HARTA DAN ANAK ADALAH FITNAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Makna fitnah.
Kata fitan adalah jamak dari kata fitnah. Adapun maknanya
adalah ujian atau cobaan agar dengan hal itu bisa terlihat benarnya iman atau
justru ia memiliki sifat munafiq.
Allah berfirman : “Dan
diantara manusia ada yang berkata : Kami beriman kepada Allah, maka apabila ia
disakiti (karena ia beriman kepada
Allah) ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab. (Q.S al Ankabut 10).
Kenapa ada fitnah bagi manusia.
Ketahuilah bahwa paling
tidak ada tiga tujuan diberikannya fitnah atau ujian yang diberikan Allah
Ta’ala kepada hamba hamba-Nya, yaitu :
Pertama : Untuk diketahui apakah seseorang itu benar
benar beriman.
Allah berfirman : “Ahasiban
naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa yuftanuun”. Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan
hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabuut 2).
Syaikh as Sa’di dalam menafsirkan ayat ini, antara lain
menjelaskan bahwa : Dia (Allah) akan menguji mereka dengan kesenangan dan
kesengsaraan hidup, kesulitan dan kemudahan, hal hal yang membuat semangat dan
yang membenci, kekayaan dan kefakiran, dengan penguasaan musuh musuh terhadap
mereka pada saat tertentu serta berbagai cobaan lainnya. Sesungguhnya, kata beliau,
ujian dan cobaan bagi jiwa tak obahnya seperti alat tempa besi yang memisahkan
karat dan besi.
Kedua : Untuk diketahui siapa yang paling baik amalnya.
Allah berfirman : “Alladzii
khalaqal mauta wal hayaata li yabluwakum aiyukum ahsanu ‘amalaa. Wa huwal
‘aziizul ghafuur”. (Allah) yang
menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Mahaperkasa dan Maha Pengampun (Q.S al Mulk 2).
Syaikh as Sa’di menjelaskan bahwa yang paling baik amalnya
adalah siapa yang paling ikhlas dan paling benar dalam beramal.
Ketiga : Untuk menghapus sebagian dosa.
Ini adalah berita gembira untuk seorang hamba yang sedang
mendapat ujian dan mereka menerima dengan sabar. Rasulullah bersabda :
“Tidaklah seorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan,
kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan
sebagian dari kesalahan kesalahannya” (H.R Imam Bukhari dari Abu Hurairah).
Harta dan anak sebagai
fitnah.
Pada umumnya manusia akan merasa senang jika memiliki
keturunan dan harta apalagi kalau harta itu ada dalam jumlah yang lebih dari
cukup. Ketahuilah bahwa manusia yang hidup di dunia ini semua akan didatangi
fitnah.
Salah satu diantara fitnah yang banyak dan akan ditemui oleh
seorang hamba adalah fitnah harta dan anak. Sungguh Allah Ta’ala telah
mengingatkan bahwa harta dan anak adalah fitnah atau ujian bagi manusia yaitu
sebagaimana firman-Nya : “Innamaa
amwaalukum wa aulaadukum fitnah, wallahu ‘indahuuajrun ‘azhiim”.
Sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan disisi
Allah-lah pahala yang besar. (Q.S at Taghaabun 15).
Tentang ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata : Artinya harta
dan anak itu akan menjadi bahan ujian dan cobaan dari Allah Ta’ala bagi
makhluk-Nya agar Dia mengetahui siapakah hamba hamba-Nya yang taat dan siapa
yang durhaka kepada-Nya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan, seorang Ulama Besar Saudi
berkata : Jadi harta dan anak keturunan
adalah fitnah. Barangsiapa yang lebih
mendahulukan kecintaan kepada harta, anak, pada negeri, kaum keluarga,
perniagaan dan kecintaan pada tempat tinggal daripada kecintaan kepada Allah
dan Rasul-Nya, maka tunggulah akibat yang mengenaskan.
Allah berfirman : :
“Katakanlah : Jika bapak bapakmu, anak anakmu, saudara sadaramu, istri istrimu,
keluargamu, harta keakayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu
khawatirkan kerugiannya dan rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang orang fasik. (Q.S at Taubah 24).
Syaikh lebih lanjut mengatakan : (1) Janganlah kita dahulukan
kecintaan kepada mereka diatas kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. (2)
Janganlah kita dahulukan ketaatan kepada mereka diatas ketaatan kepada Allah
dan Rasul-Nya. (3) Berhati hatilah !. Jangan sampai karena mereka kita menjadi
tersibukkan (sehingga meninggalkan) hal hal yang bisa mendekatkan kita kepada
Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman : “Wahai
orang orang yang beriman !. Sesungguhnya di antara istri istrimu dan anak
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati hatilah kamu terhadap mereka.
Dan jika kamu memaafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka) maka sungguh
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S at Taghaabun 14)
Firman-Nya : “maka
berhati hatilah kamu terhadap mereka” bukanlah berarti engkau memusuhi, menjauhi dan memboikot mereka. Tapi maknanya
adalah : (1) Kita harus berhati hati terhadap fitnah atau ujian mereka. (2) Berhati
hati agar jangan sampai kita memihak mereka jika terjadi pertentangan antara
kecintaan kepada mereka dengan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. (3) Kita
harus memprioritaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya diatas kecintaan
terhadap harta dan anak. Ketika itulah
Allah Ta’ala akan memperbaiki harta kalian dan juga memperbaiki anak anak
kalian. (Demikian nasehat Syaikh al Fauzan).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam
(600)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar