ADZAB BISA DATANG MERATA JIKA KEMUNGKARAN
DIDIAMKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Orang orang beriman TAK BOLEH MEMBIARKAN
KEMUNGKARAN yang diketahuinya. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam
telah mengingatkan perkara ini dalam sabda beliau :
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
اْلإِيْمَانِ
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu
berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda :
Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya
dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Imam Muslim)
Ketahuilah bahwa ketika kemungkaran dibiarkan,
tak dicegah maka adzab Allah Ta’ala akan datang secara merata. Adzab tidak
hanya menimpa orang yang zhalim saja tetapi juga orang orang yang mendiamkannya
PADAHAL DIA MAMPU untuk mencegah. Allah Ta’ala berfirman :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ
الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Q.S al Anfal 25)
Imam al Baghawi menukil Ibnu Abbas yang
berkata : Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk tidak
membiarkan kemungkaran di hadapan mereka. Jika tidak, Allah akan meratakan
adzab atas mereka, menimpa orang zhalim (yang melakukan kemaksiatan, peny.)
maupun yang tidak.
Syaikh as Sa’di berkata : Akan tetapi adzab
akan menimpa PELAKU KEZHALIMAN DAN SELAINNYA. Hal itu (terjadi) jika kezhaliman
muncul dan tidak dirubah maka adzabnya akan menimpa pelaku (kezhaliman) dan
selain mereka. Untuk menghindari fitnah ini adalah dengan melarang kemungkaran
dan melawan para pengusung kejahatan dan kerusakan serta tidak memberi mereka
peluang untuk berbuat dosa dan kemaksiatan sebisa mungkin. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman)
Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam bersabda
:
إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ
بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ
قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ
عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ
Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa
masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat
kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka
tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa
masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (H.R Imam Ahmad dan ath
Thabrani)
Selain itu, ketahuilah bahwa laknat akan turun
kepada orang orang yang satu sama lain
tak melarang perbuatan mungkar. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala mengingatkan
kedaaan Bani Israil dalam firman-Nya :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ
وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا
كَانُوا يَفْعَلُونَ
Orang orang kafir dari Bani Israil telah
dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu
karena mereka durha dan melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah peebuatan
mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh sangat buruk aa yang mereka
perbuat. (Q.S al Ma-idah 78-79)
Syaikh as Sa’di berkata : Diantara kedurhakaan
mereka yang menjadi penyebab turunnya adzab dan terjadi hukuman adalah : “Mereka
tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat” Artinya,
mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka TIDAK MELARANG
sebagian yang lain. Maka pelaku dan yang lainnya yang mendiamkan kemungkaran
walaupun dia mampu mengingkarinya, adalah sama. Selanjutnya Syaikh berkata :
Dan sesungguhnya MENDIAMKAN KEMUNGKARAN padahal dia mampu untuk mengingkarinya
dapat menimbulkan adzab karena hal ini mengandung dampak buruk yang besar,
diantaranya adalah :
Pertama
: Adalah sekedar mendiamkan suatu maksiat saja walaupun orang yang diam itu
tidak melakukannya secara langsung, sebagaimana maksiat harus dijauhi,
PENGINGKARAN TERHADAP MAKSIAT JUGA HARUS DILAKUKAN.
Kedua
: Adalah apa yang telah dijelaskan yaitu bahwa itu menunjukkan RASA MEREMEHKAN
terhadap kemaksiatan dan kurang rasa risih karenanya.
Ketiga
: Adalah bahwa membiarkan membuat pelaku semakin jahat. Pelaku maksiat semakin
berani memperbanyak kemaksiatan jika mereka belum jera darinya, maka keburukan
meningkat, musibah dunia dan agama menjadi besar. PARA PELAKU KEMAKSIATAN ITU
MARAJALELA DAN BERKUASA. Lalu para pengikut kebaikan melemah dalam melawan pada
pengikut kemaksiatan. Akhirnya apa yang dahulu mereka mampu lakukan, sekarang
tidak lagi mampu mereka lakukan.
Keempat
: Adalah menjadi PENYEBAB TERKIKISNYA ILMU DAN MARAJALELANYA KEBODOHAN. Jika
kemaksiatan diulang ulang dan dilakukan oleh banyak orang lalu para ulama tidak
ada yang mengingkarinya maka akan dikira bahwa itu bukanlah kemaksiatan bahkan
bisa jadi orang bodoh mengiranya sebagai ibadah yang baik.
KERUSAKAN MANA LAGI YANG LEBIH BESAR DARIPADA
MEYAKINI APA YANG DIHARAMKAN SEBAGAI SESUATU YANG HALAL. KEBENARAN MENJADI
JUNGKIR BALIK DAN YANG HAQ TERLIHAT SEBAGAI SUATU KEBATILAN ?.
Kelima
: Adalah bahwa mendiamkan kemaksiatan bisa menghiasi kemaksiatan kemaksiatan
itu di hati manusia, lalu sebagian orang mengikuti sebagian yang lain. Manusia
cenderung meniru orang yang sepertinya dari kaumnya. Dan banyak lagi yang
lainnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Oleh karena itu orang orang beriman haruslah
berusaha mencegah kemungkaran sesuai kemampuan dan kesempatan yang ada pada
dirinya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.854).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar