BELAJAR ILMU BUKAN SEKEDAR MENCARI RIDHA
MANUSIA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Islam agama yang mulia, sangat menganjurkan
bahkan mewajibkan umatnya untuk belajar ilmu syar’i dan juga ilmu ilmu lainnya
yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Rasulullah bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ
Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim.
(H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).
Namun demikian
wajib diketahui oleh para penuntut ilmu bahwa belajar ilmu BUKANLAH SEKEDAR mencari ridha manusia. Agar dikatakan seorang
‘alim, agar popular, dikenal luas di seluruh negeri, dihargai, bahkan dihormati ditengah masyarakatnya. Sungguh tujuan
utama belajar ilmu adalah mencari ridha Allah Ta’ala.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda :
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ
يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa
menuntut ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya wajah Allah ‘azza wa jalla,
tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan
dunia maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. (H.R Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah,
lihat Shahih at Targhib)
Jadi orang yang
berakal (sehat) seharusnya sangat bersemangat untuk mencari ridha Allah dengan
ilmunya meskipun terkadang membuat
manusia tidak ridha. Sebaliknya orang yang tercela dalam mencari ilmu
berupaya menggapai ridha manusia dengan
meskipun mendatangkan murka Allah Ta’ala.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya :
وَلَوْ
شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajatnya) dengan ayat ayat itu tetapi dia cederung kepada dunia
dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. (Q.S al A’raf 176).
Allah Ta’ala berfirman :
مَن كَانَ يُرِيدُ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا
وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ
لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا
وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya pasti Kami berikan (balasan)
atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia
tidak akan dirugikan. Itulah orang orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di
akhirat kecuali neraka. Dan sia sialah di sana apa yang telah mereka usahakan
(di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Huud 15-16).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah
mengingatkan tentang kerugian besar bagi orang orang yang melakukan perbuatan baik, termasuk belajar
ilmu, tetapi ditujukan untuk kesenangan dunia dan m perhiasan dunia. Mereka akan menjadi orang yang pertama kali akan diadili dan
dilemparkan ke dalam neraka. Na’udzubillah min dzaalik.
Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah, dia
berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama kali yang akan diputuskan (pengadilannya)
pada hari Kiamat adalah seorang laki laki yang mati syahid. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya
kepadanya dan dia mengakuinya.
Allah
bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia
menjawab : Aku berperang untuk-Mu sehingga aku mati syahid. Allah berkata :
Engkau dusta. Tetapi engkau berperang agar dikatakan seorang pemberani dan
dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut ,
kemudiaan dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.
Dan seorang laki laki yang mempelajari ilmu dan
mengajarkannya. Dia membaca al Qur an. Dia didatangkan, Allah menyebutkan
nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.
Allah
bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia
menjawab : Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al Qur an
untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar
dikatakan seorang yang ‘alim, engkau membaca al Qur an agar dikatakan seorang
qaari dan dahulu (di dunia) telah
dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di
atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.
Dan seorang
laki laki yang Allah luaskan rizkinya dan Allah juga memberikan berbagai macam
harta benda. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan
dia mengakuinya.
Allah
bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia
menjawab : Aku tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau menyukai infaq
padanya kecuali aku berinfaq padanya untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta.
Tetapi engkau melakukannya agar dikatakan dermawan dan dahulu (di dunia) telah
dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di
atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka. (H.R
Imam Muslim).
Oleh karena itu seorang hamba akan senantiasa menjaga
niatnya dalam mencari dan mengamalkan ilmunya YAITU UNTUK MENCARI RIDHA ALLAH
DAN BUKAN SEKEDAR MENCARI RIDHA MANUSIA.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.268)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar