MENGOBATI PENYAKIT SUKA BERGUNJING
Oleh Azwir B. Chaniago
Salah satu penyakit hati yang wajib dihindari oleh seorang
hamba adalah penyakit ghibah yaitu bergunjing, membicarakan aib orang lain.
Sungguh Allah memberikan perumpamaan yang sangat buruk terhadap perbuatan
ghibah yaitu semisal orang yang memakan daging saudaranya yang telah mati.
Allah berfirman : “Walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan,
ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma akhiihi maitan fa karihtumuuh,wat
taqullaha innallaha tauwaabur rahiim”
Dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain, apakah ada
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu
merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahapenerima
taubat dan Mahapenyayang. (Q.S al Hujuraat 12).
Syaikh Utsaimin berkata : Ini adalah sebagai bentuk
penghinaan Allah kepada manusia yang melakukan ghibah, supaya tidak ada
seorangpun yang melakukannya.
Berkenaan dengan ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Didalam
ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah karena ghibah
tergolong kepada dosa besar. Allah menyamakan ghibah dengan memakan daging
bangkai, yang mana memakan bangkai adalah termasuk dosa besar.
Lalu bagaimana cara menghindari atau mengobatinya. Sebagaimana
yang dipahami bahwa orang yang menderita penyakit fisik biasanya segera
berobat. Bahkan ada yang berobat kemana mana sampai ke luar negeri meskipun harus mengeluarkan biaya yang banyak.
Seorang yang memiliki penyakit ghibah tentu lebih utama lagi untuk segera
mengobati penyakitnya.
Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin
antara lain menjelaskan bahwa upaya yang
paling utama untuk menghindari dan mengobati suatu penyakit adalah dengan memotong dan menjauhkan diri dari
penyebabnya. Selanjutnya beliau memberi
beberapa nasihat untuk menghindari atau mengobati penyakit ghibah, diantaranya
:
Pertama : Menyadarkan dan mengingatkan diri dengan sungguh sungguh untuk
menjauhi ghibah. Seorang hamba, jika ingin terhindar dari penyakit ini, maka dia
harus betul betul paham dan menyadari bahwa perbuatan ghibah itu akan
mendatangkan murka Allah, pada hal kita setiap saat sangat mengharapkan ridha
Allah.
Kedua : Bahwa orang yang berbuat ghibah
berarti dia telah menzhalimi saudaranya.
Dia telah membuka aib saudaranya. Ini akan membahayakan keadaannya di
dunia dan di akhirat kelak karena pahalanya bisa berpindah kepada orang lain
yang pernah dizhaliminya di dunia diataranya adalah karena ghibah. Jika
pahalanya sudah habis atau tidak ada maka dosa dosa orang yang dighibah akan
dipindahkan kepadanya. Ini adalah seperti yang dimaksud dalam hadits tentang
orang yang muflis atau orang bangkrut di akhirat kelak.
Ketiga : Jika terlintas keinginan atau godaan untuk melakukan ghibah, maka :
1. Hendaklah dia segera melakukan muhasabah atau
introspeksi diri dengan melihat aibnya sendiri lalu berusaha memperbaiki diri.
2. Mestinya dia malu mengungkapkan aib orang lain melalui
ghibah sementara dirinya masih penuh dengan berbagai aib dan keburukan.
3. Jika dia merasa tidak punya aib atau keburukan, maka
yang lebih baik baginya adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya. Dia
tidak perlu mengotori dirinya dengan perbuatan yang bernama ghibah ini.
4. Jika seseorang tidak ridha kalau dirinya dighibah
mastinya dia juga tidak akan mau mengghibah orang lain.
Itulah diantara beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
menghindari dan mengobati penyakit ghibah yang mungkin ada pada diri seorang
hamba.
Wallahu a’lam. (154)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar