Rabu, 22 Januari 2020

BERSEMANGATLAH MEMBERI PINJAMAN KEPADA ALLAH


BERSEMANGATLAH MEMBERI PINJAMAN KEPADA ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala berfirman tentang memberi pinjaman kepada-Nya :

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan. (Q.S al Baqarah 245)

Jika membaca sepintas ayat ini barangkali saja ada yang bertanya : Apakah Allah butuh pinjaman dari makhluk-Nya yang bernama manusia ?. Sungguh Allah Ta’ala tak butuh apapun dari makhluk-Nya. Sungguh Allah Ta’ala Mahakaya.
Nah, diriwayatkan dari Umar bin Khaththab  bahwa (salah satu makna)  yang dimaksud dengan pinjaman yang baik adalah BERINFAK DI JALAN ALLAH. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksud dari pinjaman yang baik adalah perkara yang menyatukan segala sifat dan ciri kebajikan dari niat yang shalih, KELAPANGAN DADA DALAM BERINFAK dan tepat sasarannya. Dan orang yang berinfak itu tidak mengiringinya dengan mengungkit ungkitnya dan tidak pula perkataan yang menyakitkan. Tidak pula membatalkan dan tidak pula menguranginya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dalam surat al Muzzammil disebutkan pula perintah untuk memberikan pinjaman yang baik kepada Allah Ta’ala :

وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ

Dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. (Q.S al Muzammil 20).

Yakni pinjaman yang murni demi mengharap Wajah Allah Ta’ala dengan niat tulus dan teguh dari hati serta dengan harta yang baik. Pinjaman baik itu mencakup sedekah wajib dan sunnah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Ada satu riwayat dari Ibnu Mas’ud, dia berkata bahwa ketika turun firman Allah surat al Baqarah ayat 245 (tentang semangat sahabat mengamalkan ayat ini yaitu memberi pinjaman kepada Allah), maka  Abu Dahdah al Anshari bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah ! Benarkah Allah menghendaki pinjaman dari  kita ?. Beliau menjawab : Benar wahai Abu Dahdah. Lalu Abu Dahdah menjabat tangan Rasulullah dan berkata : Aku akan meminjamkan (menginfakkan di jalan Allah) kepada Rabb-ku kebunku yang luas itu.

Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa kebun milik Abu Dahdah itu di dalamnya terdapat 600 pohon kurma. Demikian pula Ummu Dahdah dan keluarga Abu Dahdah bermukim disitu.

Selanjutnya Ibnu Mas’ud menceritakan : Setelah (kebun diserahkan kepada Rasulullah untuk dipinjamkan kepada Allah Ta’ala) Abu Dahdah datang dan memanggil istrinya. Ya Ummu Dahdah ! Ummu Dahdah menjawab : Labbaik...  Kemudian Abu Dahdah berkata : Pindahlah engkau dari sini karena kebun ini telah aku pinjamkan kepada Rabb-ku Yang Mahaagung dan Mahamulia.

Kisah Abu Dahdah ini kiranya menjadi motivator atau pendorong bagi kita semua untuk senantiasa BERSEMANGAT memberi pinjaman kepada Allah Ta’ala yaitu dengan mengeluarkan infak dari sebagian harta yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Sungguh Allah Ta’ala pasti akan menggantinya dengan berlipat ganda.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.870)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar