Sabtu, 25 Januari 2020

PUTUS ASA DIPICU OLEH SIFAT SUKA MENGELUH


PUTUS ASA DIPICU OLEH SIFAT SUKA MENGELUH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Menurut KBBI putus asa adalah HABIS ATAU HILANG HARAPAN, tidak mempunyai harapan lagi. Sedangkan mengeluh bermakna  MENYATAKAN SUSAH karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan dan sebagainya.

Ketahuilah bahwa putus asa bukanlah termasuk sifat yang terpuji sehingga orang orang beriman selalu menjauh dari sifat ini. Kenapa ?, karena orang orang beriman SANGAT MEYAKINI  bahwa ada Allah Ta’ala, Rabb Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada hamba hamba-Nya.

Selain itu orang orang beriman meyakini pula dengan sesungguhnya bahwa  apapun penderitaan, kesakitan dan kekecewaan dan berbagai musibah yang mendatanginya adalah ketetapan Allah Ta’ala baginya. Dan dia harus menerima dengan lapang dada.
Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad) : Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal-lah orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang  kelompok manusia yang suka berputus asa, diantaranya :

Pertama : Orang orang kafir. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang kafir. (Q.S Yusuf 87).

Kedua : Orang orang yang sesat. Allah Ta’ala berfirman : 

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

Dia (Ibrahim) berkata, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang yang sesat. (Q.S al Hijr 56).

Ketahuilah bahwa pemicu putus asa adalah karena banyak  mengeluh. Keluhan bisa mendatangkan   stress jika berlajut menjadi depresi ujung ujungnya adalah putus asa. Ketahuilah bahwa  Allah Ta’ala senantiasa menyediakan jalan keluar bagi setiap kesulitan hamba hamba-Nya, SEHINGGA TAK ADA RUANG UNTUK MENGELUH, sebagaimana firman-Nya :

Pertama : Ketika takut tak mendapat rizki.

Jika seorang hamba merasakan kesulitan hidup karena kekurangan harta maka ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menjamin rizki semua makhluk. Kewajiban setiap hamba  adalah berusaha mencari rizki yang halal. Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidaklah satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6).

Bahkan Allah memberi rizki dari arah yang tidak disangka sangka dan mencukupkan keperluan hamba hambanya. Allah berfirman : 

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (Q.S ath Thalaaq 3).

Kedua : Ketika mengalami sakit.

Jika seorang mengalami sakit maka Allah juga menurunkan obatnya. Dan Allah yang menyembuhkannya. Allah Ta’ala  berfirman : 

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Dan jika aku sakit maka Dia-lah yang menyembuhkan. (Q.S asy Syu’ara 80).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda :

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu (H.R  Imam Bukhari).


Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa sakit akan menghapus sebagian dosa yaitu ketika diterima dengan sabar. Beliau bersabda :

 مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
 
 
Ketiga : Ketika mengalami kezhaliman dari orang lain.

Jika mengalami perbuatan zhalim maka orang yang beriman tidak perlu khawatir. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا

Dan barangsiapa mengerjakan amal shalih sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir ) akan pengurangan haknya  (Q.S Thahaa 112).

Dan Allah mengajarkan kita untuk berdoa agar dijauhkan dari orang yang zhalim yaitu dalam firman-Nya : 

قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

(Nabi Musa berdoa) : Ya Rabb-ku, selamatkanlah aku dari orang orang yang zhalim itu. (Q.S al Qashash 21

Keempat : Ketika menghadapi musuh Islam.

Selalu waspada dan siap dengan menyingsingkan lengan baju menghadapi musuh musuh Islam. Lakukan sesuatu   apapun yang bisa dilakukan untuk membela agama ini.  Bisa berjihad dengan harta, jiwa, perkataan, tulisan dan yang lainnya.  Sungguh Allah Ta’ala telah berjanji untuk menolong  orang yang menolong agama-Nya  yaitu sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :

 وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. (Q.S  al Hajj  40).

Oleh karena itu orang orang beriman tak suka mengeluh apalagi berputus asa karena selalu ada jalan keluar dari berbagai masalah dan kesulitan. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S al Insyirah 5-6)

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.873) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar