BERILAH NASEHAT DENGAN LEMAH LEMBUT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Syari’at Islam mengajarkan umatnya untuk melazimkan sikap
lemah lembut dalam kehidupannya. Rasulullah bersabda : “Innallaha yuhibbu rifqa fii amri kullih” Sesungguhnya Allah
mencintai lemah lembut di segala perkara (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Sikap lemah lembut menjadi semakin penting diantaranya adalah
dalam memberi nasehat agar nasehat menjadi
lebih bermanfaat. Ketahuilah
bahwa dalam memberi nasehat kita bermaksud menarik hati manusia untuk melakukan
kebaikan. Dan tidaklah kita bisa menarik hati manusia dengan cara yang kasar
bahkan dengan harta sekalipun kecuali
dengan lemah lembut.
Allah subhanahu wa Ta’ala menyuruh Rasulullah berlemah lembut
terhadap para sahabat. Allah berfirman : “Fabimaa rahmatin minallahi linta
lahum, walau kunta fazhzhan ghalizhal qalbi lanfadhdhuu min haulika”. Maka
dengan rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka (para
sahabat) menjauhkan diri dari sekitarmu. (Q.S Ali Imran 159).
Dari ayat ini kita bisa mengambil
pemahaman bahwa orang orang yang berada disekitar Rasulullah adalah para
sahabat yang imannya begitu kokoh, ibadahnya paling utama, akhlaknya terpuji
dan muamalahnya sangat baik. Meskipun demikian Rasulullah tetap berlemah lembut
dalam bergaul dengan mereka. Bahkan di ayat ini pula Allah mengingatkan kalau
sekiranya Rasulullah bersikap keras dan berhati kasar maka para sahabat akan
menjauh dari Raulullah.
Selain itu, kita juga mengetahui bahwa manusia yang paling
durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Diantara kedurhakannya adalah memusuhi
Nabi Musa, membunuh semua bayi laki laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai
tuhan dengan berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling
tinggi.
Karena sudah melampaui batas maka Allah mengutus Nabi Musa
dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah berfirman : “Idzhaba
ila fir’auna innahu thagha. Faqula lahu qaulan laiyina, la’allahum yatadzakkaru
au yakhsya” Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi
peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah
kepadanya dengan lemah lembut. Mudah-mudah dia sadar (atas
kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk mengambil
pelajaran berharga dari ayat yang mulia
ini. Terhadap manusia yang paling
durhaka seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun dan diperintahkan untuk berbicara dengan lemah lembut.
Apalagi kepada saudara saudara kita yang dengannya kita
bergaul, bermuamalah dan kadang kadang
perlu saling menasehati maka tentulah mereka lebih pantas untuk mendapatkan
kelemah lembutan dari kita.
Insya Allah, tidak ada saudara saudara atau teman kita saat
ini yang lebih buruk dari Fir’aun dan kitapun tidak ada yang lebih mulia dari
Nabi Musa. Oleh karena itu sekali lagi mari kita jaga kelemah lembutan kita
dalam bergaul dan saling nasehat menasehati. Ingatlah bahwa jika kita
berlaku kasar terhadap saudara kita itu berarti dia dianggap sebagai manusia
yang lebih buruk dari Fir’aun dan kita merasa lebih baik dari Nabi Musa dan Harun.
Oleh karena itu mari kita jaga kelemah lembutan dalam bergaul
dan saling nasehat menasehati dengan saudara saudara kita agar hubungan
persaudaraan kita semakin kokoh dan bermanfaat.
Insya Allah
bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (593)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar