EMPAT PETUNJUK AGAR TIDAK MERUGI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh dalam al Qur an diturunkan Allah Ta’ala dengan sangat
lengkap dan sempurna yaitu sebagai
petunjuk bagi manusia untuk keselamatannya di dunia dan di akhirat.
Allah berfirman : : “Syahru ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur-aan hudal linnaasi wa
baiyinaatin minal hudaa wal furqaan”. (Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)”. (Q.S al Baqarah 185).
Pada surat al Baqarah
ayat 2, Allah Ta’ala menyebutkan secara khusus bahwa al Qur an, tidak ada
keraguan di dalamnya, adalah petunjuk
bagi orang orang bertakwa. Allah berfirman : “Dzaalikal kitabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin”.Kitab (al
Qur-an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Petunjuk dari al Qur an sungguh sangatlah banyak dan jelas
bagi orang orang yang mau mempelajari
dan mengikutinya. Diantara empat petunjuk yang akan menjauhkan manusia
dari kerugian adalah sebagaimana tercantum dalam surat al ‘Ashr 1-3 : Wal ‘ashr. Innal insaana lafii khusrin.
Illal ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati wa tawaa shaubil haqqi wa tawaa
shaubish shabri”. Demi masa. Sungguh manusia berada
dalam kerugian. Kecuali orang orang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati
untuk kesabaran. (Q.S al ‘Ashr 1-3)
Kerugian yang dimaksud adalah mencakup kerugian di dunia
maupun kerugian di akhirat kelak. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
memberikan beberapa penjelasan tentang ayat ini, yaitu :
Pertama : Beriman dengan keimanan
yang murni dan tidak dicampuri sedikitpun dengan keraguan ataupun kebimbangan
tentang enam rukun iman yang dijelaskan Rasulullah pada saat ditanya oleh
Malaikat Jibril.
Kedua : Beramal shalih yakni melakukan amalan dan
ibadah ibadah yang diperintahkan. Amal shalih ini haruslah dilandasi dengan
ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti sunnah yaitu beribadah dengan cara yang diajarkan oleh
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Ketiga : Saling menasehati agar mentaati kebenaran. Kebenaran yang dimaksud adalah syariat Islam. Setiap
hamba hendaklah saling menasehati. Jika ia melihat ada seseorang yang
melalaikan kewajiban maka ia memberi
nasehat : Wahai saudaraku, laksanakanlah kewajibanmu, jangan engkau lalaikan.
Begitupun jika ada seseorang melakukan suatu perbuatan buruk maka yang lain
memberi nasehat : Wahai saudaraku jauhilah perbuatan yang buruk ini. Dengan
demikian maka orang ini dikecualikan dari kerugian akan bermanfaat bagi dirinya
dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Keempat : Saling menasehati satu sama lain agar tetap bersabar. (1) Bersabar dalam
mentaati perintah Allah. (2) Bersabar
dalam menjauhi larangan Allah dan (3) Bersabar dalam menerima takdir
atau ketetapan Allah Ta’ala.
Beliau menambahkan : Setiap manusia mengetahui bahwa ia
berada dalam kerugian kecuali dengan memiliki empat hal tadi. (Dari Kitab Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh
Utsaimin).
Itulah empat petunjuk yang tidak akan
mendatangkan kerugian bagi yang mengamalkannya. Insya Allah bermanfaat bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (595)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar