ADAKAH PUASA RAMADHAN MEMBERI MOTIVASI
UNTUK PUASA SUNNAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala telah mewajibkan orang
orang beriman untuk melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Alhamdulillah kita telah melakukannya dengan penuh iman dan mengharap pahala
dari Allah Ta’ala. Dan kita sangat berharap dosa doa kita yang lalu telah diampuni.
Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam bersabda
:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang puasa Ramadhan
karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim,
dari Abu Hurairah).
Lalu datang pertanyaan : Adakah puasa wajib di
bulan Ramadhan telah memberi motivasi atau dorongan bagi kita untuk melakukan
puasa sunnah sesudah Ramadhan berlalu ?.
Kalau melihat kepada fakta, ternyata puasa
Ramadhan sebulan penuh nyaris tak berbekas bagi kebanyakan orang
beriman untuk melanjutkan dengan shaum atau puasa sunnah sesudahnya.
Lihatlah
bahwa selepas Ramadhan sedikit sekali saudara saudara kita yang melakukan puasa sunnah. Bahkan puasa 6 hari di
bulan Syawal juga berat untuk dikerjakan. Bisa jadi mereka telah
mencukupkan diri dengan berpuasa Ramadhan saja. Pada hal Allah Ta’ala
melalui Rasul-Nya telah menjelaskan bahwa puasa Ramadhan jika diikuti dengan
puasa syawal 6 hari akan mendapat pahala seolah olah berpuasa setahun penuh.
Dari Abu Ayyub Al Anshari,
Rasulullah bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ
أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan
kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun
penuh. (H.R Imam Muslim).
Selain itu, ketahuilah wahai saudaraku bahwa puasa wajib di bulan Ramadhan dan puasa
sunnah di bulan selainnya, sangatlah banyak jenisnya dan juga sangatlah
bermanfaat serta memiliki banyak keutamaan. Diantara keutamaannya adalah :
Pertama : Mendapat perisai sebagai benteng
terhadap api neraka.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّمَا الصِّيَامُ
جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat
melindungi seorang hamba dari siksa neraka.
(H.R Imam Ahmad).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah
menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api
neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa
sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga
hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al
Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).
Kedua : Dijauhkan wajahnya dari api neraka
Ketahuilah bahwa ternyata melakukan ibadah
puasa adalah salah satu cara untuk terhindar dari api neraka bahkan bisa
dijauhkan sejauh jauhnya dari api neraka yang dahsyat itu. Rasulullah
Salallahu ‘alai Wasallam bersabda
:
ما من عبد يصوم يوما في
سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا
Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di
jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh
tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari
Abu Sa’id al Khudri)
Bahwa maksud sabda Rasulullah Salallahu 'alihi Wasallam tentang 70 musim
adalah perjalanan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam
Fathul Bari.
Ketiga : Mendapat syafaat dari amalan
puasa.
Sungguh amalan puasa seseorang akan menjadi
penolongnya di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ
يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ
مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ
الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ
فَيُشَفَّعَانِ
Amalan puasa dan amalan (bacaan)
al Qur an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat
nanti. Amalan puasa akan berkata : Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari
makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya.
Dan amalan al Qur an berkata pula : Aku
telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk
memberi syafaat kepadanya. Beliau bersabda : Maka syafaat keduanya
diperkenankan. (H.R Imam Ahmad, al Hakim dan ah Thabrani).
Semoga hadits hadits diatas bisa memberikan
motivasi bahkan dorongan yang kuat bagi orang orang beriman untuk melaksanakan
puasa sunnah yang disyariatkan setelah Ramadhan. Oleh karena itu, ketika
Ramadhan telah berlalu perbanyaklah puasa sunnah agar mendapat kebaikan dan
keutamaan yang banyak sebagai tambahan bekal untuk kembali ke negeri akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.640).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar