BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH DALAM SETIAP
KEADAAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Allah Ta’ala menjadikan manusia yang hidup di dunia dalam berbagai
keadaan, diantaranya : (1) Ada yang berpangkat, ada yang berharta, ada yang
berilmu, ada berpenampilan fisik yang bagus dan yang lainnya. (2) Selain itu
ada yang hidup bahagia, ada yang hatinya
senang, ada pula yang sehat.
Lalu ada pula yang mengalami keadaan atau kondisi sebaliknya.
Itulah ketetapan Allah Ta’ala. Tak ada yang berserikat dengan-Nya.
Allah memberi yang terbaik.
Oleh karena itu bagaimanapun kondisi atau
keadaan yang dihadapi, maka orang beriman akan selalu pada posisi HUSNU ZHAN
ATAU BERBAIK SANGKA kepada Allah Ta’ala.
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin memberikan
tuntunan buat kita agar terus menerus
berbaik sangka kepada Allah atas segala perbuatan-Nya :
Pertama
: Engkau wajib husnuzhan, berbaik sangka kepada Allah terhadap perbuatan Allah
di muka bumi.
Kedua
: Engkau wajib meyakini bahwa apa yang Allah lakukan adalah untuk suatu hikmah
yang sempurna. Terkadang akal manusia memahaminya terkadang tidak.
Ketiga
:Maka janganlah ada yang menyangka bahwa jika Allah melakukan sesuatu di alam
ini karena kehendakNya yang buruk.
Ketahuilah bahwa terkadang kita menginginkan
sesuatu tetapi ternyata yang kita inginkan itu tak baik buat kita.
Perhatikanlah firman Allah :
وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ
شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, pada hal itu baik bagimu dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu tidak baik bagimu. Allah Maha
Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).
Hadits
hadits perintah bebaik sangka kepada Allah Ta’ala.
Diantara penjelasan
Rasulullah tentang kewajiban berbaik sangka kepada Allah adalah sebagaimana
sabda beliau berikut ini :
Pertama :
Dari Abu Hurairah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
Aku sesuai dengan persangkaan
hamba pada-Ku. (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana
seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (berharap)
pada-Nya.
Mengenai makna hadits di atas, al
Qadhi Iyadh berkata : Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah
akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat
jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah
akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata
maknanya adalah berharap pada Allah dan meminta ampunannya (Syarh Shahih Muslim).
Kedua : Dari
Watsilah bin al Asqa’
Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad
dalam Musnadnya dari Watsilah bin Asqa’ radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ؛ فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
Allah Azza wa Jalla berfirman : Aku
tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Silahkan dia bersangka kepadaku
dengan apa yang ia inginkan.
Hadits ini diperjelas
oleh riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ،
وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.
Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik
sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia
mendapatkan keburukan. (H.R Imam Ahmad).
Selain itu, satu hadits dari Jabir, dia berkata, tiga hari
sebelum wafat, aku mendengar Rasulullah bersabda :
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ
الظَّنَّ
Janganlah salah seorang di antara
kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhan pada Allah (H.R Imam Muslim).
Penutup.
Ketahuilah bahwa diantara yang membuat seseorang hamba berbaik sangka
kepada Rabb-nya adalah dengan memperbagus amalnya dan bersungguh sungguh dalam
melakukan ketaatan.
Imam Hasan al Bashri
berkata : Sesungguhnya seorang beriman berbaik sangka kepada Rabb-nya sehingga
dia membaguskan amalannya. Seorang pendosa, dia berburuk sangka kepada Rabb-nya
sehingga diapun berbuat keburukan.
Oleh karena seorang
hamba akan senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala dalam berbagai
keadaannya sehingga dia sungguh dalam melakukan ketaatan dan mendapat kebaikan
yang diharapkannya. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.276)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar