ADA HIKMAH DAN KEBAIKAN DIBALIK
MUSIBAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Selama hidup di dunia manusia pastilah akan diuji. Ujian itu
bisa datang terhadap dirinya, keluarganya, hartanya dan yang lainnya. Allah berfirman : “Dan Kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar”. (Q.S al Baqarah 155).
Alllah berfirman : “Ahasibannasu
aiyutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum la yuftanuun”. Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan
hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabuut 2).
Syaikh as Sa’di dalam menafsirkan ayat ini, antara lain
menjelaskan bahwa : Dia (Allah) akan menguji mereka dengan kesenangan dan
kesengsaraan hidup, kesulitan dan kemudahan, hal hal yang membuat semangat dan
yang membenci, kekayaan dan kefakiran, dengan penguasaan musuh musuh terhadap
mereka pada saat tertentu serta berbagai cobaan lainnya. Sesungguhnya, kata
beliau, ujian dan cobaan bagi jiwa tak obahnya seperti alat tempa besi yang
memisahkan karat dan besi. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Ketahuilah bahwa
seorang yang beriman ketika mendapatkan musibah dia bersabar, tidak mengeluh
apalagi berputus asa, maka itu adalah
alamat bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya.
Rasulullah bersabda : “Man
yuridillahu bihi khairan yushib minhu”. Barangsiapa yang Allah kehendaki
kebaikan pada dirinya maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya. (H.R Imam
Bukhari).
Lalu ada yang bertanya : Mengapa orang yang didatangi musibah
ada kebaikan padanya. ?. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menimpakan musibah
kepadanya karena Allah Ta’ala menginginkan untuk menghapus dosanya di dunia
sehingga pada saat meninggal dia sudah bersih dari dosa.
Rasulullah bersabda : “Jika
Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya maka Dia akan menyegerakan siksa
kepadanya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka
Dia akan menahan (menangguhkan) siksaan itu hingga Allah melakukannya pada hari
Kiamat kelak” (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Rasulullah bersabda : “Tidaklah seorang Muslim ditimpa
keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang
menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan kesalahannya”
(H.R Imam Bukhari dari Abu
Hurairah).
Oleh karena itu adalah menjadi kewajiban seorang hamba yang
beriman yang jika pada suatu waktu mendapat musibah maka haruslah dia
bersabar sehingga musibah itu
mendatangkan kebaikan bagi dirinya. Sungguh kesabaran adalah salah satu nikmat
yang besar. Rasulullh bersabda : “Wa maa
a’tiya ahadun syai-an huwa khairun wa ausa’u minash shabri”. Tidaklah
seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari pada kesabaran.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (615)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar