SIAPAKAH YANG TERBEBAS DARI FITNAH KUBUR ?
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Manusia akan selalu didatangi
fitnah atau ujian baik semasa hidupnya di dunia begitu pula setelah meninggal
dunia. Apa itu fitnah ?. Kata
fitan adalah jamak dari kata fitnah. Adapun maknanya adalah ujian atau cobaan
agar dengan hal itu bisa terlihat benarnya iman atau justru ia memiliki sifat
munafiq.
Demikian beratnya fitnah yang akan
menimpa manusia maka Rasulullah mengajarkan umatnya untuk berdoa dan sangat
dianjurkan untuk dibaca setelah tasyahud akhir sebelum salam. Lafazh doa itu adalah
mohon perlindungan kepada Allah Ta’ala
dari empat hal diantaranya adalah
berlindung dari fitnah hidup dan fitnah mati.
Hadits tentang doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu
Hurairah, yakni : “Allahumma inni
a’udzubika min ‘adzabi jahannam wamin ‘adzabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid
dajjal”. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka
Jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan
dan fitnah setelah mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal.
Tentang fitnah mati, ketahuilah
bahwa setelah seorang hamba meninggal dunia dan dikubur maka akan didatangi oleh fitnah di alam kubur. Dia akan
ditanya tentang tiga hal yaitu sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Diriwayat oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah
dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu
malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga
pertanyaan, yaitu : (1) “Man Rabbuka ?”…Siapakah Rabbmu ? (2) “Wa maa diinuka?”
… dan apakah agamamu ? (3) “Wa maa
hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus
di antara kalian ini ?
Man Rabbuka atau siapa Rabb-mu. Jawabannya
pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Wa maa diinuka?” (apakah
agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii
bu’itsa fiikum ?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?).
Jawabannya adalah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Saat masih hidup di dunia,
pertanyaan ini mungkin begitu mudah untuk dijawab. Kalau lupa jawabannya
barangkali bisa melihat catatan di
smartphone misalnya. Tapi mampukah kita menjawab pertanyaan yang
kelihatan mudah itu tanpa membawa bekal iman dan takwa ?.
Namun demikian, ketahuilah bahwa
Allah Ta’ala dengan kasih sayang-Nya, membebaskan orang orang yang terpilih dan
orang orang yang dikehendakinya, dari fitnah berupa pertanyaan di alam
kubur.
Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin berkata : (Ada) beberapa golongan manusia yang tidak mengalami fitnah
kubur :
Pertama : Para Nabi. Mereka terbebas dari fitnah kubur yaitu tidak
ditanya di dalam kubur. Hal ini karena dua sebab :
(1) Karena pada Nabi itu lebih utama
dibanding para syuhada, padahal Nabi telah mengabarkan bahwa para syuhada akan
terbebas dari fitnah kubur.
(2) Karena para Nabilah yang justru
akan menjadi pertanyaan. Ditanyakan kepada orang yang mati : Siapa Nabimu ?.
Jadi para Nabi akan menjadi bahan untuk pertanyaan dan bukan yang ditanya.
Kedua : Ash Shiddiiquun. Mereka tidak akan ditanya didalam kubur
karena kedudukan pada shiddiqiin lebih tinggi dari pada para syuhada. Jika para
syuhada tidak ditanya maka siddiiquun lebih utama untuk tidak ditanya. Dan juga
karena seorang shiddiiq berdasarkan sifatnya sebagai seorang yang dipercaya
lagi jujur maka ke jujurannya pun satu hal yang telah dimaklumi sehingga tidak
perlu diuji.
Akan tetapi ada sebagian ulama
berpendapat bahwa mereka akan ditanya berdasarkan keumuman dalil dalil yang
ada. Wallahu A’lam.
Ketiga : Para syuhada yang terbunuh di jalan Allah. Mereka tidak
ditanya karena jelasnya kebenaran iman mereka yang dicerminkan oleh jihad
mereka. Dalam hadits disebutkan : Kafa
bibaaraqatis suyuufi ‘ala ra’sihi fitnah”. Cukuplah kilatan pedang diatas
kepalanya sebagai fitnah kubur. (H.R an Nasa’i dishahihkan oleh Syaikh al
Albani.
Keempat : Orang orang yang menjaga perbatasan diwaktu perang. Mereka
juga terbebas dari fitnah kubur. Ini sebagaimana dijelaskan dalam shahih
Muslim. Rasulullah bersabda : “Menjaga
perbatasan sehari semalam itu lebih baik dari berpuasa dan shalat malam selama
sebulan penuh. Jika dia meninggal, amalnya akan mengalir terus dan selalu
dikaruniai rizki serta aman dari fitnah kubur. (H.R Imam Muslim).
Kelima : Anak anak kecil dan orang gila. Ada perbedaan pendapat di
kalangan ulama dalam masalah ditanya atau tidaknya mereka ini di dalam kubur.
Sebagian berpendapat bahwa mereka tetap akan ditanya berdasarkan keumuman
dalil.
Sebagian lagi berpendapat bahwa
mereka terbebas dari fitnah kubur karena mereka bukan mukallaf yaitu orang yang
dibebani untuk menjalankan syariat. Jika mereka bukan mukallaf maka mereka
tidak dihisab. (Pelajaran Dari Kitab Aqidah Wasithiyah).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua.Wallahu A’lam. (606).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar