MAKSIMALKAN
WAKTU UNTUK BERIBADAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Kesempatan atau waktu untuk menjalani hidup di
dunia yang dianugerahkan Allah kepada orang beriman adalah kenikmatan. Dengan
adanya nikmat waktu maka orang beriman bisa beribadah melakukan amal shalih
kepada Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa dengan adanya iman yang melahirkan amal shalih maka Allah Ta’ala telah berjanji
akan menempatkan kita di surga sebagaimana firman-Nya :
Pertama : “Wa
basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tejrii
min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang
yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga
yang mengalir dibawahnya sungai sungai.
(Q.S al Baqarah 25)
Kedua : “Yaquuluuna
salaamun ‘alaikum udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun”. Mereka (para
malaikat) berkata : Salaamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang
telah kamu amalkan. (Q.S an Nahal 32)
Sungguh tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah
untuk menghamba dan beribadah kepada Allah. Untuk itu maka Allah memberi
berbagai sarana termasuk waktu berupa
umur. Allah berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa li
ya’buduun” Aku tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56).
Sungguh
merugilah orang orang yang yang menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tak
bermanfaat bagi akhiratnya. Terkadang
memang ada sebagian saudara saudara kita yang melupakan nikmat waktu atau
kesempatan untuk melakukan amal shalih atau beribadah. Sebagian mereka
menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia sia bahkan bisa jadi
pula sebagian waktunya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah Ta’ala.
Na’udzubillah. Itu namanya mereka telah tertipu dengan nikmat waktu.
Dari
Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish
shihatu wal faragh” Dua kenikmatan
yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari).
Ibnu
Baththaal rahimahullah
mengatakan: Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang
longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat
badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha
agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang
telah Allah berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu. (Fathul Bari).
Oleh sebab
itu maka sepantasnya hamba yang berakal
bersegera beramal shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang
menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda menasihati seorang laki-laki : ”Ambillah
kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum
pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu
sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (H.R al Hakim).
Jadi gunakanlah waktu yang dianugerahkan Allah ini untuk satu
tujuan dan kewajiban paling utama yaitu
selalu beribadah dan menjaga ketaatan kepada-Nya. Ibnu Mas’ud, seorang sahabat berkata : Tidak ada yang pernah aku
sesali selain keadaan yang ketika matahari tenggelam (berakhir satu hari, pen.)
ajalku berkurang namun amalanku tidak bertambah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.154)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar