Ta’ala.
Mereka ikut menanggung dosa dari penguasa yang
dibiarkannya berbuat keburukan dan kezhaliman. Seolah olah mereka telah masuk
kepada perbuatan TOLONG MENOLONG dalam BERBUAT DOSA yang sangat dilarang dalam
syariat Islam.
Allah Ta’ala berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا
اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolog dalam berbuat
dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat
siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
telah mengingatkan bahwa di akhir zaman akan ada pemimpin yang BERMAKSIAT
KEPADA ALLAH TA’ALA melalui kezhaliman yaitu SUKA BERBOHONG.
ANEHNYA DIIKUTI PULA OLEH SEBAGIAN ORANG ORANG YANG MENDAMPINGINYA.
Beliau bersabda :
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ
عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ
وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ
بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ
فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي
وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ
بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ
وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika
itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit.
Baginda lalu bersabda : Sesungguhnya akan ada setelahku PARA PEMIMPIN YANG
BERBOHONG DAN ZHALIM.
Barangsiapa mendatangi mereka kemudian
MEMBENARKAN KEBOHONGAN MEREKA atau MEMBANTU MEREKA DALAM
KEZHALIMANNYA, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya.
Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan
kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kezHaliman, maka ia
adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum
dari telagaku. (H.R Imam Ahmad)
Oleh karena itu maka seorang penguasa haruslah
mengambil penasehat bukan sekedar berilmu tapi juga dari kalangan orang baik
baik, berakhlak terpuji, punya hati nurani dan SIAP MEMBERI
NASEHAT TERBAIK kepada penguasa untuk mencari ridha Allah. Ini termasuk jalan
keselamatan buat orang orang yang menjadi penasehat penguasa.
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua.
Wallahu A’lam. (1.670).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar