KEBAIKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN PULA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Seorang hamba yang selalu menyibukkan diri dengan amalan
amalan shalih dalam perjalanan hidupnya maka insya Allah dia akan akan menutup
hidupnya dalam kebaikan dan keselamatan yaitu husnul khatimah. Sungguh kebaikan
adalah awal dari kebaikan. Begitupun sebaliknya.
Sungguh Allah telah berfirman : “Hal jazaa-ul ihsaani
illal ihsaan. Tidak ada balasan kecuali kebaikan (pula) Q.S ar Rahman ayat 60.
Itulah sebabnya orang orang shalih dari dahulu hinga sekarang
tidak pernah lalai sedikitpun dari berbagai kegiatan ibadah dan amal kebaikan.
Mereka melakukan ibadah wajib secara sungguh sungguh dan menambahnya dengan
ibadah ibadah sunat dengan sunguh sungguh pula. Untuk itu mereka belajar ilmu dan berusaha mengajarkan
ilmu agar menjadi manusia dengan predikat terbaik. Terbaik dalam menjalani
hidupnya dan terbaik pula pada masa akhir hidupnya.
Ada satu kisah yang bisa menjadi ibrah atau pelajaran bagi
kita yaitu bagaimana seorang ulama terdahulu menjalani hidupnya dengan ilmu dan
amal shalih. Ternyata akhirnya dia mendapatkan manfaat dari ilmu dan ibadahnya bahkan
sampai saat sakaratul maut.
Khatib al Baghdadi menulis dalam Kitabnya Tarikh Baghdad
bahwa Muhammad bin Muslim bin Warah berkata : Saya dan Abu Hatim ar Razi datang
kepada Abu Zur’ah yang sedang menghadapi sakaratul maut.
Saya berkata kepada Abu Hatim ar Razi : Mari kita talqin beliau dengan ucapan Laa
ilaaha ilallah.
Abu Hatim menjawab : Saya malu untuk mentalqin Abu Zur’ah.
(Abu Zur’ah adalah seorang ulama besar, banyak mempelajari, menghafal dan mengajarkan hadits dan ahli ibadah, pen.) Tapi mari kita
membaca hadits tentang kalimat talqin itu. Barangkali jika beliau mendengar
maka beliau bisa menjawab.
Muhammad bin Muslim berkata
dengan memulai menyebut sanad hadits tersebut : Menceritakan kepada kami
Abu Ashim an Nabil, menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja’far, lalu saya
tidak bisa meneruskan saya lupa hadits tersebut seolah olah saya belum pernah
mendengar atau membaca hadits tersebut.
Abu Hatim ar Razi juga mulai membacakan sanad hadits yang
dimaksud : Menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar , menceritakan kepada
kami Ashim an Nabil dari Abdul Hamid bin Ja’far. Tapi ternyata Abu Hatim tidak
bisa meneruskannya karena lupa sanad hadits tersebut. Seolah olah dia belum
pernah mendengar atau membacanya.
Tanpa diduga Abu Zur’ah yang dalam keadaan sakaratul maut
membuka matanya dan berkata : Menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar,
menceritakan kepada kami Abu Ashim an Nabil, menceritakan kepada kami Abdul
Hamid bin Ja’far dari Shalih bin Abi ‘Arib dari Katsir bin Murrah dari Mu’adz
bin Jabbal Radhiallahu ‘Anhu berkata dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
: “Man kaana aakhiru kalamihi Laa ilaha illallahu dakhalal jannah” Barang
siapa yang akhir ucapannya di dunia Laa ilaha illallahu
maka dia akan masuk surga.
Setelah menyampaikan hadits tersebut secara lengkap, berikut
sanadnya sampai kepada Rasulullah, beliau Abu Zur’ah wafat.
Jadi seorang yang semasa hidupnya menyibukkan diri dengan
amalan amalan yang baik, maka insya
Allah umurnya akan ditutup dalam amal dan keadaan yang baik pula. Abu Zur’ah
adalah salah seorang yang semasa hidupnya menyibukkan diri dengan hadits maka
Allah jadikan itu sebagai akhir hidupnya. Insya Allah husnul khatimah.
Mari kita pikirkan bersama, jalan hidup mana yang akan kita tempuh. Insya
Allah kita akan memilih jalan hidup yang lurus, yaitu dibawah naungan Iman,
Islam, Ilmu dan amal shalih. Semoga dengan itu semua, Allah akan memberikan
husnul khaatimah atau akhir yang baik dari kehidupan kita.
Semoga bermanfaat. Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar