BERSEGERA MEMENUHI PANGGILAN ADZAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Alhamdulillah, kita hidup di negeri Islam, dimana syi’ar
syi’ar Islam, diantaranya suara adzan senantiasa berkumandang dari masjid
masjid pada setiap waktu shalat fardhu. Syukur kita ini haruslah dibuktikan
dengan perbuatan yaitu memenuhi
panggilan adzan dan bersegera menuju ke masjid bagi laki laki untuk shalat
berjamaah.
Juga sangatlah dianjurkan untuk mendatangi masjid lebih awal, sebelum
adzan berkumandang.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan yang bisa diperoleh
seseorang yang membiasakan diri untuk bersegera melangkah ke masjid untuk
shalat berjamaah. Diantaranya adalah :
Pertama : Rasulullah mengingatkan bahwa ada golongan manusia yang akan mendapat naungan
Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Diantaranya
adalah orang orang yang hatinya terpaut dengan masjid. Ketahuilah bahwa satu pertanda seseorang itu hatinya terpaut
dengan masjid adalah seseorang yang selalu ke masjid memenuhi setiap panggilan
adzan.
Rasulullah bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi
Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan –Nya,” Lalu beliau
menyebutkan diantaranya : Seorang yang hatinya terpaut dengan masjid” (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Ibnu Musayyib berkata bahwa selama 50 tahun aku shalat,
tidaklah adzan berkumandang, aku sudah berada di masjid. Selama itu pula
aku tidak pernah melihat punggung
manusia ketika shalat. (karena selalu di shaf pertama, pen.)
Kedua : Seseorang yang berada di masjid menunggu shalat maka akan dicatat
sebagai sedang shalat. Rasulullah bersabda : “Senantiasa salah satu dari kalian
di (catat) dalam shalat selagi shalat itu mencegah dirinya sehingga tidak ada
yang mencegahnya pulang ke keluarganya kecuali shalat itu.” (H.R Imam Muslim).
Inilah salah satu karunia yang besar dari Allah bagi hamba
hambanya yang senantiasa menyegerakan berangkat ke masjid untuk shalat
berjamaah.
Ketiga : Meskipun boleh boleh saja, tapi tidaklah dianjurkan untuk mendatangi
masjid pada saat iqamah telah dikumandangkan. Berusahalah
untuk datang lebih awal. Bersegeralah. Seseorang yang bersegera ke
masjid sangat besar kemungkinannya dapat shaf pertama. Sungguh Rasulullah telah
mengingatkan kita semua bahwa shaf yang paling utama bagi seorang laki laki yang
shalat berjamaah adalah shaf pertama. Bukan shaf yang sesudahnya. Rasulullah
telah menjelaskan hal ini dalam banyak hadits, diantaranya adalah :
1. Rasulullah bersabda : “Walau ya’lamuuna maa fii
shaffil muqaddami lastahamuu” Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan
yang ada pada shaf pertama tentulah mereka akan berlomba untuk mendapatkannya
(H.R Imam Bukhari).
2.
Rasulullah bersabda : “Innallaha wa malaikatahu
yushalluuna ‘ala shaffal awwal” Sungguh Allah dan para MalaikatNya
bershalawat kepada (orang orang) yang berada pada shaf pertama. (H.R. Abu Dawud
dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam shahih Sunan Abu Dawud).
3. Rasulullah bersabda : “Dari al ‘Irbadh
bin Sariyah : Bahwasanya Rasulullah : Memohon ampun untuk
(orang orang yang berada pada) shaf pertama tiga kali dan pada
shaf kedua satu kali”
Keempat : Didoakan oleh para malaikat. Seseorang yang lebih awal datang ke
masjid memenuhi panggilan untuk shalat, maka selama dia menunggu shalat
malaikat akan berdoa baginya.
Rasulullah bersabda : “Para malaikat mendoakan mereka dengan
doa; Allahumaghfir lahu, allahum arhamhu” Ya Allah ampunilah dia, ya Allah rahmatilah
dia.
Doa ini terus diucapkan malaikat selama orang tersebut tidak
keluar dari tempat shalatnya dan tidak batal wudhu’nya” (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Kita lihat sehari hari, seseorang yang didoakan oleh
saudaranya atau ustadznya merasa sangat senang. Kalau didoakan oleh
malaikat malaikat tentu akan merasa lebih senang lagi. Karena
malaikat adalah makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan selalu
memuji dan mensucikannya-Nya. Insya Allah doanya selalu diijabah oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kekuatan untuk selalu
bersegera memenuhi panggilan adzan dan melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Wallahu a’lam. (171)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar