JIHAD FII SABILILLAH TAK TERHALANG OLEH
RAMADHAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslim
berjihad di jalan Allah baik berupa perang ataupun jihad jihad yang lainnya.
Ketahuilah bahwa jihad di jalan Allah tak boleh terhalang oleh bulan Ramadhan.
Dalam sejarah Islam yang shahih ada jihad besar dengan mengangkat senjata yang dilakukan Rasulullah bersama sahabat di
bulan Ramadhan, Diantaranya adalah :
Pertama : Perang Badr al Kubra.
Pada tahun ke 2 Hijriyah tepatnya tanggal 17
Ramadhan terjadi perang besar yakni perang Badar antara pasukan kaum muslimin
dipimpin oleh Rasulullah melawan kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu
Jahal.
Hakikatnya perang ini tak seimbang dimana
jumlah pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal adalah sekitar 1.000 orang
menghadapi 313 orang pasukan orang beriman.
Dengan pertolongan Allah Ta’ala, pasukan Islam
mendapatkan kemenangan. Korban dari pasukan Islam adalah 14 orang yaitu 6 orang dari Muhajirin dan 8
orang dari Anshar.
Sementara itu pasukan kafir Quraisy yang
terbunuh 70 orang dan 70 orang ditawan. Sebagiannya lagi menyelamatkan diri,
lari tunggang langgang karena tak kuasa menahan serangan pasukan orang beriman.
Bahkan Abu Jahal, sebagai Panglima Perang juga mati mengenaskan dalam perang ini.
Kedua : Penaklukkan kota Makkah
Pada tanggal 10 bulan Ramadhan tahun ke 8
Hijriah Rasulullah dengan 10.000 pasukan kaum muslimin dari Madinah memasuki kota Makkah tanpa perlawanan dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota
Makkah dengan tetap menundukkan kepala
sambil membaca firman Allah :
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
Sesungguhnya Kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1).
Kemudian setelah
menguasai kota Makkah beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah : “Siapa
yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia
aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman”.
Selain itu ada beberapa kegiatan atau
aktivitas penting dilakukan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersama sahabat di bulan Ramadhan tanpa menuggu
sampai Ramadhan berakhir, diantaranya :
(1) Bulan Ramadhan tahun 5 H, umat Islam
melakukan persiapan besar-besaran untuk menghadapi pasukan koalisi, yang akan menggempur kota Madinah dalam perang
Khandaq yang terjadi pada bulan Syawal tahun tersebut.
(2)
Sebagian rangkaian perang Tabuk terjadi pada Ramadhan tahun 9 H.
(3) Penyebaran Islam ke Yaman, dimana
Rasulullah mengirim Ali bin Abi Thalib bersama sebuah tim ekspedisi dakwah
kepada penduduk Yaman, dilakukan pada Ramadhan tahun 10 H. (Prof. Dr. Wahbah
Az-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuh)
Sungguh peristiwa peristiwa yang terjadi bulan
Ramadhan tersebut diatas memberi pelajaran bagi kita semua bahwa tak ada
hambatan kegiatan besar tersebab Ramadhan termasuk berperang.
Jadi bukan sebagaimana yang dilakukan sebagian
orang di zaman ini. Ada yang menjadikan bulan Ramadhan untuk bersantai santai
bahkan bermalas malasan. Tak mau melakukan kegiatan atau rencana rencana baru
dalam berbagai aktivitas. Umumnya menunggu bulan Ramadhan berakhir baru
bergerak lagi. Seolah olah mati langkah dengan Ramadhan.
Oleh karena itu mari kita robah persepsi kita
tentang Ramadhan. Jangan jadikan Ramadhan bulan bersantai, tetaplah aktif
melakukan berbagai kegiatan yang
bermanfaat. Insya Allah lebih berkah karena Ramadhan adalah penuh berkah. Wallahu A’lam. (1.642)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar