BAHAYA BESAR JIKA MEMBENARKAN
KEBOHONGAN
PEMIMPIN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu fitrah manusia adalah hidup
berkelompok. Setiap kelompok memiliki pemimpin yang menetapkan dan mengatur
urusan kelompok mereka dan hakikatnya haruslah dipatuhi oleh para anggota
kelompok atau orang yang dipimpinnya.
Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan orang
orang beriman untuk mengikuti dan patuh kepada pemimpinnya dalam hal yang
makruf, yaitu setelah kepatuhan mutlak kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah
Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ
Wahai orang orang yang beriman !. Taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan diantara
kamu. (Q.S an Nisa’ 59)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah juga
memerintahkan orang orang beriman untuk taat kepada pemimpin. Akan tetapi
KETAATAN KEPADA PEMIMPIN DENGAN SYARAT mereka tidak memerintahkan KEMAKSIATAN
KEPADA ALLAH. Tak ada ketaatan kepada makhluk jika mereka bermaksiat kepada
Allah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman, dengan diringkas).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan bahwa di akhir zaman akan ada pemimpin yang BERMAKSIAT KEPADA
ALLAH TA’ALA melalui kezhaliman yaitu SUKA BERBOHONG. ANEHNYA DIIKUTI PULA OLEH SEBAGIAN ORANG ORANG YANG
MENDAMPINGINYA. Beliau bersabda :
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ
وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ
يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ
وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ
بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ
عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam pernah keluar
atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di
antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda : Sesungguhnya akan
ada setelahku PARA PEMIMPIN YANG BERDUSTA DAN ZHALIM.
Barangsiapa mendatangi mereka kemudian MEMBENARKAN
KEBOHONGAN MEREKA atau MEMBANTU MEREKA
DALAM KEZHALIMANNYA, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari
golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak
membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat
kezHaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan
kelak ia akan minum dari telagaku. (H.R Imam Ahmad).
Di zaman ini kita dengan mudah mengetahui adanya
pemimpin pemimpin yang bohong. Sungguh ini adalah suatu yang tercela. Seorang
pemimpin MESTILAH JUJUR DAN ADIL serta tidak berbohong dan zhalim. Bahaya juga AKAN
DITANGGUNG OLEH ORANG ORANG YANG MEMBENARKAN KEBOHONGANNYA DAN MEMBANTU
PEMIMPIN ITU BERBUAT ZHALIM.
Ketahuilah bahwa manusia seperti ini TAK MASUK
DALAM GOLONGAN RASULULLAH SALALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM. Barangkali mereka ini memilih untuk masuk golongan Fir’aun,
na’udzubillah.
Selain itu, sungguh di akhirat kelak mereka akan
diminta pertanggungan jawab terhadap
kebohongan yang mereka lakukan di dunia. Allah
Ta’ala berfirman :
وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya
tentang kebohongan yang selalu mereka ada adakan. (Q.S al Ankabut 13).
Rasulullah Salallahu ’alaihi wasallam telah menjelaskan salah satu adzab
yang berat bagi orang orang yang suka berbohong. Beliau
mengisahkan kepada para sahabat tentang mimpi yang beliau alami DAN MIMPI
RASULULLAH ADALAH HAQ . Beliau mengisahkan
didatangi oleh dua orang laki-laki yang membawanya melihat berbagai
siksaan yang dialami oleh orang-orang yang berbuat dosa.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
قَالاَ
لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ ” قَالَ: ” فَانْطَلَقْنَا، فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ
مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ،
وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى
قَفَاهُ، وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ
Kedua laki-laki itu berkata, ayo
berangkat, ayo berangkat !. Kemudian kami berangkat, lalu kami mendatangi
seorang laki-laki yang berbaring terlentang. Dan ada laki-laki lain yang sedang
berdiri di dekatnya MEMBAWA GANCU DARI BESI. Lalu laki-laki itu mendatangi satu
sisi wajahnya lalu merobek ujung mulutnya sampai ke tengkuknya, dan merobek
hidungnya sampai ke tengkuknya, dan merobek matanya sampai ke
tengkuknya.
Kemudian dua orang laki-laki itu
menjelaskan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tentang orang yang
mendapatkan siksaan di atas :
وَأَمَّا
الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ، يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ،
وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ
يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ، فَيَكْذِبُ الكَذْبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ
Adapun
laki-laki yang engkau datangi, ujung mulutnya disobek sampai ke
tengkuknya, dan hidungnya dirobek sampai ke tengkuknya, dan matanya dirobek
sampai ke tengkuknya, dia adalah orang yang KELUAR DARI RUMAHNYA LALU DIA
BERKATA BOHONG DENGAN KEBOHONGAN YANG MENCAPAI SEGALA PENJURU. (H.R Imam
Bukhari)
Oleh karena itu maka seorang hamba tak boleh mentaati pemimpin ketika dia bermaksiat kepada Allah Ta’ala diantaranya dengan cara
berbohong dan berbuat zhalim. Apalagi ikut membenarkan dan membela maksiat yang
dilakukan seorang pemimpin.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.663)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar