KALAU ITU RIZKIMU TETAP JADI RIZKIMU
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika berbicara perkara rizki, biasanya ada dua hal yang
dicemaskan oleh sebagian manusia yaitu : (1) Takut tak akan mendapat rizki. (2)
Takut kalau rizkinya diambil orang lain.
Dalam Kitab az Zuhud disebutkan bahwa Imam
Hasan al Bashri antara lain mengatakan : Aku tahu rizkiku tak akan diambil
orang lain. Oleh karena itu hatiku tenang.
Satu pepatah lama dari Minangkabau menyebutkan
: (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia), RIZKI ELANG TIDAK AKAN DIMAKAN MUSANG.
Jadi sungguh sangat tak pantas jika seorang
hamba khawatir tentang rizkinya karena rizkinya adalah baginya yang telah
ditetapkan dan dijamin Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ
كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa)
di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat
kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz). Q.S Hud 6.
Oleh karena itu yakinlah bahwa rejeki seseorang tidak akan pergi menjauh
sehingga tidak perlu berlari PONTANG PANTING mengejarnya. Sungguh dalam hal rizki, kewajiban seorang hamba
adalah bagaimana berusaha mencarinya, bukan memikirkan
apakah dia akan dapat rizki atau tidak.
Sungguh kalau Allah Ta’ala Yang Maha Kaya
telah menjamin maka tidaklah patut bagi makhluk-Nya untuk merasa khawatir akan kehilangan rizki
ataupun tidak mendapatkannya ataupun diambil orang lain.
Dan juga sangatlah keliru kalau seorang
hamba berlari mengejar rizki. Bekerja seperti
tak kenal waktu, tanpa henti untuk mencari rizki apalagi sampai ada yang lalai
beribadah. Ketahuilah bahwa rizki tidak
pernah lari, tetap ditempatnya dan manusia disuruh mencarinya. Allah Ta’ala
berfirman :
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ
فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟
ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila shalat sudah dilaksanakan maka
bertebaranlah kamu di muka bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak banyak agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
إن الروح الأمين نفث فى روعى أنها لا
تموت نفس حتى تستوفى رزقها فأجملوا فى الطلب
Sesungguhnya malaikat Jibril membisikkan ke dalam jiwaku bahwa tiada
seorangpun yang meninggal dunia hingga
ia benar-benar telah mengenyam jatah rizkinya, karena itu tempuh jalan-jalan
yang baik dalam mencari rizki. (H.R al
Baihaqi).
Ketahuilah bahwa dalam perkara rizki ada dua
masalah yang perlu ditakutkan seorang hamba yaitu : (1) Apakah rizkiku didapat
dengan cara yang halal atau syubhat. (2) Apakah aku mampu membelajakan rizkiku
untuk yang halal di jalan yang Alla ridha.
Sungguh dua hal ini pasti akan ditanya kelak di negeri akhirat.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam :
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ،
وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
Tidak akan bergeser
dua telapak kaki seorang hamba ketika hari Kiamat kelak hingga ia ditanya : (1)
Tentang umurnya untuk apa ia habiskan. (2) Tentang ilmunya untuk apa dia
amalkan. (3) TENTANG HARTANYA DARI MANA DIA DAPATKAN DAN UNTUK APA DIA
BELANJAKAN. (4) Tentang badannya untuk apa dia letihkan. (H.R Imam at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh
al Albani dalam Silsilah Hadits Shahih).
Oleh karena itu
seorang tidak perlu takut tak kebagian rizki dan juga tidak takut rizkinya akan diambil
orang lain. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam.
(1.527).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar