ALLAH MEMBERI AMPUNAN BAGI YANG SUKA MEMAAFKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sugguh sifat suka memaafkan adalah sangat
dianjurkan diutamakan dalam syariat Islam. Lalu apa makna memaafkan ?. Al Imam
Ibnu Qudamah berkata : Memaafkan adalah
engkau mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu
tetapi engkau melepaskan (hakmu itu), tidak menuntut qishash atau denda
kepadanya (Kitab Minhajul Qashidin).
Orang bijak berkata bahwa implementasi dari
memaafkan itu adalah engkau senantiasa, terus menerus mengosongkan hatimu dari
semua kesalahan orang lain kepadamu.
Ketahuilah bahwa diantara keutamaan bagi seorang hamba yang suka memaafkan adalah AKAN MEMPEROLEH KEMULIAAN. Dari Abu
Hurairah dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا
زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ
إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH
ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN
MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah
hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).
Selain itu ketahuilah bahwa puncak puncak
keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah MEMPEROLEH AMPUNAN ALLAH TA'ALAAl. Allah berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا
تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).
Al Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah
berkata : Wahai anak Adam, sesungguhnya antara engkau dan Allah terdapat
kesalahan-kesalahan yang tidak mengetahuinya selain Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Jika engkau ingin agar Allah
mengampuninya maka hendaknya engkau berlapang dada kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika engkau ingin agar Allah memaafkannya
maka maafkanlah kesalahan hamba-hamba-Nya, karena sesungguhnya balasan itu
sesuai dengan jenis perbuatan. (Bada-iul Fawaid).
Sungguh memaafkan kesalahan orang lain
sebenarnya sangat berat bagi orang yang dizhalimi. Kecenderungan manusia yang
ketika dizhalimi adalah membalas. Kalau bisa membalas dengan sesuatu yang lebih
besar. Ketahuilah bahwa seseorang yang di zhalimi dalam syariat Islam boleh
membalas.
Tidak dilarang membalas dengan yang setara dan
jika mampu bersabar dan memaafkan tentu lebih baik. Allah Ta’ala berfirman :
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا
بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ
لِلصَّابِرِينَ
Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan
(balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Dan jika kamu memaafkan
dengan bersabar sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. (Q.S
al Nahl 126).
Oleh sebab itu maka orang orang beriman
sangatlah dianjurkan menjadi orang orang yang memiliki sikap yang mulia yaitu
suka memaafkan kesalahan orang lain. Insya Allah ada manfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.850)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar