TERIMALAH KETETAPAN ALLAH TA'LA DENGAN SABAR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Para ulama membagi sikap sabar dalam tiga
perkara : (1) Sabar dalam melakukan ketaatan. (2) Sabar dalam menjauhi
larangan, dan (3) SABAR DALAM MENERIMA KETETAPAN ALLAH TA’ALA.
Terkadang sabar adalah sesuatu yang terasa
berat. Tetapi ini adalah sikap mulia yang pahalanya tak terbatas. Allah Ta’ala
berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas
(Q.S az Zumar 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran,
pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya
sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan
pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. Bahkan juga,
pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak
pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh
kali sampai tujuh ratus kali lipat.
Kesabaran itu
pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin).
Diantara tiga ranah sabar maka yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah SABAR DALAM MENERIMA KETETAPAN ALLAH TA’ALA.
Sungguh Allah Ta’ala mentakdirkan bagi setiap hamba dua ketetapan
dalam menjalani kehidupan yaitu :
Pertama : Ketetapan
Allah yang sesuai dengan keinginan manusia. Diantaranya adalah berupa
keselamatan, harta yang banyak, jabatan dan pangkat serta berbagai kelezatan
dunia. Seorang hamba jangan sampai
tertipu dengan keadaan ini bersabarlah
menghadapinya. Jangan lalai dan haruslah senantiasa bersabar memenuhi hak-hak
Allah terhadap harta dan dirinya.
Rasulullah bersabda : “Fawallahi lalfaqra
akhsya ‘alaikum walakin akhsya ‘alaikum an tubsatha ‘alaikum dun-yaa kamaa
busithat ‘ala man kaana qablakum fatanaa fasuuhaa kamaa tanaafasuhaa
watuhlikukum kamaa ahlakat-hum”.
Maka demi Allah bukanlah kefakiran yang aku
khawatirkan dari kalian. Akan tetapi aku khawatir apabila dunia telah
dibentangkan bagi kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada umat-umat
sebelum kalian. Mereka berlomba-lomba sebagaimana kalian juga berlomba-lomba
mengejarnya, yang menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka binasa. (H.R
Imam at Tirmidzi dengan sanad hasan).
Hendaklah setiap hamba bersabar dengan ketetapan Allah
berupa kenikmatan yaitu sabar yang diikuti rasa syukur.
Kedua :
Ketetapan Allah berupa cobaan, musibah
atau sesuatu yang tidak dikehendaki. Ini adalah sunatullah yang selalu ada pada
kehidupan seorang hamba.
Sungguh musibah dan cobaan yang menimpa
manusia adalah ketetapan Allah yang tidak bisa ditolak. Bersabar dan terimalah
ketetapan ini dengan hati lapang agar
derita musibah tidak bertambah berat.
Allah Ta’ala dalam banyak ayat al Qur’an telah
mengingatkan kita tentang ujian dan cobaan yang pasti akan menimpa setiap
manusia. Allah Ta’ala berfirman : “… Liyabluakum ayyukum ahsanu
‘amalaa …Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik
amalnya… (Q.S al Mulk 2).
Allah Ta’ala berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ
لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan saja mengatakan ; Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi.
(Q.S al Ankabut 2).
Allah Ta’ala berfirman :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ
Tidak ada sesuatu musibahpun menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah (Q.S ath Thaghabun 11).
Rasulullah bersabda : “Matsalul mu’minin
kamatsalil zau’i, laa tazaalur riyaahu tufii-uhu walaa yazaalul mu’minu
yushibuhu balaa’. “ Permisalan seorang mukmin seperti tanaman, angin akan
senantiasa menerpanya. Seorang mukmin itu akan selalu ditimpa cobaan. (H.R Imam Muslim dan Imam Tirmidzi).
Ketahuilah bahwa kehidupan seorang hamba adalah diantara ketetapan Allah terhadapnya. Apapun ketetapan Allah
itulah yang terbaik. Allah Ta’ala berfirman :
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu
pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu
tidak baik bagimu. Allah (Maha) mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S
al Baqarah 216)
Sungguh ketika seseorang menerima keadaan
kehidupan ini sesuai dengan yang Allah inginkan baginya maka di situlah akan
hadir ketenangan bahkan kebahagian. Sebaliknya jika seseorang memaksakan diri
mau menjalani hidup menurut keinginannya maka disitulah dia akan merasakan
kesusahan berkepanjangan.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.661)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar