KELIRU BERAT JIKA ADA MANUSIA MENCELA HUJAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Langit dan bumi beserta seluruh isinya adalah
milik Allah Ta’ala dan tak berserikat secuilpun dengan sesuatu apapun. Allah
Ta’ala berfirman :
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الْأَرْضِ ۗ
Milik Allah-lah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. (Q.S al Baqarah 284).
Allah Ta’ala berfirman :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ ۚ وَهُوَ
الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
Segala puji bagi Allah yang MEMILIKI APA YANG
ADA DI LANGIT DAN APA YANG ADA DI BUMI dan segala puji di akhirat bagi Allah.
Dan Dialah Yang Mahabijaksana. Mahateliti. (Q.S Saba’ 1)
Sungguh orang orang beriman tak pernah lupa bahwa
dirinya juga milik Allah Ta’ala. Itulah sebabnya jika datang musibah kita diajurkan membaca istija’ yaitu :
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ
Sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali. (Q.S al Baqarah 156).
Jadi, sebagai pemilik, Allah Ta’ala bersendiri
memiliki hak dan kemampuan serta kuasa untuk melakukan apapun terhadap
makhluk-Nya termasuk menurunkan hujan ke bumi kapan dan dimanapun secara
mutlak. Oleh karena itu manusia DILARANG
BAHKAN SANGAT TAK PATUT jika ada yang lancang mencela hujan.
Ketika hujan turun memang ada sebagian manusia
yang lancang mencela hujan dengan berbagai bentuk kalimat yang buruk.
Diantaranya ada yang berkata : Hujan lagi, hujan lagi. Bakal banjir, macet dan longsor lagi karena hujan. Kenapa sih kok
hujan melulu. Ini adalah kalimat celaan
dan hendaknya si pencela ini takut kepada Allah Ta’ala dan banyak memohon.
Ketahuilah yang pasti kalimat celaan itu akan
dicatat oleh malaikat yang ditugaskan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di sisinya malaikat pegawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaaf 18).
Ketahuilah, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan bahwa ketika seseorang mengucapkan KALIMAT YANG MENDATANGKAN
MURKA ALLAH TA’ALA maka jika Allah
berkehendak orang itu dilemparkan ke dalam neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ
بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ
اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ
سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ
Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara
dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya
disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan
suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya
lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam. (H.R Imam Bukhari).
Oleh karena itu berhati hatilah ketika memberi
komentar terhadap hujan bagaimanapun keadaannya. Celaan terhadap hujan
hakikatnya adalah mencela perbuatan Allah Ta’ala dan akan mendatangkan murka-Nya.
Sikap yang
sangat dianjurkan ketika datang hujan adalah bermohon kepada Allah Ta’ala agar
diberi hujan yang bermanfaat. Adapun doa yang diajarkan Rasulullah
Sallallahu ‘alaihi Wasallam adalah
sebagaimana dari Aisyah radhiyallahu ’anha :
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ
إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan doa : Allahumma shayyiban
naafi’an. Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. (H.R Imam Bukhari).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.853)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar