Minggu, 22 April 2018

SEMUA TERJADI SESUAI TAKDIR ATAU KETETAPAN ALLAH


SEMUA TERJADI SESUAI TAKDIR ATAU KETETAPAN ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Subhabnahu wa Ta’ala telah menentukan dan menuliskan takdir makhluk makhluknya 50 ribu tahun sebelum diciptakan langit dan bumi. Rasulullah bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ - قَالَ - وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: ‘Aku telah mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah telah menuliskan takdir makhluk-makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi dan Arsy-Nya di atas air. (H.R Imam Muslim).

Bahkan Allah juga telah menuliskan apakah seseorang itu mendapat surga atau neraka. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَلِىٍّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ إِلاَّ وَقَدْ كَتَبَ اللَّهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ»

Dari Ali, semoga Allah meridhainya. Rasulullah bersabda : “Tidak ada seorangpun dari kalian, tidak seorang jiwapun melainkan telah dituliskan Allah tempatnya di surga dan neraka”. HR. Bukhari dan Muslim.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

« مَا مِنْكُمْ مِنْ نَفْسٍ إِلاَّ وَقَدْ عُلِمَ مَنْزِلُهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ».

Artinya: “Tidak seorangpun kecuali sudah ditentukan tempatnya dari surga dan neraka”. HR. Muslim.

Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud,  bahwa Allah Ta’ala telah menentukan takdir seluruh makhluk, baik berupa kematian, rezeki, jodoh  kecelakaan atau kebahagiannya.

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .

Diriwayatkan dari abi Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud dia berkata,  Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam,  orang yang selalu benar dan dibenarkan : Sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. 

Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: MENULIS RIZKINYA, batas umur-nya, pekerjaan (amal) nya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Didalam hadits ini disebutkan bahwa malaikat diperintahkan menulis 4 perkara. Satu diantaranya adalah : MENULIS RIZKINYA.
Kalau Allah Ta’ala telah menetapkan RIZKI seorang hamba maka haruskah dia MENUNGGU SAJA RIZKINYA DATANG TANPA USAHA. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menyuruh kita berdoa dan Rasulullah mengajarkan kita berdoa minta rizki. 

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang manfaat, RIZKI YANG BAIK dan amal yang diterima. (HR. Ibnu as Sunni dan Ibnu Majah. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk berusaha mencari rizki, sebagaimana firman-Nya :

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila shalat sudah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).

Allah berfirman :

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا

Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, (Q.S an Naba’11).
Begitupun dalam hal yang lain, misalnya kita berdoa MEMOHON DIBERI KESEHATAN DAN KITA BERUSAHA MENJAGA KESEHATAN DAN KETIKA SAKIT KITA DIANJURKAN BEROBAT DAN BERDOA DIBERI KESEMBUHAN. Jadi bukan pasrah tapi kita berusaha, berdoa dan berserah diri kepada Allah Ta’ala.

 Jadi walaupun segala sesuatu ada sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah namun kita tetap diminta  berusaha untuk mendapatkan yang terbaik bagi hidup kita di dunia dan di akhirat.                                                                                                  

Perhatikanlah bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kita agar tetap beramal, berusaha mencari jalan yang diridhai Allah Ta’ala dengan petunjuk dari Allah Ta’ala yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah mengingatkan bahwa segala sesuatu dimudahkan untuk apa yang telah ditakdirkan atasnya yaitu sebagimana sabda beliau :

عَنْ عَلِىٍّ - رضى الله عنه - قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - فِى جَنَازَةٍ فَأَخَذَ شَيْئًا فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ الأَرْضَ فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ) الآيَةَ .

Dari Ali radhiyallahu ‘anhu berkata : Pernah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalllam pada sebuah jenazah, lalu beliau berdiam sejenak, kemudian beliau menusuk-nusuk tanah, lalu bersabda : Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah dituliskan tempatnya dari neraka dan tempatnya dari surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar atas takdir kita dan meninggalkan amal ?, beliau menjawab: “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”. Kemudian beliau membaca ayat:

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ

Maka barang siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan  menuju kemudahan (kebahagiaan). Q.S al Lail 5-7.

Di dalam hadits-hadits diatas terdapat larangan untuk meninggalkan amal dan bersandar dengan apa yang telah ditakdirkan, akan tetapi wajib beramal dan mengerjakan beban yang disebutkan oleh syariat, dan setiap sesuatu dimudahkan untuk apa yang telah diciptakan untuknya, yang tidak ditakdirkan atas selainnya. (Al Minhaj, Syarah Shahih Muslim)

Jadi sangatlah jelas bahwa tak seorangpun mengetahui keadaannya dirinya dalam setiap perkara, Sungguh Allah Ta’ala saja yang Maha Mengetahui. Tetapi kewajiban kita adalah melakukan yang terbaik bagi diri kita terutama dalam ibadah  yang dilandasi iman yang kokoh. Semoga dengan demikian Allah Ta’ala akan memberikan yang terbaik buat kita semua fid dun-ya wal akhirah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.277)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar