Rabu, 01 Januari 2020

ALLAH MEMBERI AMPUNAN BAGI YANG SUKA MEMAAFKAN


ALLAH MEMBERI AMPUNAN BAGI YANG SUKA MEMAAFKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sugguh sifat suka memaafkan adalah sangat dianjurkan diutamakan dalam syariat Islam. Lalu apa makna memaafkan ?. Al Imam Ibnu Qudamah berkata : Memaafkan  adalah engkau mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu tetapi engkau melepaskan (hakmu itu), tidak menuntut qishash atau denda kepadanya (Kitab Minhajul Qashidin). 

Orang bijak berkata bahwa implementasi dari memaafkan itu adalah engkau senantiasa, terus menerus mengosongkan hatimu dari semua kesalahan orang lain kepadamu.

Ketahuilah bahwa diantara keutamaan bagi  seorang hamba yang suka memaafkan  adalah AKAN MEMPEROLEH KEMULIAAN. Dari Abu Hurairah dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa puncak puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah MEMPEROLEH AMPUNAN ALLAH TA'ALAAl. Allah berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).

Al Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata : Wahai anak Adam, sesungguhnya antara engkau dan Allah terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak mengetahuinya selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Jika engkau ingin agar Allah mengampuninya maka hendaknya engkau berlapang dada kepada hamba-hamba-Nya.  Dan jika engkau ingin agar Allah memaafkannya maka maafkanlah kesalahan hamba-hamba-Nya, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan. (Bada-iul Fawaid).

Sungguh memaafkan kesalahan orang lain sebenarnya sangat berat bagi orang yang dizhalimi. Kecenderungan manusia yang ketika dizhalimi adalah membalas. Kalau bisa membalas dengan sesuatu yang lebih besar. Ketahuilah bahwa seseorang yang di zhalimi dalam syariat Islam boleh membalas.

Tidak dilarang membalas dengan yang setara dan jika mampu bersabar dan memaafkan tentu lebih baik. Allah Ta’ala berfirman : 

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Dan jika kamu memaafkan dengan bersabar sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. (Q.S al Nahl 126).

Oleh sebab itu maka orang orang beriman sangatlah dianjurkan menjadi orang orang yang memiliki sikap yang mulia yaitu suka memaafkan kesalahan orang lain. Insya Allah ada manfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.850)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar