TAUHID PERINTAH PERTAMA DALAM AL QUR AN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Al Qur an adalah Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad Salallahu alaihi wa Sallam melalui malaikat Jibril dengan lafadz dan
makna dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman : “Wa innahuu
latanziilu rabbil ‘alamiin. Nazzala bihir ruuhul amiin.” Dan sungguh al Qur
an) ini benar benar diturunkan oleh Rabb seluruh alam. Yang dibawa turun oleh
ar Ruuh al Amiin (Malaikat Jibril) Q.S asy Syu’araa 192-193)
Sungguh al Qur an adalah sumber pertama dan paling utama dari
ajaran Islam sebagai petunjuk dan
pedoman bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Petunjuk petunjuk itu diantaranya adalah berupa perintah dan larangan.
Kalau kita membuka mushaf al Qur an kita akan mendapati bahwa
perintah pertama dalam al Qur an adalah perintah untuk mentauhidkan Allah yaitu
perintah beribadah hanya kepada-Nya saja. Ini disebutkan dalam surat al Baqarah
ayat 21 : “Ya aiyuhannaasu’ budu rabbakumul ladzi khalaqakum walladziina min
qablikum la’allakum tattaquun” Wahai (sekalian) manusia beribadahlah
(menyembahlah) kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dan orang orang
sebelum kamu agar kamu (menjadi manusia) bertakwa.
Perintah ini juga menunjukkan bahwa agama (Islam) yang dibawa
oleh Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa Sallam adalah ditujukan untuk seluruh
manusia tanpa kecuali, yaitu dengan mentaati perintah perintah-Nya, menjauhi
larangan larangan-Nya dan mempercayai semua yang dikabarkan-Nya.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa wajib bagi manusia untuk
beribadah kepada Allah saja karena Dia telah menciptakan seluruh manusia. Allah
berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wan insa illa liya’buduun” Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku
(Q.S adz Dzaariat 56).
Ketahuilah bahwa beribadah kepada Allah adalah dengan taat
secara mutlak. Bahkan ketaatan ini bukan saja mutlak tapi harus disertai rasa
cinta, pengagungan, rasa takut dan
berharap kepada-Nya. Implementasinya yang paling utama adalah mengikuti
syari’at Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa Sallam secara ikhlas untuk mencari
ridha-Nya.
Ujung ayat ini menyebutkan la’allakum tattaquun, yang
bermakna agar kamu bertakwa. Inilah tujuan seorang hamba beribadah kepada
Allah.
Imam Ibnu Rajab al Hambali (wafat tahun 795 H), dalam
Kitabnya Jami’ul ‘Uluum menyebutkan
bahwa : Makna pokok dari kata takwa adalah seorang hamba membuat
perlindungan dari apa yang dia takutkan dan dia waspadai. Jadi makna ketakwaan
hamba kepada Rabbnya adalah dia membuat perlindungan yang akan melindunginya
dari apa yang dia takutkan dan dia waspadai dari Rabbnya seperti kemarahan dan
siksanya dengan cara mentaati-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.
La‘allakum tattaqun juga menunjukkan makna bahwa ibadah yang
dilakukan seorang hamba akan kembali kepadanya diantaranya adalah dengan
beribadah maka dia akan menjadi orang yang bertakwa. Jadi manfaatnya adalah
untuk dirinya sendiri, bukan untuk Allah
dan juga tidak untuk orang lain. Allah berfirman : “Man ‘amila shaalihan fa
linafsihii, wa man asaa-a fa ‘alaihaa, wa maa rabbuka bi zhalaamil
lil’abiid” Barangsiapa mengerjakan
amal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa berbuat
keburukan maka (dosanya) atas dirinya sendiri, dan sekali kali tidaklah Rabbmu
menzhalimi hamba hamba-Nya. (Q.S Fussilat 46).
Wallahu a’lam. (163)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar