KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM MENCEGAH KEMUNGKARAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sehari hari kita menyaksikan keburukan dan
kemungkaran yang dilakukan manusia di sekitar kita. Ketika dinasehati, sering
tak diterima. Sebagai contoh, kalau seseorang yang suka minum khamer lalu
dinasehati lalu dengan enteng merek berkata :
(1) Urus saja dirimu sendiri. Tak usah repot
mengurus perkara orang lain. (2) Saya beli khamer tak pernah minta uangnya sama
antum. (3) Kalau habis minum, yang teler
saya, bukan antum. (4) Kalau minum khamer berdosa maka dosanya saya yang
menanggung. Tak akan dibagi sama antum.
Sungguh ini
adalah satu kesombongan yang hebat dan dibenci oleh Allah Ta’ala.
Disebutkan dalam hadits disebutkan :
إن أبغض الكلام
إلى الله أن يقول الرجل
للرجل : اتق الله ، فيقول
عليك نفسك .
Sesungguhnya ucapan yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang ketika dikatakan kepadanya. : Bertaqwalah kamu kepada Allah. Ia menjawab, urusi saja dirimu sendiri..(H.R an Nasai dalam amalul yaum walailah. Hadits ini walaupun mauquf, namun (bisa) dihukumi marfu’).
Ketahuilah bahwa adzab Allah tidak hanya
menimpa orang yang zhalim saja. Allah Ta’ala berfirman :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ
خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat
keras siksaan-Nya. (Q.S al Anfal 25)
Al-Baghawi juga menukil Ibnu Abbas yang berkata : Allah Ta’ala
telah memerintahkan orang-orang Mukmin untuk tidak membiarkan kemungkaran di
hadapan mereka. Jika tidak, Allah akan meratakan azab atas mereka, menimpa orang zalim maupun yang tidak.
Rasulullah Salallahu alaihi wasallam bersabda :
«إِنَّ اللهَ لاَ
يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ
ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ
فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ»
Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa
masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum
melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi
mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan
menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (HR Ahmad dan
ath-Thabrani).
Oleh karena itu maka setiap muslim haruslah
berusaha mencegah kemungkaran yang dia lihat. Kalau tidak, maka ketika adzab
datang akibat perbuatan mungkar itu, bisa jadi dia juga terkena akibatnya.
Kenapa ?, karena dia tak mengingkari kemungkaran itu semampunya.
Namun demikian, sikap seorang muslim terhadap
maksiat telah dibatasi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesuai
kemampuan dan keadaannya, yaitu sebagaimana sabda beliau :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
Barangsiapa di antara kalian yang melihat
suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak
mampu maka dengan lisannya, maka jika ia tidak mampu dengan hatinya dan itulah
selemah-lemah iman. (H.R Imam Muslim).
Jadi, hendaklah kita semua sebagai muslim, kita
diam saja, tak berusaha mengingkarinya sedikitpun, walaupun sekedar merasa membenci dengan kemungkaran itu dalam hati.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.267)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar