Rabu, 11 April 2018

ANCAMAN ALLAH TERHADAP PEMIMPIN YANG ZHALIM


ANCAMAN ALLAH TERHADAP PEMIMPIN ZHALIM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna kezhaliman
Secara bahasa zhalim bermakna bengis, tidak menaruh kasihan, kejam dan tidak adil. Ada pula yang mengatakan bahwa zhalim bermakna meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. 

Imam al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau mengambil  hak milik orang lain dan melampaui batas.

Imam al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Sesungguhnya kezhaliman adalah sifat tercela yang muncul dari kegelapan hati. Seandainya hati seseorang bersinar niscaya dia akan mengambil pelajaran (untuk tidak berlaku  zhalim).

Larangan berbuat zhalim.
Tulisan ini akan mengungkapkan  sedikit tentang bahaya melakukan kezhaliman terhadap sesam apalagi jika dilakukan oleh seorang pemimpin terhadap kaum yang dipimpinnya . 

Ketahuilah bahwa Allah mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya dan mengharamkan pula kepada manusia untuk berbuat zhalim.

Dari Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau meriwayatkan dari Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman : 

 يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً،

 Wahai sekalian hamba-Ku, Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim)

Pemimpin yang zhalim mendapat ancaman dan adzab yang berat.
 
Siapapun yang Allah beri kedudukan sebagai pemimpin tentulah dia harus menjaga amanah ini. Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah memberi ancaman bagi pemimpin yang zhalim. Oleh karena itu bertakwalah kepada Allah dan janganlah dia sekali kali berlaku zhalim terhadap orang orang yang dipimpinnya.

Ketahuilah bahwa pemimpin yang zhalim akan mendapat ancaman dan hukuman yang berat dari  Allah Ta’ala, diantaranya adalah : 

Pertama : Menjadi manusia yang paling dibenci oleh Allah Ta’ala
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam  bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zhalim. (H.R at Tirmidzi).

Kedua : Diterlantarkan Allah  dan dosanya tak diampuni.
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Dimasukkan ke neraka dan surga diharamkan baginya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ

Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka. (H.R Imam Ahmad)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Dalam lafaz yang lain disebutkan : ”Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya”

Oleh karena itu jika seorang hamba diberi amanah untuk memimpin suatu kaum dalam skala kecil apalagi dalam skala besar maka takutlah kepada Allah Ta’ala. Janganlah dia pernah berlaku zhalim terhadap yang dipimpinnya karena akan mendatangkan murka dan ancaman Allah. 

Wallahu A’lam. (1.264) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar