Kamis, 09 Januari 2020

LAKNAT ALLAH PASTI MENDATANGI PARA PENCELA SAHABAT


LAKNAT ALLAH PASTI MENDATANGI 
PARA PENCELA SAHABAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Banyak ulama memberi definisi atau penjelasan tentang SIAPA SAJA ORANG ORANG YANG DISEBUT SEBAGAI SAHABAT RASULULLAH. Diantara penjelasan yang insya Allah lebih mencakup adalah sebagaimana disebutkan oleh al Hafidz Ibnu Hajar Asqalani.

Beliau berkata : Penjelasan paling shahih yang aku dapatkan tentang pengertian sahabat adalah : Orang yang berjumpa dengan Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam keadaan Mukmin dan wafat dalam keadaan Islam. Masuk dalam definisi ini orang yang berjumpa dengan beliau dan bermajlis dengan beliau dalam waktu lama atau sebentar.

Orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau tidak meriwayatkan. Orang yang berperang bersama beliau atau tidak berperang. Dan orang yang melihat beliau walaupun belum bermajlis dengan beliau dan orang yang tidak melihat beliau karena halangan seperti buta. (Al Ishaabah fii Tamyiizis Shahabah)  

Para sahabat adalah umat terpilih. Allah berfirman : 

قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَىٰ ۗ

Katakanlah, segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba hambaNya yang dipilih-Nya.. (Q.S an Naml 59). 

Tentang ayat ini dijelaskan dalam Tafsir ath Thabari : (1) Ibnu Abbas berkata : Para sahabat Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba hamba pilihan Allah untuk Nabi-Nya. (2) Firman Allah : Hamba hambaNya yang dipilihNya yaitu hamba hamba pilihan untuk NabiNya Muhammad. Allah menjadikan mereka sebagai pendamping dan pembela Nabi untuk mengemban agama yang diutus.

Para sahabat adalah generasi yang pertama tama beriman, mengamalkan dan mendakwahkan risalah Rasulullah. Mereka melakukannya dengan penuh keikhlasan, sungguh sungguh, penuh kesabaran dan pengorbanan yang sangat besar pada diri dan hartanya. 

Sungguh Allah Ta’ala ridha kepada mereka, sebagaimana firman-Nya : 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Dan orang orang terdahulu lagi yang pertama tama (masuk Islam) diantara orang orang Muhajirin dan Anshar dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Mereka kekal di dalamnya selama lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S at Taubah 100).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga melarang manusia mencela sahabat dan juga menjelaskan keutamaan para sahabat, sebagaimana sabda beliau :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

Dari Abu Sa’id al Khudri radhiyallahu ‘ahnu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian mencela sahabat sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infak) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan yang selainnya)

Nah, dengan kedudukan sahabat yang begitu mulia di sisi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya ternyata dari dahulu hingga sekarang ada saja ORANG ORANG JAHIL TAK BERILMU yang dengan lancang dan berani mencela sahabat. Mereka yang lancang mencela sahabat terutama adalah orang orang : 

(1) Orang orang munafik.

Mereka mencela dan menuduh para sahabat sebagai orang bodoh tetapi Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, membela dengan tegas bahwa SESUNGGUHNYA ORANG ORANG MUNAFIK ITULAH YANG BODOH. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka : Berimanlah kamu sebagaimana orang lain beriman !. Mereka menjawab : Apakah kami akan beriman seperti orang orang bodoh itu beriman ?. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang orang yang bodoh, tetapi mereka tidak  mengetahui.  (Q.S al Baqarah 13).

(2) Orang orang penganut paham Syi’ah

Sungguh tidak ada keraguan sedikitpun bahwa kaum Syi’ah memiliki keyakinan yang bathil dan keliru berat dalam memandang kedudukan para sahabat Nabi. Keyakinan mereka terhadap sahabat dilandaskan pada CACIAN, CELAAN, laknat,  pengkafiran dan mencap dengan murtad. Hanya beberapa orang saja yang mereka kecualikan.

Ini disebutkan dalam banyak riwayat dan kitab yang ditulis ulama Syi’ah, diantaranya dalam salah satu buku induk ajaran Syi’ah yaitu karangan ulama besar mereka, Al Kulaini menyebutkan riwayat dari Ja’far : Manusia (para sahabat) telah murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga orang. Aku berkata : Siapa saja tiga orang tersebut ?. Disebutkan yaitu : Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi. (Furu’ al Kaafi, Al Kulaini).
Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah berjanji, dan Allah tak akan pernah mengingkari janji, bahwa PARA PENCELA AKAN MENDAPAT LAKNAT ALLAH.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam bersabda :

لَعَنا اللهُ مَن سَبَّ أَصْحابي

Allah MELAKNAT orang yang mencela sahabat sahabat-ku. (H.R ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَنْ سَبَّ أَصْحابي فعليْهِ لعنةُ اللهِ واللملإِكةِ, والنّاسِ أجْمَعينَ  

Barangsiapa mencela sahabat sahabat-ku maka dia MENDAPATKAN LAKNAT Allah, para malaikat dan seluruh manusia. (H.R ath Thabrani, Syaikh al Albani mengatakan bahwa sanadnya lemah, tetapi memiliki banyak jalan sehingga paling tidak menjadi hasan).

Sungguh, orang beriman senantiasa menghormati dan memuliakan sahabat. Bahkan orang orang beriman MENGIKUTI SAHABAT dalam memegang dan  memahami al Qur an serta as Sunnah dan juga bertekad mengamalkannya sebagaimana para sahabat mengamalkannya karena mereka para sahabat adalah GENERASI TERBAIK UMAT INI.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang keutamaan sahabat yang merupakan generasi terbaik. Beliau bersabda :

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Sebaik baik manusia adalah generasiku (yaitu generasi sahabat), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’ut tabi’in). (H.R Imam Bukhari dan yang selainnya).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.855).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar