PUASA SYAWAL SANGAT FLEKSIBEL WAKTUNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan
setelah ‘Idil Fitri adalah puasa 6 hari di bulan Syawal. Sebagian besar orang
beriman tak mau mengabaikannya. Tetapi sebagian masih ada belum terbiasa
melakukan ibadah yang bermanfaat ini.
Sungguh ibadah puasa Syawal ini sangatlah
besar nilainya. Dari
sahabat Abu Ayyub Al Anshari, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ
أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barang siapa yang berpuasa
Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti
setahun penuh. (H.R Imam Muslim).
Sungguh hadits ini seharusnya
memberi motivasi yang kuat bagi setiap orang beriman untuk mengamalkannya
karena akan mendapat pahala seperti berpuasa setahun penuh. Apalagi kita akan
sangat sulit bahkan mungkin tak mampu untuk berpuasa setahun penuh.
Selain pahalanya yang besar juga
waktu pelaksanaannya sangat fleksibel atau longgar. Bisa dilakukan awal awal bulan Syawal setelah ‘idil fitri,
bisa di pertengahan Syawal ataupun menjelang akhir bulan Syawal. Cara
pelaksanaannya juga longgar. Bisa berturut turut selama enam hari ataupun
diselang seling pada hari mana saja asal masih dalam bulan Syawal.
Jadi pelaksanaannya berbeda dengan
puasa sunnah yang lain seperti puasa yaumul bidh misalnya. Puasa ini harus
dilakukan tiga hari berturut turut dan waktunya sudah ditentukan yaitu hanya pada
tanggal 13,14 dan 15 bulan Hijriyah. Tak boleh dilakukan pada tanggal selain itu. Meskipun demikian sangatlah banyak kaum muslimin mengamalkannya.
Selanjutnya, perhatikanlah apa yang dijelaskan oleh
dua ulama besar TENTANG WAKTU PELAKSANAAN puasa Syawal sebagai berikut :
Pertama : Imam
Nawawi rahimahullah.
Beliau berkata : Afdhalnya
(lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Idul Fithri.
Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau
berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa
Syawal berdasarkan konteks hadits (tentang hal) ini. Inilah pendapat yang
benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di
tengah, maupun di akhir bulan Syawal. (Syarh Shahih Muslim)
Kedua : Syaikh Muhammad
bin Shalih al Utsaimin.
Beliau berkata : Para fuqaha
berkata bahwa yang lebih utama enam hari dilakukan setelah ‘idil fitri secara
langsung. Ini menunjukkan bersegera melakukan kebaikan. Beliau juga
mengingatkan bahwa lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa
jika dilakukan tidak berurutan. (Syarh Mumthi’).
Kesimpulannya adalah bahwa puasa 6
hari bulan Syawal memiliki pahala yang besar, waktu untuk mengamalkannya sangat
fleksibel atau longgar dan bisa memilih sesuai waktu, kedaaan dan kemampuan
masing masing.
Ketahuilah bahwa sangatlah merugi
saudara saudara kita yang masih merasa berat untuk melakukannya. Bukankah kita sudah terlatih berpuasa sebulan penuh di
bulan sebelumnya yaitu bulan Ramadhan. Bahkan perut kita dan fisik kita secara
keseluruhan serta jiwa kita sudah
terbiasa dengan puasa Ramadhan yang baru saja kita lakukan selama sebulan penuh
sehingga tak berat jika kita tambah dengan puasa 6 hari di bulan Syawal.
Oleh karena itu berdoalah kepada
Allah Ta’ala agar kita semua diberi kemampuan untuk senantiasa mengamalkan
puasa Syawal ini dengan baik. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.644)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar