BERSABAR MENERIMA APAPUN KETETAPAN ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Al Iman Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikin menjelaskan makna dan hakikat sabar yaitu : (1) Secara bahasa sabar
bermakna mencegah dan menahan. (2) Hakikat sabar adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa,
mencegah lisan untuk mengeluh serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran.
Sabar adalah akhlak mulia
yang muncul dari dalam jiwa. Dapat mencegah perbuatan yang tidak baik. Sabar adalah kekuatan jiwa yang dengannya akan tegak dan
baik segala perkara.
Para ulama menjelaskan bahwa ada tiga tempat
sabar yaitu : (1) Bersabar dalam melakukan ketaatan. (2) Bersabar dalam
menghindari maksiat. (3) Bersabar dalam menerima takdir atau ketetapan Allah
Ta’ala.
Tentang bersabar dalam menerima apapun
ketetapan atau takdir Allah berupa musibah, Syaikh Utsaimin memberikan nasehat
bahwa seorang hamba harus menahan dirinya dari mengungkapkan kemarahan hati dan
hendaknya dia menyatakan keridhaan atas keputusan Rabb-nya.
Menahan diri dari kemarahan lisan yaitu tidak
menyebut kata kata celaka dan kebinasaan. Serta menahan diri dari kemarahan
yang berbentuk perbuatan seperti merobek robek saku, menampar nampar pipi atau
semisalnya. Inilah yang disebut dengan sabar atas takdir Allah Ta’ala, meskipun
dirinya tidak suka kejadian yang buruk tersebut menimpanya. (Syarah Arba’in
Nawawiyah).
Seorang hamba haruslah meyakini bahwa ujian berupa musibah adalah ketetapan Allah dan itu yang terbaik.
Kalau seseorang yakin dan menyadari bahwa ujian adalah ketetapan Allah yang terbaik bagi
hamba-Nya tentulah sangat baik jika diterima dengan sabar.
Allah Ta'ala berfirman :
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ
ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (Muhammad)
sekali kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah
pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakal
orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).
Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as Sa’di berkata : Maksud ayat ini adalah bahwa Dia yang menakdirkannya
dan memberlakukannya di Lauhul Mahfudz.
Dialah pelindung kami yang mengurusi perkara kami, baik urusan agama maupun
dunia. Maka kita wajib ridha terhadap takdir-Nya dan kita tidak memiliki sedikitpun
hak dalam perkara kita. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa bersabar adalah perbuatan
yang sangat mulia. Allah Ta’ala berjanji
akan memberikan pahala tanpa batas, sebagaimana firman-Nya :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas
(Q.S az Zumar 10)
Syaikh Utsaimin berkata
: Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas.
Ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi
seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan
bilangan. Bahkan juga, pahala sabar
termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat
disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai
tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah
Riyadush Shalihin).
Oleh karena itu kesabaran
seorang hamba haruslah tanpa batas sebab Allah Ta’ala akan memberikan pahala
tanpa batas. Dan ketahuilah bahwa ketetapan atau
takdir Allah pasti terjadi apakah kita sabar atau tidak sabar. Jadi bersabarlah
dengan sebenar benar sabar ketika ketika menerima ketetapan Alllah Ta’ala.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.514)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar