SEMUA TERJADI SESUAI TAKDIR ATAU KETETAPAN
ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Subhabnahu wa Ta’ala telah
menentukan dan menuliskan takdir makhluk makhluknya 50 ribu tahun sebelum
diciptakan langit dan bumi. Rasulullah bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ
الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ
سَنَةٍ - قَالَ - وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Dari Abdullah bin ‘Amr bin
‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: ‘Aku telah mendengar
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah
telah menuliskan takdir makhluk-makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan
langit dan bumi dan Arsy-Nya di atas air. (H.R Imam Muslim).
Bahkan Allah juga telah menuliskan apakah
seseorang itu mendapat surga atau neraka. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
عَنْ عَلِىٍّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ مَا مِنْ نَفْسٍ
مَنْفُوسَةٍ إِلاَّ وَقَدْ كَتَبَ اللَّهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ»
Dari Ali, semoga Allah
meridhainya. Rasulullah bersabda : “Tidak ada seorangpun dari
kalian, tidak seorang jiwapun melainkan telah dituliskan Allah tempatnya di
surga dan neraka”. HR. Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat yang lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« مَا مِنْكُمْ مِنْ نَفْسٍ إِلاَّ وَقَدْ عُلِمَ مَنْزِلُهَا مِنَ
الْجَنَّةِ وَالنَّارِ».
Artinya: “Tidak
seorangpun kecuali sudah ditentukan tempatnya dari surga dan neraka”. HR.
Muslim.
Selain itu, dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa
Allah Ta’ala telah menentukan takdir seluruh makhluk, baik berupa kematian,
rezeki, jodoh kecelakaan atau
kebahagiannya.
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ
يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ
يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ
يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ
كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .
Diriwayatkan
dari abi Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud dia berkata, Telah
menceriterakan kepada kami Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, orang
yang selalu benar dan dibenarkan : Sesungguhnya salah seorang dari kamu
sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari
berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh
hari.
Kemudian
menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang
malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat
tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: MENULIS
RIZKINYA, batas umur-nya, pekerjaan (amal) nya dan kecelakaan atau
kebahagiaan hidupnya”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Didalam hadits ini disebutkan bahwa malaikat
diperintahkan menulis 4 perkara. Satu diantaranya adalah : MENULIS RIZKINYA.
Kalau Allah Ta’ala telah menetapkan RIZKI
seorang hamba maka haruskah dia MENUNGGU SAJA RIZKINYA DATANG TANPA USAHA.
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menyuruh kita berdoa dan Rasulullah mengajarkan
kita berdoa minta rizki.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا
نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu
yang manfaat, RIZKI YANG BAIK dan amal yang diterima. (HR. Ibnu as Sunni dan
Ibnu Majah. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan
orang orang beriman untuk berusaha mencari rizki, sebagaimana firman-Nya :
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ
وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Apabila shalat sudah dilaksanakan maka
bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak
banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).
Allah berfirman :
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, (Q.S an
Naba’11).
Begitupun dalam
hal yang lain, misalnya kita berdoa MEMOHON DIBERI KESEHATAN DAN KITA BERUSAHA
MENJAGA KESEHATAN DAN KETIKA SAKIT KITA DIANJURKAN BEROBAT DAN BERDOA DIBERI
KESEMBUHAN. Jadi bukan pasrah tapi kita berusaha, berdoa dan berserah diri
kepada Allah Ta’ala.
Jadi walaupun segala
sesuatu ada sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah namun kita tetap
diminta berusaha untuk mendapatkan yang
terbaik bagi hidup kita di dunia dan di akhirat.
Perhatikanlah bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menyuruh kita agar tetap beramal, berusaha mencari
jalan yang diridhai Allah Ta’ala dengan petunjuk dari Allah Ta’ala yang
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
mengingatkan bahwa segala sesuatu dimudahkan untuk apa yang telah ditakdirkan
atasnya yaitu sebagimana sabda beliau :
عَنْ عَلِىٍّ - رضى الله عنه - قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله
عليه وسلم - فِى جَنَازَةٍ فَأَخَذَ شَيْئًا فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ الأَرْضَ
فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ
النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ
نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ
مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ
فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ
الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ) الآيَةَ .
Dari Ali radhiyallahu
‘anhu berkata : Pernah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasalllam pada sebuah jenazah, lalu beliau berdiam sejenak, kemudian
beliau menusuk-nusuk tanah, lalu bersabda : Tidak ada seorangpun dari
kalian melainkan telah dituliskan tempatnya dari neraka dan tempatnya dari
surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita
tidak bersandar atas takdir kita dan meninggalkan amal ?, beliau menjawab: “Beramallah
kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan
untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan
dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang
ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan
dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”. Kemudian
beliau membaca ayat:
فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ
وَصَدَّقَ
بِالْحُسْنَىٰ
فَسَنُيَسِّرُهُ
لِلْيُسْرَىٰ
Maka barang siapa yang
memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya
pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Q.S al Lail
5-7.
Di dalam hadits-hadits diatas terdapat
larangan untuk meninggalkan amal dan bersandar dengan apa yang telah
ditakdirkan, akan tetapi wajib beramal dan mengerjakan beban yang disebutkan
oleh syariat, dan setiap sesuatu dimudahkan untuk apa yang telah diciptakan
untuknya, yang tidak ditakdirkan atas selainnya. (Al Minhaj, Syarah Shahih
Muslim)
Jadi sangatlah jelas bahwa tak seorangpun
mengetahui keadaannya dirinya dalam setiap perkara, Sungguh Allah Ta’ala saja
yang Maha Mengetahui. Tetapi kewajiban kita adalah melakukan yang terbaik bagi
diri kita terutama dalam ibadah yang dilandasi iman
yang kokoh. Semoga dengan demikian Allah Ta’ala akan memberikan yang terbaik
buat kita semua fid dun-ya wal akhirah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.277)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar