JALAN UNTUK MENDAPATKAN BERKAH DARI ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Begitu pentingnya keutamaan berkah maka orang
orang terus menerus ingin mencari dan mendapatkannya. Lalu apa itu berkah.
Secara bahasa, berkah atau al barkah memiliki makna berkembang, bertumbuh
dan kebahagiaan. Imam an Nawawi dalam
Syarah Sahih Muslim berkata : Makna asal keberkahan adalah kebaikan yang
banyak dan abadi (di dunia sampai ke akhirat, pen.)
Cuma saja ada yang KELIRU BERAT dalam cara
mencari dan mendapatkan berkah. Ada yang mencari atau meminta berkah kepada
tempat tempat dan benda benda yang mereka anggap (?) keramat. Diantaranya
mencari berkah di kuburan, kepada orang yang mengaku dukun, batu akik, pohon,
binatang bahkan kotoran kerbau dan yang lainnya.
Itulah kekeliruan besar yang dilakukan oleh
sebagian manusia yang TAK MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SYARIAT YANG LURUS. Perbuatan
yang keliru ini bisa menjatuhkan seseorang kepada kesyirikan. Kenapa ?, karena
mereka berangapan ada makhluk yang bisa memberi kebaikan berupa berkah. Pada
hal kebaikan dan berkah itu hanya milik Allah Ta’ala TIDAK BERSEKUTU DENGAN
MAKHLUK.
Oleh karena itu orang orang beriman hanya
berharap berkah kepada Allah Ta’ala saja dan bukan kepada selain-Nya.
Ketahuilah ada beberapa cara jalan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan berkah
dari Allah Ta’ala, Diantaranya adalah :
Pertama : Melalui jalan iman dan takwa.
Inilah cara yang paling utama untuk
mendapatkan berkah. Allah Ta’ala berfirman :
وَ لَوۡ اَنَّ اَہۡلَ الۡقُرٰۤی
اٰمَنُوۡا وَ اتَّقَوۡا لَفَتَحۡنَا عَلَیۡہِمۡ بَرَکٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَ
الۡاَرۡضِ وَ لٰکِنۡ کَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ
Sekiranya penduduk negeri negeri beriman
dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada
mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S al A’raf 96).
Kedua : Ridha dengan pemberian Allah Ta’ala.
Sungguh Alla Ta’ala pemilik semua rizki dan
kenikmatan. Dia memberikan kepada
makhluknya sesuai kehendaknya. Allah Ta’ala berfirman :
أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ
يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ
لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah
melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa
yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Q.S az Zumar 52).
Oleh karena itu orang orang beriman haruslah
ridha dengan pemberian Allah. Apakah banyak atau sedikit sehingga mendatangkan
berkah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
“Sungguh Allah menguji hamba dengan
pemberian-Nya. Barangsiapa ridha dengan pembagian Allah maka ALLAH AKAN
MEMBERIKAN KEBERKAHAN BAGINYA dan memperluasnya. Barang siapa yang tidak ridha
maka tidak mendapat keberkahan”. (H.R
Imam Ahmad).
Ketiga : Dengan berpagi pagi memulai kegiatan
Waktu yang berkah adalah waktu
yang penuh kebaikan. Sungguh waktu pagi telah didoakan secara khusus oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah. Dari sahabat Shakhr Al Ghamidiy,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى
بُكُورِهَا
Ya Allah, berkahilah umatku di
waktu paginya. (H.R Abu Dawud)
Ingatlah bahwa
burung pun berpagi pagi mencari rizki. Dari Umar bin
al Khahthab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
Seandainya kalian betul-betul
bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana
burung mendapatkan rizki. Burung tersebut PERGI PADA PAGI HARI dalam keadaan
lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang. (H.R Imam Ahma, Ibnu
Majah, at Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Oleh karena itu maka berpagi
pagilah dalam memulai aktivitas. Kemudian bersungguh sungguhlah untuk melakukan
amal shalih disertai tawakkal atau berserah diri kepada Allah dan bergantung
kepada-Nya saja. Itu adalah diantara sebab diraihnya berkah dari Allah.
Keempat : Jujur dalam jual beli
Dalam kehidupan sehari hari kita tak mungkin
lepas dari menjual atau membeli. Dan ternyata menjual dan membeli secara jujur
adalah salah satu jalan untuk mendapat keberkahan. Dari
sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْبَيِّعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ
صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا
مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Kedua orang, penjual dan pembeli masing-masing memiliki
hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur
dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam
transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling
menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi
itu. (Muttafaqun ‘alaih).
Selain itu Allah Ta’ala telah menjadikan
berkah dengan waktu misalnya bulan
Ramadhan dan Lailathul Qadr. Juga ada berkah pada tempat seperti Masjidil
Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Tapi ingatlah bahwa keberkahan pada
waktu dan tempat hanya akan dapat diraih dengan ketaatan kepada Allah yaitu
menunaikan apa yang diperintahkan dengan ikhlas dan ittiba’.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.525)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar