Kamis, 16 Januari 2020

TAKUTLAH TERHADAP DOSA BESAR YANG MEMBINASAKAN


TAKUTLAH TERHADAP DOSA BESAR YANG MEMBINASAKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Para sahabat dahulu amat sangat takutnya kepada dosa kecil apalagi dosa besar.  Dalam atsar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang perkataan dua orang sahabat yang menunjukkan betapa takutnya mereka terhadap dosa. 

(1) Ibnu Mas’ud, beliau berkata : Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya untuk mengusir lalat tersebut).

(2) Anas bin Malik berkata :  Sesungguhnya kamu mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian halus seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganggap dosa seperti itu dosa besar. 
Lalu, apa yang dimaksud dengan dosa besar ?. Dosa besar adalah setiap dosa yang Allah tutup akhirnya dengan ancaman berupa (masuk) neraka, kemurkaan Allah, laknat dan adzab-Nya. (Tafsir ath Thabari sebagaimana dinukil dari perkataan Ibnu Abbas).

Perhatikanlah bahwa diantara ayat al Qur an tentang perbuatan dosa yang ditutup atau diancam dengan  MURKA ALLAH TA’ALA  adalah firman-Nya :

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja maka balasannya adalah neraka Jahannam. Dia kekal di dalamnya. ALLAH MURKA KEPADANYA dan melaknatnya serta menyediakan adzab yang besar baginya. (Q.S an Nisa’ 93).

Ayat al Qur an tentang perbuatan dosa yang ditutup atau diancam dengan LAKNAT ALLAH TA’ALA adalah firman-Nya :

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا

Sesungguhnya terhadap orang orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan MELAKNATNYA di dunia dan di akhirat dan menyediakan adzab yang menghinakan bagi mereka. (Q.S al Ahdzab 57)

Oleh karena itu, terhadap dosa besar tentu para sahabat dan juga orang orang shalih lebih dalam lagi ketakutannya  karena bisa membinasakan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ

Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan. Maka para Sahabat bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟

Ya Rasulullah, apa tujuh perkara tersebut ?. Maka Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ

Dosa kesyirikan kepada Allah, dosa sihir, dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak, dosa memakan harta riba, dosa memakan harta anak yatim, dosa berpaling dari medan perang dan dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tuduhan yang keji. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa dosa besar tak bisa di hapus dengan istighfar saja tapi harus dengan sebenar benar taubat yaitu TAUBAT NASHUHA dengan memenuhi syarat syaratnya. Syaikh Utsaimin berkata bahwa taubat diterima di sisi Allah jika memenuhi lima syarat :

(1) Ikhlas karena Allah Ta’ala semata, yaitu yang mendorongnya bertaubat adalah RASA TAKUTNYA KEPADA ALLAH TA’ALA dan mengharap pahala dari-Nya.

(2) Menyesali kesalahan yang telah dilakukan. Artinya : Janganlah ia merasa seolah olah tidak bersalah, tidak menyesal, tidak bersedih. Tetapi dia harus menyesali dosanya.

(3) Tidak meneruskan kesalahan tersebut. Tidak sah taubat bila dia masih terus melakukan KESALAHAN YANG SAMA karena orang yang bertaubat adalah orang yang kembali.

(4) Berazam dan bertekad bulat untuk tidak mengulangi dosa tersebut. Jika dia bertaubat sedang dalam hatinya mengatakan kalau ada kesempatan niscaya akan mengulangi kesalahan tersebut. Ini berarti taubatnya tidak diterima.

(5) Hendaknya taubat dilakukan pada waktu PINTU TAUBAT MASIH TERBUKA. Jika pintu taubat sudah tertutup maka taubat tidak diterima lagi, yaitu : JIKA AJAL SUDAH DATANG DAN JIKA MATAHARI TELAH TERBIT DARI BARAT. (Tafsir Juz ‘Amma, surat al Buruj, dengan diringkas)

Ketahuilah, para ulama menjelaskan bahwa tujuh dosa besar yang  pada  hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim diatas bukanlah pembatasan jumlah dosa besar tetapi adalah tujuh diantaranya  karena memang dosa besar itu sangatlah banyak.

Imam Abu Thalib al Makki berkata jumlah dosa besar itu 17. Imam adz Dzahabi dalam kitabnya al Kabair, menyebutkan 76 macam dosa besar. Selain itu di bagian akhir kitab al Kaba-ir Imam adz Dzahabi menyebutkan pula beberapa dosa yang bisa pula dianggap sebagai dosa besar.

Oleh karena itu orang orang beriman  haruslah berhati hati dan takutlah terhadap  dosa  terutama dosa dosa besar yang akan membinasakan diri di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam. (1.863)
     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar