DERAJAT SURGA PALING RENDAH SEBELAS KALI DUNIA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sebagai seorang muslim, cita cita
tertinggi kita adalah bisa kembali ke surga karena surga adalah tempat yang
penuh kenikmatan. Negeri asal kita adalah surga karena nenek moyang kita memang
berasal dari sana.
Bahkan Allah Ta’ala menyeru kita
untuk kembali ke surga dan memberi petunjuk. Allah berfirman : Wallahu yad’u ilaa daaris salaami wa yahdii
man yasyaa’u ilaa shiraatin mustaqiiim” . Dan Allah menyeru (manusia) ke
Daarussalaam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke
jalan yang lurus (Islam) Q.S Yunus 25.
Untuk kembali ke surga kita disuruh
berbekal. Allah berfirman : Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladzina
aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha,
innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang beriman.
Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18)
Lalu bekal kita apa ?. Bekal kita adalah iman yang membuahkan amal
shalih. Imam saja tak cukup dan amal shalih saja juga kurang. Tentang hal
ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya :
Pertama : Allah Ta’ala berfirman : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum
jannatin tejrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang orang yang beriman dan
beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir
dibawahnya sungai sungai. (Q.S al
Baqarah 25)
Kedua : “Sesungguhnya
orang orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih mereka akan mendapat surga surga yang penuh kenikmatan. Mereka
kekal di dalamnya. Sebagai janji Allah yang benar. Dan Dia Mahaperkasa,
Mahabijaksana. (Q.S Lukman 8-9)
Ketahuilah bahwa surga itu
bertingkat tingkat. Orang orang beriman
akan menempati tingkat surga sesuai dengan nilai amal dan kemuliaannya. Surga
tertinggi adalah surga Firdaus. Ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah kepada
Ummu Haritsah : “Wahai Ummu
Haritsah, sesungguhnya disana terdapat
banyak surga dan sungguh anakmu telah mendapat Firdaus (surga) yang paling
tinggi”. (H.R Imam Bukhari).
Para sahabat berkata : Ya Rasulullah, tidakkah
engkau beritakan (tentang surga) kepada orang-orang ?. Rasulullah
Shalallahu alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya
di dalam surga ada seratus tingkatan
yang disediakan Allah. Jarak antara dua tingkatan seperti antara langit dan
bumi. Maka apabila kamu memohon kepada
Allah maka mohonlah (surga) Firdaus kepada-Nya, karena ia terletak ditengah
surga-surga yang tertinggi”. Saya rasa beliau mengucapkan : Dan
diatas-Nya ada Arsy ar Rahman dan dari situ dipancarkan sungai-sungai surga.
(H.R Imam Bukhari).
Lalu bagaimana pula keadaan surga
yang paling rendah ?. Perkara ini dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Mas’ud
berikut ini :
Rasulullah bersabda :“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang
paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga.
Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya
: Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia
membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, wahai
Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh. Allah berfirman
kepadanya : “Pergilah engkau dan masuklah
surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia
masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh. Kemudian ia kembali dan
berkata, wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.
Allah berfirman kepadanya : “Pergilah
engkau dan masuklah ke surga, karena untukmu surga seperti dunia dan sepuluh
kali lipat darinya”.
Orang tersebut berkata, apakah
Engkau memperolok olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja
Diraja ?.
Ibnu Mas’ud berkata, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda : “Itulah penghuni surga yang paling rendah
derajatnya”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Begitulah kenikmatan yang
disediakan Allah Ta’ala bagi orang orang yang memiliki iman dihatinya. Oleh
karena itu maka seorang hamba akan senantiasa menjaga imannya yaitu iman yang melahirkan
amal shalih. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.134)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar