KISAH NABI MUSA DITOLONG DAN DISELAMATKAN
KARENA KETAATAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketahuilah bahwa KUNCI KESELAMATAN PALING
UTAMA ADALAH MENJAGA KETAATAN. Taat kepada Allah Ta’ala atas semua perintah-Nya
dan berhenti dari segala larangan-Nya. Begitulah seharusnya sikap orang beriman dan bertakwa.
Prinsip dasar orang beriman, diantaranya
adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ
غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Dan mereka berkata : KAMI DENGAR DAN KAMI
TAAT. (Q.S al Baqarah 285).
Oleh karena itu ketika datang perintah
langsung dikerjakan semampunya, dengan hati lapang untuk mencari ridha Allah.
Dan ketika larangan datang orang orang beriman berhenti total darinya.
Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu dia berkata, Aku mendengar
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : Apa yang aku
larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka
lakukanlah semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian
adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap
para nabi mereka. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Sungguh para Nabi dan Rasul utusan Allah
Ta’ala adalah orang orang yang seharusnya kita teladani dalam hal ketaatan
kepada Allah Ta’ala. Ketika datang perintah Allah langsung mereka kerjakan. Tak
ada yang MEMPERTANYAKAN apalagi BERANI
MENOLAK meskipun perintah itu SANGAT BERAT.
Itulah sebabnya para Nabi dan Rasul selalu
mendapat kebaikan, keselamatan YANG TERKADANG DATANG DALAM BENTUK YANG SANGAT
TAK TERDUGA. Perhatikanlah dua kisah tentang Nabi Musa berikut :
Pertama
: Nabi Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya KELAUT.
Suatu saat Nabi Musa dan kaumnya sudah
terkepung dan terdesak ke pinggir pantai dikejar kejar oleh Fir’aun dan bala
tentaranya. Pada saat itu tak kelihatan lagi jalan untuk selamat. Lalu Allah
Ta’ala memerintahkan Nabi Musa untuk
memukulkan tongkatnya kelaut sehingga laut terbelah. Allah berfirman :
فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ
اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ
الْعَظِيمِ
Lalu Kami wahyukan kepada Musa : Pukullah laut
itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan setiap belahan seperti
gunung yang besar. (Q.S asy Syu’araa 63).
Ketahuilah bahwa ketika Musa diperintahkan
untuk memukul laut dengan tongkatnya sungguh tidaklah Nabi Musa mempertanyakan.
Misalnya bertanya kenapa ya Allah,
engkau suruh aku memukul laut dengan tongkatku apa manfaatnya ya Allah. Sungguh
aku berada dalam bahaya besar.
Dan juga tidaklah Allah memberi keterangan sebelumnya kepada
Musa apa manfaat memukul laut dengan tongkatnya. Tapi Nabi Musa dalam posisi
penuh ketaatan kepada Allah lalu dipukul laut itu dengan tongkatnya sehingga
secara tiba tiba laut terbelah dan Nabi Musa berserta kaumnya selamat dari
kezhaliman Fir’aun.
Kedua : Nabi Musa diperintah memukulkan
tongkatnya ke BATU.
Pada saat kaum Nabi Musa dalam keadaan kekurang
air lalu Nabi Musa memohon air untuk kaumnya kepada Allah. Lalu Allah Ta’ala
memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke batu yaitu sebagaimana
firman-Nya :
وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ
فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ
عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ
رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk
kaumnya, lalu Kami berfirman : Pukullah batu itu dengan tongkatmu !. Maka
memancarlah daripadanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat
minumnya(masing masing). Makan dan minumlah dari rizki (yang diberikan) Allah
dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. (Q.S al Baqarah 60).
Nah, perhatikanlah bahwa pada saat
diperintahkan untuk memukul batu dengan tongkatnya Nabi Musa tak mempertanyakan
apalagi membantah kenapa harus memukul batu padahal dia butuh air untuk
kaumnya. Sementara itu Allah juga tidak menjelaskan bahwa kalau engkau wahai
Musa memukul batu dengan tongkatmu akan muncul 12 mata air. Tetapi Nabi Musa memukul batu adalah karena kepatuhan dan ketaatan kepada perintah
Allah lalu Allah beri air yang diminta.
Nah, selanjutnya ketahuilah Saudaraku, kenapa
banyak diantara kita di zaman ini dirundung kesulitan seperti tak habis
habisnya. Sering menghadapi kehidupan
yang sempit dengan berbagai masalah. Salah satunya karena banyak bertanya dan
kurangnya kepatuhan kita terhadap perintah Allah Ta’ala. Kita sering berpaling,
tak mau taat. Kalaupun ada ketaatan tapi jauh dari istiqamah
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menurunkan firman-Nya sebagai
peringatan dan penjelasan tentang penyebab kehidupan yang
sempit yaitu jika berpaling atau tidak mengindahkan peringatan
peringatan Allah Ta’ala.
Allah berfirman :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ
لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatan-Ku maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan pada
hari Kiamat (dibangkitkan) dalam keadaan buta. (Q.S Thaha 124)
Syaikh as Sa’di berkata : Penghidupan yang
sempit maksudnya adalah balasan dari Allah yang menjadikan penghidupan
seseorang itu (di dunia) menjadi sempit lagi susah. Dan itu terjadi sebagai
suatu siksaan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Oleh karena itu ketahuilah bahwa keselamatan
seorang hamba berkaitan sangat dengan keistiqamahannya dalam menjalani ketaatan
kepada Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu
A’lam. (1675).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar