BERSEMANGATLAH MEMBERI PINJAMAN KEPADA ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala berfirman tentang memberi
pinjaman kepada-Nya :
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ
قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ
وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman
yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah
menahan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan. (Q.S al
Baqarah 245)
Jika membaca sepintas ayat ini barangkali saja
ada yang bertanya : Apakah Allah butuh pinjaman dari makhluk-Nya yang bernama
manusia ?. Sungguh Allah Ta’ala tak butuh apapun dari makhluk-Nya. Sungguh
Allah Ta’ala Mahakaya.
Nah, diriwayatkan dari Umar bin Khaththab bahwa (salah satu makna) yang dimaksud dengan pinjaman yang baik
adalah BERINFAK DI JALAN ALLAH. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Syaikh as Sa’di berkata : Maksud dari pinjaman
yang baik adalah perkara yang menyatukan segala sifat dan ciri kebajikan dari
niat yang shalih, KELAPANGAN DADA DALAM BERINFAK dan tepat sasarannya. Dan
orang yang berinfak itu tidak mengiringinya dengan mengungkit ungkitnya dan
tidak pula perkataan yang menyakitkan. Tidak pula membatalkan dan tidak pula
menguranginya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Dalam surat al Muzzammil disebutkan pula
perintah untuk memberikan pinjaman yang baik kepada Allah Ta’ala :
وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ
Dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman
yang baik. (Q.S al Muzammil 20).
Yakni pinjaman yang murni demi mengharap Wajah
Allah Ta’ala dengan niat tulus dan teguh dari hati serta dengan harta yang
baik. Pinjaman baik itu mencakup sedekah wajib dan sunnah. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman)
Ada satu riwayat dari Ibnu Mas’ud, dia berkata
bahwa ketika turun firman Allah surat al Baqarah ayat 245 (tentang semangat
sahabat mengamalkan ayat ini yaitu memberi pinjaman kepada Allah),
maka Abu Dahdah al Anshari bertanya kepada Rasulullah : Wahai
Rasulullah ! Benarkah Allah menghendaki pinjaman dari kita ?. Beliau
menjawab : Benar wahai Abu Dahdah. Lalu Abu Dahdah menjabat tangan Rasulullah
dan berkata : Aku akan meminjamkan (menginfakkan di jalan Allah) kepada Rabb-ku
kebunku yang luas itu.
Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa kebun milik Abu
Dahdah itu di dalamnya terdapat 600 pohon kurma. Demikian pula Ummu Dahdah dan
keluarga Abu Dahdah bermukim disitu.
Selanjutnya Ibnu Mas’ud menceritakan : Setelah
(kebun diserahkan kepada Rasulullah untuk dipinjamkan kepada Allah Ta’ala) Abu
Dahdah datang dan memanggil istrinya. Ya Ummu Dahdah ! Ummu Dahdah menjawab :
Labbaik... Kemudian Abu Dahdah berkata : Pindahlah engkau dari sini
karena kebun ini telah aku pinjamkan kepada Rabb-ku Yang Mahaagung dan
Mahamulia.
Kisah Abu Dahdah ini kiranya menjadi motivator
atau pendorong bagi kita semua untuk senantiasa BERSEMANGAT memberi pinjaman
kepada Allah Ta’ala yaitu dengan mengeluarkan infak dari sebagian harta yang
dianugerahkan-Nya kepada kita. Sungguh Allah Ta’ala pasti akan menggantinya
dengan berlipat ganda.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.870)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar