NABI TIDAK MEWARISKAN HARTA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Pada suatu kali Abu
Hurairah keluar dari masjid. Dia melihat banyak orang sedang sibuk dengan urusan
dagangannya. Lalu Abu Hurairah berkata kepada mereka : Wahai saudaraku kenapa
engkau masih sibuk saja dengan urusan daganganmu. Kenapa engkau tidak pergi ke
masjid. Saat ini masjid sedang dibagi
bagikan warisan Rasulullah yang sangat banyak. Tidakkah engkau ingin
mendapatkannya.
Orang orang yang mendengar sangat tertarik dan ingin
mendapatkan warisan dari Nabi. Lalu mereka ramai ramai bersegera pergi masjid.
Tidak lama kemudian mereka keluar lagi. Dengan perasaan kecewa mereka berkata
kepada Abu Hurairah : Wahai Abu Hurairah, sungguh kami sudah ke masjid tapi
kami tidak melihat orang membagikan warisan Rasulullah.
Lalu apa yang kalian
lihat kata Abu Hurairah. Mereka berkata : Kami cuma melihat orang orang duduk
berhalaqah halaqah sedang mengkaji al Qur an dan Hadits Nabi.
Abu Hurairah berkata : Sungguh bodoh kalian ini, ketahuilah
bahwa Rasulullah tidak mewariskan dinar dan dirham. Warisan dari Rasulullah
adalah al Qur an dan Sunnahnya. Kenapa kalian tidak ikut mengambilnya. Sungguh mengkaji al Qur an dan Hadits Nabi jauh lebih berharga dari harta manapun yang
kalian kumpulkan.
Rasulullah bersabda : “Wa
innal ‘ulamaa-a waratsatul anbiyaa-a, wa innal anibiyaa-a lam yuwarritsuu
dinaaran walaa dirhaman, warratsatul ‘ilma, faman akhadzahu akhadza bihazhzhan
waafirin”. Dan sungguh para ulama adalah ahli waris para nabi, para nabi
tidak meninggalkan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Siapa saja yang
mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang banyak. (H.R Imam at
Tirmidzi dan Imam Abu Dawud).
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam. (164)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar