Jumat, 03 Januari 2020

JANGAN BERBUAT SESUATU YANG MENDATANGKAN MUSIBAH


JANGAN BERBUAT SESUATU YANG MENDATANGKAN MUSIBAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang yang berakal (sehat) tak menginginkan datangnya musibah, baik pada dirinya, keluarganya, hartanya, negerinya dan yang lainnya. Cuma saja, berasa atau tidak, sebagian orang di zaman ini disinyalir ada yang mengundang musibah yaitu dengan melakukan perbuatan tercela.

Ketahuilah perbuatan tercela yang dilakukan manusia secara terus menerus punya andil  mendatangkan musibah secara beruntun bahkan bertubi tubi. Sungguh Allah Ta’ala telah memperingatkan ada banyak perbuatan tercela yang menyebabkan Allah Ta’ala murka. Lalu didatangkan-Nya musibah, diantaranya :

Pertama : Ketika perbuatan dosa dan maksiat terus dilakukan.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan  dalam firman-Nya : 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Q.S. ar Rum  41.

Imam Ibnul Qayyim  menjelaskan : Bahwa yang dimaksud kerusakan dalam ayat ini adalah kekurangan, keburukan dan bencana-bencana yang dimunculkan oleh Allah Ta’ala di muka bumi akibat perbuatan maksiat para hamba-Nya.

Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Ketahuilah bahwa Imam Ibnul Qayyim telah mengingatkan : Diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan JUGA MENDATANGKAN BENCANA ATAU MUSIBAH.  Oleh karena itu hilangnya nikmat dari seseorang adalah akibat dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah adalah juga disebabkan dosa (al Jawabul Kafi).

Kedua : Ketika orang orang melakukan kezhaliman.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa perbuatan zhalim  akan mendatangkan musibah bagi suatu negeri. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَىٰ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ

Dan Rabb-mu tidak akan mebinasakan negeri negeri sebelum Dia mengutus seorang Rasul di ibu kotanya yang membacakan ayat ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk suatu) negeri, KECUALI PENDUDUKNYA MELAKUKAN KEZHALIMAN. (Q.S ar Ruum 59).

Ketiga : Ketika manusia mendiamkan dan membiarkan kemungkaran.

Mencegah kemungkaran disyariatkan dalam Islam. Oleh karena itu orang orang beriman harus berusaha mencegah kemungkaran  sesuai dengan kemampuan, posisi dan keadaannya. Allah Ta’ala berfirman :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan MENCEGAH DARI YANG MUNGKAR. Dan mereka itulah orang orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran 104)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam  sabdanya :

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ 

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam  bersabda: Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Imam Muslim)

Ketahuilah bahwa adzab Allah Ta’ala tidak hanya menimpa orang yang zhalim saja. Allah Ta’ala berfirman : 

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Q.S al Anfal 25)

Imam al Baghawi menukil Ibnu Abbas yang berkata : Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk tidak membiarkan kemungkaran di hadapan mereka. Jika tidak, Allah akan meratakan adzab atas mereka, menimpa orang zhalim (yang melakukan kemaksiatan, peny.) maupun yang tidak.

Syaikh as Sa’di berkata : Akan tetapi adzab akan menimpa PELAKU KEZHALIMAN DAN SELAINNYA. Hal itu (terjadi) jika kezhaliman muncul dan tidak dirubah maka adzabnya akan menimpa pelaku (kezhaliman) dan selain mereka. Untuk menghindari fitnah ini adalah dengan melarang kemungkaran dan melawan para pengusung kejahatan dan kerusakan serta tidak memberi mereka peluang untuk berbuat dosa dan kemaksiatan sebisa mungkin. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ

Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (H.R Imam Ahmad dan ath-Thabrani) 
 
Oleh karena itu maka hamba hamba Allah janganlah sekali kali melakukan perbuatan buruk tercela sehingga mendatangkan murka Allah Ta’ala dengan turunnyanya berbagai musibah. Wallahu A’lam. (1.851)  



   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar