PERBUATAN MAKSIAT MEMADAMKAN ILMU
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dalam Kitab ad Daa’ wad Dawa’, Imam
Ibnul Qayim menyebutkan lebih dari 50 akibat buruk yang akan menimpa manusia
jika melakukan maksiat. Beliau mengatakan : Ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan
maksiat adalah pemadam cahaya tersebut.
(Kitab ad Daa’ wa ad Dawaa’).
Sebagian orang di zaman sekarang mengeluh karena lupa dengan ilmunya
ataupun hafalannya. Misalnya jika ia menghafal ayat al Qur an. Dia mulai
menghafal ayat pertama dari satu surat, lalu ayat kedua, ketiga dan keempat.
Setelah empat ayat ini dihafal lalu dilanjutkan dengan ayat kelima. Setelah
ayat kelima hafal ternyata ayat pertama atau kedua yang tadi sudah dihafal jadi
lupa. Begitu juga dengan hafalan hadits dan ilmu ilmu lainnya yang telah
pelajari bahkan kita hafal.
Jadi kemaksiatan yang dilakukan
oleh seseorang akan menghambat masuknya ilmu kedalam dirinya. Bahkan sedikit
atau banyak ilmu yang telah ada pada dirinya bisa hilang karena lupa. Begitulah
dahsyatnya keburukan maksiat.
Untuk keadaan ini haruslah ada
introspeksi atau muhasabah terhadap diri sendiri. Ketahuilah bahwa ilmu agama itu adalah cahaya
yang membutuhkan beberapa syarat dan cara untuk bisa masuk kehati seorang hamba
terutama dalam menghafalkannya. Diantaranya adalah :
Pertama : Niat yang ikhlas, sungguh niat yang ikhlas karena Allah
semata, adalah kunci utama yang harus dipasang pada saat akan melakukan sesuatu
kebaikan. Oleh karena itu jagalah niat ini, baik sebelum beribadah, sedang
beribadah bahkan setelah beribadah termasuk dalam mempelajari dan menghafal
ilmu.
Kedua : Selalu mengingat Allah Ta’ala dalam berbagai keadaan bahkan
mengingat Allah adalah satu tanda orang yang berakal. Allah berfirman : “Alladziina yadzkuruunallaha qiyaaman, wa qu’uudan,
wa ‘alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardh. (Orang
orang yang berakal, yaitu) orang orang yang mengingat Allah pada saat berdiri,
pada saat duduk dan pada saat berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat
menyebabkan kehampaan hati dari
mengingat Allah Ta’ala. (Ad Da' wa ad Dawaa’)
Sungguh kita harus menyadari bahwa bagaimana mungkin ilmu sebagai karunia Allah akan kita peroleh jika kita sedikit
sekali mengingat Allah Ta’ala yang telah memberi ilmu kepada kita.
Ketiga : Berusaha menjauhi dosa sekecil apapun. Ibnu Mas’ud berkata
: Saya menyangka bahwa orang itu lupa ilmunya karena suatu dosa yang
dilakukannya.
Pada saat Imam Malik melihat
kecerdasan Imam asy Syafi’i maka beliau memberi nasehat : Sesungguhnya aku memandang bahwa Allah
telah memasukkan cahaya kedalam hatimu maka janganlah kamu memadamkan cahaya
itu dengan kegelapan maksiat.
Imam asy Syafi’i berkata : Aku
mengadu kepada Waki’ (salah satu guru Imam asy Syafi’i tentang buruknya hafalanku.
Lalu Waki’ menasihatiku agar aku meninggalkan kemaksiatan. Beliau berkata
kepadaku : Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak
akan diberikan kepada orang yang bermaksiat. (Lihat Diwaan asy Syafi’i).
Jadi kemaksiatan yang dilakukan
oleh seseorang akan menghambat masuknya ilmu kedalam dirinya. Bahkan sedikit
atau banyak ilmu yang telah ada pada dirinya pun bisa hilang karena dilupakan.
Begitulah dahsyatnya keburukan maksiat terhadap ilmu. Oleh sebab itu seorang hamba wajiblah berusaha menjauhi dosa dan maksiat sekecil
apapun karena pasti membahayakan dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.160)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar