ANCAMAN ALLAH TERHADAP PEMIMPIN ZHALIM
Oleh : Azwir B. Chaniago
Makna kezhaliman
Secara bahasa zhalim bermakna bengis, tidak
menaruh kasihan, kejam dan tidak adil. Ada pula yang mengatakan bahwa
zhalim bermakna meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Imam al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah
meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu
ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau
mengambil hak milik orang lain dan
melampaui batas.
Imam al Hafizh Ibnu Hajar berkata :
Sesungguhnya kezhaliman adalah sifat tercela yang muncul dari kegelapan hati.
Seandainya hati seseorang bersinar niscaya dia akan mengambil pelajaran (untuk
tidak berlaku zhalim).
Larangan berbuat zhalim.
Tulisan ini akan mengungkapkan sedikit tentang bahaya melakukan kezhaliman
terhadap sesam apalagi jika dilakukan oleh seorang pemimpin terhadap kaum yang
dipimpinnya .
Ketahuilah bahwa Allah mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya dan
mengharamkan pula kepada manusia untuk berbuat zhalim.
Dari Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau meriwayatkan dari Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala
berfirman :
يَا
عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّماً،
Wahai
sekalian hamba-Ku, Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan
mengharamkannya pada kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R
Imam Muslim)
Pemimpin yang zhalim mendapat ancaman dan adzab
yang berat.
Siapapun yang Allah beri kedudukan sebagai
pemimpin tentulah dia harus menjaga amanah ini. Sungguh Allah Ta’ala melalui
Rasul-Nya telah memberi ancaman bagi pemimpin yang zhalim. Oleh karena itu
bertakwalah kepada Allah dan janganlah dia sekali kali berlaku zhalim terhadap
orang orang yang dipimpinnya.
Ketahuilah bahwa pemimpin yang zhalim akan
mendapat ancaman dan hukuman yang berat dari Allah Ta’ala, diantaranya adalah :
Pertama : Menjadi manusia yang paling
dibenci oleh Allah Ta’ala
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ
مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ
مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh
Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah
seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah
dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zhalim.
(H.R at Tirmidzi).
Kedua : Diterlantarkan Allah dan dosanya tak diampuni.
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu
anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ
لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ
إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ
مُسْتَكْبِرٌ
Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan
mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia)
tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka
disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, penguasa yang suka berdusta dan fakir
miskin yang takabur.” (H.R Imam Muslim).
Ketiga : Dimasukkan ke neraka dan
surga diharamkan baginya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
أَيُّمَا
رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ
Siapapun pemimpin yang menipu
rakyatnya,
maka tempatnya di neraka. (H.R Imam Ahmad)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَنِ
اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ
عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ
لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
Barangsiapa yang diangkat oleh Allah
untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah
haramkan baginya surga. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dalam lafaz yang lain disebutkan : ”Ialu ia
mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah
haramkan surga baginya”
Oleh karena itu jika seorang hamba diberi
amanah untuk memimpin suatu kaum dalam skala kecil apalagi dalam skala besar
maka takutlah kepada Allah Ta’ala. Janganlah dia pernah berlaku zhalim terhadap
yang dipimpinnya karena akan mendatangkan murka dan ancaman Allah.
Wallahu A’lam. (1.264)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar